Curhat Atlet Peraih Medali Emas Sutjiati Narendra, Batal ke SEA Games Akibat Pendanaan

Alessandra Langit - Rabu, 20 April 2022
Sutjiati Narendra, atlet senam ritmik Lampung yang batal ke SEA Games
Sutjiati Narendra, atlet senam ritmik Lampung yang batal ke SEA Games Instagram/sutji.ritma

Parapuan.co - Atlet senam ritmik asal Lampung, Sutjiati Kelanaritma Narendra, mengumumkan kebatalannya berangkat ke SEA Games Vietnam.

Perempuan berusia 18 tahun ini juga mencurahkan isi hatinya dan menyoroti kurangnya dukungan untuk atlet di daerah.

Curahan hati tersebut ia tuangkan dalam surat terbuka yang diunggah di akun Instagram pribadinya, @sutji.ritma.

Diketahui, Sujti adalah atlet muda yang berhasil meraih dua emas dan satu perak di PON XX Papua lalu.

Sayangnya, bonus kemenangannya dari pemerintah daerah setempat tak kunjung turun juga, padahal uang tersebut akan digunakan Sujti untuk ke kejuaraan berikutnya.

Sujti menyoroti nasib banyak atlet di Indonesia yang serupa dengannya, harus bergantung pada bonus dari pemerintah yang lama turunnya.

"Cerita saya adalah salah satu contoh dari banyak atlet di Indonesia yang bernasib sama," cerita Sutji kepada Kompas.com

"Bagaimana persiapan menit terakhir akan sangat mempengaruhi kinerja dan karir kami," imbuhnya.

Berdasarkan ceritanya, Sutji ini adalah gadis blasteran Indonesia - Amerika yang memilih untuk meninggalkan Timnas Junior Amerika untuk membela Tanah Air.

Baca Juga: PBSI Umumkan Nama Atlet Bulu Tangkis untuk SEA Games Mei 2022, Ada Apriyani Rahayu

Sutji mengatakan bahwa sejak lama mimpinya adalah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.

Namun, pasca kemenangannya di PON XX Papua, mimpi Sutji untuk berlaga di SEA Games Vietnam harus dikubur dalam-dalam.

Dalam ceritanya, Sutji mengatakan bahwa pemerintah pusat membatalkan keberangkatannya ke SEA Games Vietnam padahal sudah dijanjikan.

"Ketika saya meraih dua emas dan satu perak di PON XX Papua tahun lalu saya diberitahu bahwa saya akan didukung untuk mempersiapkan pertandingan di ajang Olimpiade," kata Sutji.

Tentu saja, janji dari pemerintah tersebut membuat Sutji semangat dan terus diingat dalam benaknya.

Sayangnya, kegembiraan pasca PON XX Papua lama-lama memudar, hanya menyisakan kekecewaan bagi Sutji.

Prestasi Sutji tidak lagi diperhatikan oleh pemerintah daerah dan olahraga bukan menjadi prioritas, termasuk dalam pembiayaannya.

"Pelatih saya dan saya bahkan disuruh mencari sponsor untuk kami sendiri," kata Sutji.

Diketahui, biaya yang diperlukan oleh Sutji dan timnya untuk dapat melaju ke kompetisi internasional mencapai Rp100 juta.

Baca Juga: Kisah Verawaty Fajrin, Legenda Bulu Tangkis dengan Segudang Prestasi

Awalnya Sutji berencana untuk menggunakan biaya pribadi dengan mengandalkan bonus dari PON XX Papua.

"Harus ikut beberapa pertandingan di luar SEA Games ini, mau pakai bonus tahun kemarin rencananya," cerita Sujti.

Pemerintah daerah menjanjikan bonus tersebut akan dikirimkan ke rekening Sutji pada April 2022 ini, namun hingga kini belum ada uang yang masuk.

Sutji percaya bahwa atlet Indonesia dapat berkesempatan untuk bersaing di laga internasional, melawan atlet global dalam laga berkualitas.

Namun seringkali, para atlet tertahan dengan masalah pendanaan dari pemerintah yang tidak memenuhi harapan.

Perempuan muda ini menyoroti nasib atlet-atlet senior Indonesia yang geraknya terbatas dan berakhir hanya dikenang nama tanpa ada pendanaan dari pemerintah.

"Kita memiliki banyak atlet di Indonesia yang telah menjadi korban dari sistem yang tidak maksimal ini," kata Sutji.

"Jika kita ingin mencetak atlet elite sekelas internasional, program jangka panjang harus menjadi prioritas," tutup Suci.

Rekonstruksi besar-besaran dalam sistem organisasi olahraga di Indonesia adalah solusi terbaik yang ditawarkan oleh Sutji.

Baca Juga: Terpaksa Mundur dari All England 2022, Apriyani Rahayu Cedera Usai Menang Set Pertama

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara