Ia pun menegaskan bahwa tak hanya pemain, kru yang bertugas dan lingkungan syuting Bridgerton Season 2 harus menerima dan menerapkan keberagaman.
"Kami memastikan bahwa kru dan orang-orang di belakang layar bersifat multikultur sebagaimana orang-orang yang penonton lihat di depan kamera," tegas Shonda.
"Kami memastikan bahwa usia mereka beragam, kami ingin memastikan bahwa pemeran, kru, dan penulis kami mewakili dunia nyata," lanjutnya.
Bagi Shonda Rhimes keberagaman dapat menghasilkan penceritaan yang lebih baik dan autentik.
Selain itu, kompleksitas manusia yang ada dalam serial ini dapat tercerminkan dari keberagaman tersebut.
"Saya rasa ini menghasilkan penceritaan yang lebih baik, penceritaan yang lebih autentik, dan penceritaan yang lebih kompleks," ungkapnya.
Shonda mendengarkan keinginan penonton untuk memiliki representasi latar belakang mereka di sebuah serial ternama.
Sebagai kreator, hal itu memungkinkannya untuk menciptakan cerita yang kaya perspektif, termasuk perspektif perempuan.
"Penonton menginginkan orang-orang yang memiliki sudut pandang terhadap dunia yang berbeda," kata Shonda.
"Tak ada yang salah dengan sudut pandang laki-laki, tetapi ada banyak hal yang bisa dikatakan tentang perspektif perempuan," tutupnya.
(*)
Baca Juga: Jelang Rilis, Penulis Bocorkan Drama Cinta Terlarang di Bridgerton Season 2
