Mengenal Catfishing, Pemalsuan Identitas di Aplikasi Kencan Online seperti Dilakukan Simon Leviev

Ericha Fernanda - Rabu, 9 Februari 2022
ilustrasi aplikasi kencan online
ilustrasi aplikasi kencan online

Parapuan.co - Film dokumenter Netflix, The Tinder Swindler, tengah ramai dibicarakan oleh berbagai kalangan di media sosial.

Pasalnya, film yang tayang perdana pada Rabu (2/2/2022) menceritakan kisah nyata seorang pria penipu, yaitu Simon Leviev.

Simon Leviev disebut mengubah identitasnya dan melakukan penyamaran di aplikasi kencan online, Tinder.

Selain itu, Simon Leviev yang bernama asli Shimon Hayut dari Israel kini statusnya adalah terpidana kasus penipuan.

Dia telah merugikan banyak perempuan di Eropa hingga total 10 juta dollar Amerika atau setara Rp143,9 miliar.

Perilaku Catfishing

Pemalsuan identitas oleh Simon Leviev disebut catfishing. Yaitu, perilaku mengubah identitas asli agar lebih menarik di media sosial atau aplikasi kencan online.

Melansir The Sun, catfishing terjadi ketika seseorang membuat profil palsu untuk mengelabui orang lain agar berpikir bahwa dirinya adalah orang lain.

Pelaku catfishing mengarang kisah hidup atau bahkan menggunakan foto-foto orang lain untuk menciptakan identitas palsu.

Baca Juga: Sinopsis The Tinder Swindler, Film Dokumenter Netflix soal Kasus Penipuan Simon Leviev

Mereka akan menambahkan pengalaman hidup, pekerjaan, teman, dan foto ke akun palsu untuk membuatnya terlihat ideal.

Awalnya, pelaku catfishing akan bersikap seolah-olah menjadi sosok serius yang memang mencari teman kencan di aplikasi kencan online.

Setelah korban jatuh cinta atau merasa terikat, pelaku catfishing akan melakukan aksinya untuk menipu.

Bentuk tipuan catfishing bisa bermacam-macam, mulai dari menarik simpati hingga memeras harta korban.

Lantas, kenapa orang membuat akun palsu?

Akun palsu sering digunakan untuk memicu hubungan online, yang sering kali ditemukan di aplikasi kencan online.

Korban akan jatuh cinta dengan sosok palsu tersebut, tentu saja mereka tidak mengetahui siapa orang di balik akun palsu tersebut.

Pelaku catfishing menggunakan akun tersebut untuk menunjukkan kepribadian ideal yang mereka inginkan.

Misalnya, menunjukkan kualitas diri bahwa dia berparas rupawan, memiliki banyak teman, pekerjaan yang baik, dan bergelimang harta.

Mereka tidak bisa menjadi sosok ideal tersebut, sehingga memalsukan identitasnya menyerupai sosok idaman itu.

Nah, apabila kamu juga menggunakan aplikasi kencan online, penting untuk bersikap selektif guna menghindari pelaku catfishing ya, Kawan Puan.

Baca Juga: Seperti Simon Leviev di Tinder Swindler, Ini 3 Alasan Orang Berbohong di Aplikasi Kencan Online 

Sumber: The Sun
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara