Tentara Perempuan Ukraina Ikut Hadapi Rusia, 10 Persen dari Anggota Angkatan Bersenjata

Alessandra Langit - Kamis, 24 Februari 2022
Peran tentara perempuan Ukraina dalam menghadapi perang Rusia
Peran tentara perempuan Ukraina dalam menghadapi perang Rusia Daniel Stuben / Unsplash

Parapuan.co - Pada Kamis (24/2/2022), pasukan militer Rusia melemparkan serangan senjata ke wilayah Ukraina.

Serangan tersebut menyusul perintah Presiden Rusia Vladimir Putin yang menyatakan perang kepada Ukraina.

Pasukan militer Ukraina pun sudah bersiap, banyak dari mereka yang mulai menjaga di perbatasan negara.

Perang yang terjadi di era modern ini telah membentuk banyak perubahan pada sistem pasukan militer di Ukraina.

Kesetaraan gender di berbagai bidang termasuk keamanan negara pun semakin ditinggikan di berbagai negara, termasuk Ukraina.

Peran pasukan militer perempuan dalam perang melawan Rusia ini semakin terlihat dan disuarakan.

Melansir Csmonitor, anggota perempuan kini memenuhi hampir 10% dari pasukan militer Angkatan Bersenjata Ukraina.

Perempuan melindungi negara bersama pasukan laki-laki dalam medan tempur dan jaminan hak yang sama.

Tentara perempuan telah dilihat setara dengan rekan laki-laki di bawah undang-undang Ukraina yang disetujui pada 2018.

Baca Juga: 8 Orang Ukraina Dinyatakan Tewas Akibat Serangan Rusia, Perempuan Alami Serangan Siber

Sejak 2019, perempuan Ukraina dapat belajar di perguruan tinggi militer untuk mencapai pangkat yang lebih tinggi.

Konflik yang sedang berlangsung di Ukraina telah memaksa sekitar 1,5 juta orang meninggalkan rumah mereka dan melemahkan ekonomi di kota-kota besar.

Hal itu mendorong pasukan perempuan untuk ikut serta melindungi negara mereka dan berjuang demi kebebasan sepenuhnya.

Nadia Babych, seorang tentara perempuan, berjaga di pos pemeriksaan dekat Kota Zolote di Ukraina Timur, wilayah yang rawan konflik dengan Rusia.

Ibu dua anak ini tahu persis apa yang akan dipertaruhkannya jika Rusia melancarkan invasi baru terhadap Ukraina, sebuah skenario yang membuat seluruh dunia gelisah.

"Kami di sini untuk melindungi negara kami, keluarga kami," katanya.

Nadia memandang motivasinya untuk melindungi negara tidak berbeda dengan tentara pria.

"Perempuan memiliki alasan yang sama dengan pria untuk bergabung ke pasukan militer," kata Nadia.

Baca Juga: Imbas Ketegangan di Ukraina, Harga Emas Dunia Naik Kisaran 1.900 Dollar AS

"Kami ingin membebaskan Ukraina," lanjutnya dengan tegas.

Tentara Ukraina memberikan hak kepada perempuan untuk bertarung dalam medan tempur sejak 2016.

Sebelumnya, mereka dapat berpartisipasi sebagai perawat, sekretaris, penjahit, dan juru masak.

Perubahan kebijakan itu terjadi berkat upaya veteran perempuan seperti Olena Bilozerska.

Olena adalah orang penembak jitu yang menjadi sukarelawan di banyak titik panas di Ukraina Timur pada 2014 dan 2016.

"Dalam dua tahun masa perang tersebut, para pejuang di garis depan sangat terkejut ketika mereka melihat seorang pejuang perempuan," kata Olena Bilozerska.

Olena juga tampil di film dokumenter The Invisible Batalyon yang memicu percakapan yang lebih luas tentang peran perempuan dalam militer.

Kini para tentara perempuan rela meninggalkan anak-anak dan rumah mereka demi ikut melindungi negaranya dari serangan Rusia.

Perang antara Rusia dan Ukraina ini merupakan perintah invasi Donbas di Ukraina Timur dan izin operasi militer khusus dari Vladimir Putin.

Hingga kini, serangan Rusia masih terus jatuh di kota-kota besar Ukraina.

Baca Juga: Hadir di Sidang Umum PBB, Aktivis Perempuan Afghanistan Desak Pemimpin Global

(*)

Sumber: ChristianScience Monitor
Penulis:
Editor: Linda Fitria