Parapuan.co - Baru-baru ini, jagat media sosial dihebohkan dengan penemuan tujuh janin yang membusuk di sebuah kamar kos di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Perempuan penghuni kamar kos ternyata sudah menyimpan janinnya di boks plastik serta dibungkus kardus dan dilakban selama sepuluh tahun.
Diberitakan pelaku melakukan aborsi dengan meminum ramuan penggugur dan dibantu oleh kekasihnya.
Terlepas dari tindakan aborsi yang dilakukan sendiri selama tujuh kali, penting untuk dipahami bahwa praktek ini memiliki ancaman kesehatan tertentu.
Secara medis, aborsi dapat dilakukan karena kondisi tertentu seperti keguguran, kesehatan ibu yang terancam akibat kehamilan, atau kehamilan karena pemerkosaan.
Aborsi umumnya dilakukan pada usia kehamilan di bawah 24 minggu dengan pemberian obat-obatan atau tindakan operasi secara resmi.
Setelah aborsi, perempuan biasanya akan mengalami gejala nyeri atau kram perut, lemas, mual, dan perdarahan.
Pada kondisi tertentu, aborsi dapat memicu masalah kesehatan serius dalam waktu beberapa hari hingga sekitar 4 minggu setelahnya.
Melansir NHS, ada beberapa bahaya atau risiko aborsi bagi kesehatan tubuh perempuan, antara lain:
Baca Juga: Ini 3 Fakta Kasus Pasangan Simpan 7 Janin Bayi dalam Kotak Makan
1 Perdarahan
Perdarahan berat melalui vagina dapat terjadi setelah keguguran, yang akan lebih berisiko lagi jika ada ari-ari yang masih tertinggal di dalam rahim.
Untuk mengatasinya, diperlukan transfusi darah dan tindakan kuret untuk mengangkat sisa jaringan janin tersebut.
2. Infeksi
Infeksi setelah aborsi biasanya ditandai dengan demam, keputihan yang berbau, dan nyeri hebat di area panggul.
Pada kasus infeksi yang berat, sepsis atau respon mematikan dari sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi bisa terjadi setelah aborsi.
3. Kerusakan pada rahim dan vagina
Jika janin digugurkan secara paksa tanpa prosedur medis resmi, aborsi dapat menyebabkan kerusakan pada rahim dan vagina.
Kerusakan pada organ tersebut dapat berupa lubang atau luka berat pada dinding rahim, leher rahim, dan vagina.
Baca Juga: Pendarahan hingga Kehilangan Gairah! Ini yang Terjadi Pasca Melahirkan
4. Gangguan psikologis
Selain masalah fisik, gangguan psikologis juga dapat dirasakan oleh perempuan yang melakukan aborsi.
Perasaan bersalah, malu, stres, cemas, hingga depresi dapat dialami setelah menjalani aborsi.
Bahaya terjadinya komplikasi akan lebih besar apabila aborsi dilakukan secara ilegal dan fasilitas kesehatan yang tidak memadai.
5. Masalah kesuburan
Setelah aborsi, masalah kesuburan tetap ada jika perempuan mengalami perdarahan parah, infeksi berat pada rahim, atau kerusakan dinding rahim.
Selain memicu masalah kesuburan, aborsi juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik dan persalinan prematur di kehamilan berikutnya.
Nah, itulah beragam bahaya aborsi bagi kesehatan perempuan yang perlu diwaspadai ya, Kawan Puan.
(*)
Baca Juga: 6 Mitos Kesuburan yang Sering Disalahpahami, Pakar Ungkap Faktanya!