6 Mitos Kesuburan yang Sering Disalahpahami, Pakar Ungkap Faktanya!

Ericha Fernanda - Minggu, 17 April 2022
Mitos tentang kesuburan
Mitos tentang kesuburan SvetaZi

Parapuan.co - Kesuburan adalah topik umum terkait kesehatan reproduksi dan seksual pada perempuan dan laki-laki.

Untuk perempuan, hal yang kerap dicari tahu dari topik kesuburan ialah tentang kehamilan, siklus menstruasi tidak teratur, hubungan seksual, hingga keguguran.

Agar kamu tidak salah paham, para pakar meluruskan mitos yang salah seputar kesuburan, seperti melansir Well & Good. Yuk, cari tahu!

1. Mitos: Siklus tidak teratur adalah tanda infertilitas

"Banyak perempuan khawatir mereka tidak subur jika mengalami menstruasi yang tidak teratur," ujar Bat-Sheva Lerner Maslow, MD, seorang ahli endokrinologi reproduksi di Extend Fertility, AS.

Ia melanjutkan, gangguan tidur, rutinitas olahraga, dan tingkat stres juga dapat mengubah keseimbangan hormon yang mengatur siklus menstruasi.

Jadi, siklus yang tidak teratur tidak secara otomatis menunjukkan ketidaksuburan, melainkan perlu pemeriksaan apakah ada kondisi medis terkait.

2. Mitos: Cara terbaik untuk hamil adalah berhubungan seks setiap hari

Menurut Brian Levine, MD, ahli kesuburan di CCRM-New York, kamu tidak perlu berhubungan seks setiap hari untuk hamil.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: 5 Cara Menjaga Kesuburan

"Jendela subur (ovulasi) kira-kira 14 hari setelah dimulainya siklus menstruasi, jadi dua hari sebelum dan dua haru setelah ovulasi yang harus dicoba," kara dr Brian.

Tak hanya itu, ia melanjutkan, di luar jendela ovulasi itu, seks kemungkinan besar tidak akan mengarah pada kehamilan.

3. Mitos: Tidak mungkin hamil setelah usia 40 tahun

Meski kesuburan perempuan menurun secara alami setelah usia 35 tahun, tetapi bukan berarti usia setelahnya tidak mungkin hamil.

Dr Brian merujuk pada American Society for Reproductive Medicine, batas usia maksimal yang direkomendasikan untuk hamil adalah 55 tahun.

Hal ini berarti para perempuan yang merencanakan kehamilan di atas 40 tahun masih memungkinkan.

4. Mitos: Keguguran terjadi secara turun-temurun

Hanya karena ibu atau saudara perempuanmu mengalami keguguran, bukan berarti kamu juga mengalaminya di kemudian hari.

"Penyebab genetik keguguran hanya terdiri dari lima persen faktor yang berkontribusi," kata Mark Trolice, MD, ahli kesubutan di Fertility Care, AS.

Baca Juga: Jangan Langsung Percaya, Ini 3 Mitos Keguguran yang Perlu Diluruskan

Namun, kata dr Mark, jika kamu atau orang tuamu adalah pembawa kelainan kromosom, hal ini akan meningkatkan risiko keguguran.

5. Mitos: Semua pendarahan selama trimester pertama berarti keguguran

Menurut dr Mark, pendarahan pada trimester pertama umum terjadi pada 15-25 persen perempuan hamil.

"Meski pendarahan kerap mengkhawatirkan, hal itu tidak selalu dikaitkan dengan keguguran," kata Dr Mark.

Namun, tetap penting untuk segera periksa ke dokter kandungan guna melihat apakah pendarahan berkaitan dengan kondisi medis tertentu.

 

6. Mitos: Sperma selalu prima sepanjang masa

Usia perempuan banyak dibicarakan dalam hal kesuburan, tetapi dr Brian mengatakan usia pria juga berpengaruh pada kesuburan.

"Seiring bertambahnya usia pria, parameter sperma dapat memburuk. Oleh karena itu, sperma yang lebih tua dapat dikaitkan dengan infertilitas," jelas dr Mark.

Baca Juga: Catat! 7Jenis Makanan yang Mampu Meningkatkan Kesehatan dan Jumlah Sperma

Dr Mark menambahkan bahwa pria yang berusia di atas 39 tahun telah menunjukkan peningkatan angka keguguran, cacat lahir, infertilitas, autisme, dan skizofrenia.

Nah, itulah berbagai mitos seputar kesuburan yang diluruskan oleh para pakar kesuburan, ya, Kawan Puan. (*)

Sumber: Well & Good
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda

Mengenal Savant Syndrome, Kondisi Luar Biasa di Sinopsis Drakor Good Doctor