Mengenal Gentle Parenting dan Pola Asuh Anak Lainnya, Apa Bedanya?

Ericha Fernanda - Selasa, 3 Mei 2022
Beda gentle parenting dan pola asuh lainnya
Beda gentle parenting dan pola asuh lainnya SolStock/Getty Images

Parapuan.co - Setiap orang tua menerapkan pola asuh yang berbeda sesuai dengan kepribadian dan tumbuh kembang anak.

Namun, ada pula pola asuh yang mengarah pada toxic parenting atau pengasuhan yang merugikan anak.

Oleh sebab itu, penting bagi orang tua masa kini memutus rantai toxic parenting agar tidak melukai batin anak.

Pasalnya, luka batin atau inner child yang tumbuh dari pola asuh toksik, akan abadi dan teringat sampai anak dewasa.

Untuk itu, Halimah, seorang praktisi gentle parenting dan konten kreator Tiktok @dailyjour, menjelaskan gentle parenting sebagai salah satu pola asuh terbaik.

Sebelum masuk ke gentle parenting, Halimah menjelaskan tipe-tipe pola asuh umum berdasarkan ilmu psikologi.

1. Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter menempatkan orang tua sebagai pemegang remot kontrol yang mengendalikan anak secara dominan.

"Authoritarian parenting itu remot kontrolnya ada di orang tua, mereka bebas mengarahkan. Tapi, anaknya jadi robot," ujar Halimah pada Podcast Cerita Parapuan Edisi 1 April 2022.

Baca Juga: Ingin Putuskan Rantai Toxic Parenting, Ini Perjalanan Halimah Dailyjour

2. Pola Asuh Otoritatif

Pola asuh otoritatif adalah pengasuhan yang mendukung, responsif terhadap anak, tetapi tetap memberi batasan tegas.

"Authoritative parenting itu orang tua punya remot dan anak juga punya remot. Keduanya memiliki batasan kapan harus memakai remot tersebut," jelas Halimah.

3. Pola Asuh Tidak Terlibat

Pola asuh tidak terlibat berarti orang tua yang tidak bertanggung jawab dan mengabaikan tumbuh kembang anaknya.

"Neglectful parenting atau pola asuh tidak terlibat itu remotnya diberikan ke anak," imbuhnya.

4. Pola Asuh Toksik

Pola asuh toksik sangat merugikan anak, di mana pengasuhan dipenuhi dengan kekerasan fisik, verbal, mau pun emosional.

"Abusive atau toxic parenting remotnya dihancurkan. Jadi, anak dan orang tua tidak punya kontrol," kata Halimah.

Baca Juga: Pengaruhi Jangka Panjang, Begini Dampak Toxic Parenting pada Anak

Lantas, apa itu gentle parenting?

"Gentle parenting merupakan turunan dari authoritative parenting. Artinya, orang tua mengasuh anak sambil 'mengasuh' diri sendiri," ujar Halimah.

Mengutip Mindbodygreen, gentle parenting adalah tren pola asuh yang berakar pada membangun hubungan yang kuat antara orang tua dan anak.

Orang tua memberikan pengasuhan yang terbuka terkait berbicara tentang perasaan, harapan, keinginan, kebutuhan, pengaturan diri, dan disiplin yang wajar.

Sebenarnya gentle parenting adalah variasi lain dari pola asuh otoritatif, yang bertujuan memberikan otonomi atau pilihan pada anak.

Dalam gentle parenting, orang tua berusaha membesarkan anak dengan kepekaan dan kehangatan untuk mengukur harapan dan batasan yang masuk akal.

Fokus hubungan orang tua dan anak tersebut menjadi kunci untuk membantu anak-anak mengembangkan pemahaman diri lebih baik.

Harapannya, anak menjadi lebih peka terhadap emosi dan perilakunya. Serta, belajar mengendalikan emosi sejak dini.

Nah, itulah perbedaan antara gentle parenting dan pola asuh anak lainnya ya, Kawan Puan.

Baca Juga: Gentle Parenting, Pola Asuh yang Utamakan Ikatan Orang Tua dan Anak

(*)

Sumber: Podcast Cerita Parapuan,Mindbodygreen
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati