Heboh Konspirasi Pesawat Chemtrails yang Sebarkan Omicron, Ini Penjelasan BMKG

Alessandra Langit - Minggu, 20 Februari 2022
Heboh isu chemtrails dari pesawat sebarkan Covid-19 varian Omicron
Heboh isu chemtrails dari pesawat sebarkan Covid-19 varian Omicron Emanu

Parapuan.co - Kawan Puan, baru-baru ini, netizen dihebohkan dengan video sebuah pesawat yang mengeluarkan chemtrails atau jejak kimia di langit. 

Dalam video yang tersebar di internet, terdapat narasi bahwa pesawat tersebut diduga menyebarkan Covid-19 varian Omicron.

Narasi tersebut diikuti dengan rangkaian penjelasan mengenai gejala penyakit yang akan diderita masyarakat yang menghirup jejak kimia tersebut.

Melihat kehebohan masyarakat, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dengan tegas menjelaskan bahwa kabar tersebut hanyalah teori konspirasi.

Hal itu disampaikan langsung oleh Pelaksana Tugas Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Urip Haryoko.

Menurut penjelasan Urip, jejak kimia tersebut memang mirip dengan gumpalan cairan yang dikeluarkan dari pesawat.

Namun, Urip memastikan bahwa tidak ada penyebaran Omicron yang bisa dilakukan oleh jejak kimia tersebut.

Melansir Kompas.comjejak kimia tersebut merupakan penyebaran zat kimia yang biasanya beracun atau berbahaya melalui pesawat terbang.

Zat yang berbahaya tersebut dibuang melalui udara, ada beberapa zat yang dapat memberikan dampak bagi kesehatan.

Baca Juga: Viral Video Korban Banjir Panjat Atap Selamatkan Diri, BPBD Beri Penjelasan

Namun, dalam kasus ini, zat kimia yang dibuang bukanlah zat yang mengandung racun mematikan.

Menurut Urip, jejak kimia adalah video yang beredar adalah condensation trails atau yang dikenal dengan istilah contrails.

Contrails sendiri merupakan fenomena emisi mesin jet pesawat di udara yang tidak berbahaya.

Para ilmuwan terdahulu sudah meneliti fenomena udara ini yang membuat masyarakat resah.

J. Marvin Herndon dalam penelitian berjudul Chemtrails are Not Contrails: Radiometric Evidence menyatakan bahwa belum ada klaim berbahaya soal jejak kimia ini.

"Belum ada laporan resmi atau publikasi ilmiah yang menyebutkan keberadaan, apalagi akibat buruk yang dapat ditimbulkan," bunyi laporan penelitian tersebut.

Penelitian tersebut tayang di Journal of Geography, Environment and Earth Science International pada Maret 2020.

Klaim bahwa pesawat tersebut menyebarkan Covid-19 sangatlah tidak masuk akal bagi Urip karena virus SARS-CoV-2 sendiri akan melemah di ketinggian.

Selain itu, virus corona pun tidak dapat berkembang dengan pantulan sinar ultraviolet yang cukup tinggi seperti yang menyinari pesawat secara langsung.

Baca Juga: Viral Video Kacang Ijo Cokelat, Polisi dan Bhayangkari Gadungan Minta Maaf

(*)