Kenapa Osteoporosis Lebih Berisiko Pada Perempuan? Ini Penjelasannya

Anna Maria Anggita - Senin, 7 Maret 2022
Alasan mengapa osteoporosis lebih berisiko pada perempuan
Alasan mengapa osteoporosis lebih berisiko pada perempuan Kriangsak Koopattanakij

Meskipun ada kemungkinan faktor genetik dan lingkungan lain di balik pengeroposan tulang, perubahan kadar estrogen tubuh tetap menjadi faktor utamanya.

Estrogen adalah hormon yang membantu mengatur siklus reproduksi perempuan.

Pada saat yang sama, hormon estrogen ini berperan dalam menjaga tulang tetap kuat dan sehat, baik pada pria maupun perempuan.

Sementara perempuan pramenopause memiliki lebih banyak estrogen daripada laki-laki.

Sayangnya, perempuan juga akan mengalami penurunan dramatis dalam produksi estrogen karena menopause, dan lebih mungkin mengalami pengeroposan tulang dan osteoporosis pada saat itu.

Perempuan berada pada peningkatan risiko osteoporosis terkait dengan kadar estrogen jika mereka:

1. Mengalami menstruasi yang tidak teratur atau jarang, atau mulai mengalami menstruasi lebih lambat dari usia normal.

2. Indung telurnya telah diangkat (pada usia berapa pun).

3. Sedang mengalami menopause, dengan mereka yang mengalami menopause pada usia dini memiliki risiko yang lebih tinggi.

Baca Juga: Kesehatan Reproduksi Perempuan, Ini Cara Menjaga Keseimbangan pH Vagina

Hendaknya dipahami bahwa perempuan kehilangan massa tulang jauh lebih cepat pada tahun-tahun setelah menopause.

Dikarenakan hormon estrogen sangat berpengaruh pada terjadinya osteoporosis, maka penting bagi perempuan untuk misalnya mengonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen.

Fitoestrogen adalah  suatu senyawa dalam tumbuhan yang mirip dengan hormon estrogen dalam tubuh, contohnya didapat dari biji-bijian utuh, legume, hingga sayur dan buah.

(*)

Sumber: Everyday Health
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati