Miris, Psikolog Sebut Mom Shaming Justru Rentan Terjadi di Lingkungan Keluarga

Anna Maria Anggita - Senin, 7 Maret 2022
mom shaming lebih sering terjadi di lingkungan keluarga
mom shaming lebih sering terjadi di lingkungan keluarga nicoletaionescu

Parapuan.co - Mom shaming merupakan suatu tindakan merendahkan, mencela, atau menghakimi seorang ibu tentang keputusan mereka untuk melahirkan normal atau sesar hingga pola mengasuh anak.

Tak hanya itu saja, mom shaming juga termasuk dengan tindakan mencela mengenai perubahan fisik seorang ibu.

Sayangnya mom shaming ini kerap kali dialami oleh perempuan di saat mereka menjadi ibu, dan mungkin berdampak pada mental.

Dalam acara "Hansaplast Hadirkan Inovasi Plester Bekas Luka," pada Jumat, 4 Maret 2022 psikolog Grace Eugenia Sameve, M.A, M.Psi turut buka suara.

Menurutnya mom shaming kerap terjadi karena adanya perbedaan pandangan terhadap cara asuh yang dianggap benar.

"Meskipun kerap terjadi secara online, di forum diskusi parenting contohnya, sebenarnya mom shaming lebih rentan terjadi di lingkungan keluarga dan kerabat sendiri, interaksi umumnya lebih intens dan tak terhindari," jelas Grace.

Grace mengungkap mom shaming tidak selalu hadir dalam bentuk komentar yang tidak menyenangkan.

"Namun seringkali juga dari pertanyaan yang tidak sengaja telah menghakimi pilihan seorang ibu seperti mengapa tidak bisa bersalin secara alami?," tambah Grace.

Padahal selaku psikolog, ia mengungkap bahwa seorang ibu baru itu sebenarnya sedang membutuhkan banyak dukungan dari support system.

Baca Juga: 3 Tips Hidup ala Esensialis, Bilang Tidak pada Hal yang Tak Penting Itu Perlu

Pasalnya perempuan yang baru saja menjadi orang itu sedang menjalani fase baru kehidupan. 

Dalam kesempatan yang sama, Conchita Caroline Rajasa seorang Mom Influencer berbagi pengalaman pula mengenai mom shaming.

Ia mengungkap bahwa masih banyak stigma negatif mengenai proses persalinan caesar yang tidak jarang menjadi mom shaming untuk para ibu.

Padahal menurutnya memiliki luka caesar bukanlah sesuatu yang memalukan atau membuat ibu tidak lagi cantik, melainkan sebuah 'suvenir' bukti cinta ibu yang luar biasa untuk bertemu dengan buah hatinya.

"Meskipun aku tidak menyesali luka pasca operasi caesar-ku, bekas luka tetaplah membutuhkan perawatan," ujarnya.

Berdasarkan pengalamannya, perawatan luka operasi caesar itu dapat menyamarkan dan menghaluskan bekas luka.

Operasi caesar tidak mengurangi esensi seorang ibu

Brand Manager Hansaplast Alanna Alia Hannantyas melanjutkan bahwa melahirkan secara operasi caesar tidak akan membuat seorang perempuan kehilangan esensi menjadi seorang ibu.

Baca Juga: 4 Masalah Kesehatan Mental pada Perempuan Usia 20an, Ada Kecemasan Karir

Alana memaparkan memiliki luka caesar merupakan bagian dari pengalaman yang sangat berharga bagi seorang ibu.

"Memilih operasi caesar bukanlah hal yang perlu dihakimi karena ibu punya pertimbangan atas kesehatan sendiri dan juga memikirkan kondisi keluarganya karena justru memikirkan keluarga ini adalah esensi seorang ibu yang sesungguhnya," tutupnya. (*)