Srikandi untuk Negeri, Ratnawati Sutedjo, Berdayakan Penyandang Disabilitas Lewat Precious One

Tim Parapuan - Sabtu, 10 Juni 2023
Ratnawati Sutedjo, founder Precious One.
Ratnawati Sutedjo, founder Precious One. Dok. Instagram @tsa_p1

Parapuan.co - Pada akhir bulan Maret lalu, talk show Kick Andy kembali memberikan penghargaan kepada para sosok inspiratif melalui Kick Andy Heroes 2022.

Dari 21 orang yang masuk ke dalam daftar nominasi, hanya tujuh orang saja yang terpilih menjadi Kick Andy Heroes 2022, salah satunya adalah seorang srikandi untuk negeri, Ratnawati Sutedjo (48).

Ratnawati Sutedjo merupakan seorang sociopreneur di balik lahirnya Precious One, sebuah yayasan pemberdayaan penyandang disabilitas yang telah berdiri sejak tahun 2004 silam.

Pada mulanya, perempuan yang akrab disapa Ratna itu tak pernah berpikir dirinya akan terjun ke dunia disabilitas.

Namun, semua berawal dari nazar yang diikrarkannya pada tahun 2001 ketika Ratna menghadapi titik terendah dalam hidupnya, di mana ia harus istirahat total di rumah selama dua bulan lantaran terinfeksi virus hepatitis A.

Dalam sebuah kesempatan wawancara virtual bersama PARAPUAN, Ratna menceritakan bagaimana ketidakberdayaannya saat itu justru menjadi titik balik untuk membuka diri dengan para penyandang disabilitas.

“Dulu enggak pernah terpikir tentang teman-teman disabilitas. Tapi saat sakit itu akhirnya saya memikirkan, ‘bagaimana dengan mereka, ya? Saya yang punya anggota tubuh lengkap saja harus istirahat’. Saat itu saya merasa hidup saya enggak berguna,” cerita Ratna yang juga menyandang predikit Perempuan Inspiratif NOVA, Jumat (8/4/2022).

“Di situlah akhirnya saya bernazar dengan Tuhan bahwa saya mau mencoba membantu kehidupan mereka,” lanjutnya.

Dari situ, akhirnya ketika kondisinya sudah membaik dan pulih total, Ratna mulai mempelajari bahasa isyarat dan memulai perjalanannya dengan seorang teman tunarungu.

Baca Juga: Nicky Clara, Disability Womenpreneur yang Sukses Berdayakan Penyandang Disabilitas

“Saya pemulihan dulu dan setelah pulih saya balik kerja. Dan saat itulah saya tercetus untuk mewujudkan apa yang menjadi nazar saya. Dengan Tuhan saya harus berani melangkah, jadi saya jalani dan dimulai dengan belajar bahasa isyarat dulu,” ujarnya.

Tergerak memberdayakan penyandang disabilitas

Jika pada awalnya ia hanya berniat untuk membuka diri dengan para penyandang disabilitas, pada tahun 2004 Ratnawati Sutedjo kemudian tergerak untuk bertindak dan mengambil langkah baru.

Curahan hati yang dilontarkan oleh penyandang disabilitas yang bergaul dengannya, di mana mereka bercerita bahwa mereka tidak bisa bekerja karena kekurangannya, membuat Ratna tergerak untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi mereka.

“Akhirnya karena itu saya menyadari, ‘saya enggak bisa cuma jadi teman, nih. Mereka juga butuh pekerjaan’,” pikir Ratna saat itu.

Hal itulah yang akhirnya menjadi latar belakang berdirinya Precious One, wadah untuk membantu penyandang disabilitas untuk dapat hidup mandiri lewat kerajinan tangan yang dihasilkannya.

Nama Precious One sendiri dipilih oleh Ratna karena ia percaya bahwa setiap pribadi, apapun kondisinya, merupakan sosok yang berharga.

“Saya percaya Allah itu menciptakan manusia dengan kondisi apapun itu berharga. Makanya dititipi di tengah keluarga. Jadi kita kasih nama Precious One,” ungkap perempuan kelahiran Semarang, 9 Februari 1974 itu.

Baca Juga: Kerap Alami Stigma Karena Disabilitas, Nicky Clara: Keterbatasan Hanyalah Mindset

Tantangan dalam membangun Precious One

Dalam 18 tahun perjalanannya bersama Precious One, tentunya Ratna kerap dihadapi oleh berbagai tantangan, salah satunya karena kondisi penyandang disabilitas yang bermacam-macam.

“Kami menyadari juga bahwa kami tidak bisa menjawab semua kesulitan dari teman-teman disabilitas. Dan memang enggak mudah, karena macam-macam kondisi teman disabilitas,” pungkas Ratna.

Perempuan yang merupakan alumnus jurusan Akuntansi di Universitas Kristen Krida Wacana itu juga mengatakan bahwa ia tidak bisa menjadi jawaban untuk semua penyandang disabilitas.

Lebih dari itu, pola pikir teman-teman penyandang disabilitas juga menjadi tantangan lain yang dihadapinya.

“Banyak sekali penyandang disabilitas yang punya mental untuk dikasihani dan harus dibantu. Cara pikir seperti itu yang ketika saya bertemu mereka, mereka susah untuk bisa maju dan bangkit. Jadi kesulitannya adalah bagaimana mengubah mindset teman-teman disabilitas,” katanya.

Selain tantangan dari dalam, Precious One juga sering mengalami tantangan dari luar, yakni dari masyarakat sekitar yang pada saat itu masih memiliki pikiran negatif mengenai penyandang disabilitas.

Namun Ratna bersyukur, sebab saat ini dengan adanya media sosial, masyarakat sudah lebih memahami kondisi penyandang disabilitas dan menghilangkan pikiran buruk tentang mereka.

“Perubahan-perubahan yang terjadi, dampak-dampak yang mereka rasakan itulah yang membuat kami tetap bertahan,” ujar Ratna.

Baca Juga: Cara Nicky Clara Hadapi Tantangan dalam Hidup dengan Memahami Diri Sendiri

Perempuan yang pernah bekerja sebagai sekretaris itu kemudian berharap, agar para penyandang disabilitas di luar sana dapat mengembangkan dan memaksimalkan potensi yang dimilikinya.

Ratnawati Sutedjo percaya, di samping keterbatasan atau kekurangan yang mereka miliki, Tuhan pasti memberikan kemampuan yang bisa mereka kembangnya.

“Saya percaya, Tuhan itu pasti memberikan kemampuan untuk teman-teman disabilitas. Dan ketika mereka tekun, mereka tidak menyerah, saya percaya itu semua akan mendatangkan hasil yang baik untuk hidup mereka,” tutupnya.

Kawan Puan, itulah kisah di balik lahirnya Precious One yang telah berhasil memberdayakan ratusan penyandang disabilitas dan memberikan dampak positif terhadap ribuan orang lainnya lewat berbagai program yang dijalankannya.

Inspiratif sekali, ya, sosok Ratnawati Sutedjo!

(*)