Kenali 5 Gejala Masalah Kesehatan Reproduksi Perempuan Klamidia

Ratu Monita - Selasa, 8 Februari 2022
Gejala masalah kesehatan reproduksi perempuan klamidia.
Gejala masalah kesehatan reproduksi perempuan klamidia. Moyo Studio

Parapuan.co - Ada beragam masalah kesehatan reproduksi perempuan yang perlu diwaspadai oleh kaum hawa. 

Salah satunya adalah penyakit klamidia yang merupakan salah satu jenis penyakit menular seksual

Masalah kesehatan reproduksi perempuan ini disebabkan oleh bakteri bernama chlamydia trachomatis, yang dapat menular melalui hubungan intim.

Penyakit klamidia ini dapat dialami oleh sebagian orang tanpa adanya gejala, sehingga pengetahuan tentang penyakit ini diperlukan, karena bisa saja gejala yang muncul tidak kamu sadari, atau bahkan diabaikan.

Dilansir dari laman Self, Hilary Reno, MD, Ph.D., seorang profesor kedokteran di Universitas Washington di St. Louis, gejala klamidia biasanya muncul seminggu setelah tertular infeksi.

Untuk itu, kali ini PARAPUAN akan membahas gejala dari masalah kesehatan organ kewanitaan yakni klamidia.

1. Keputihan yang tidak normal

Pada dasarnya keputihan adalah kondisi yang wajar dialami perempuan, karena itu adalah cara tubuh membersihkan vagina dan menjaganya agar tetap sehat.

Namun, jika keputihan yang dialami berwarna putih, kuning, atau abu-abu, serta menimbulkan bau, maka itu bisa menandakan ada yang tidak beres dengan kondisi kesehatan dan salah satu gejala dari klamidia.

Baca Juga: Cara Mengurangi Risiko Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan saat Tindik Vagina

2. Sensasi terbakar saat buang air kecil dan buang air besar

Gejala lainnya dari masalah kesehatan reproduksi perempuan ini adalah adanya sensasi terbakar saat buang air kecil, namun kondisi terjadi jika infeksi klamidia ada di uretra.

Klamidia di uretra juga dapat menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil, serta urin yang keruh.

Selain itu, klamidia juga membuat seseorang jadi sering ke kamar mandi dan mendesak. 

3. Nyeri dubur, keluarnya cairan, atau pendarahan

Masalah kesehatan organ kewanitaan ini juga dapat menginfeksi rektum, baik secara langsung melalui seks anal, atau mungkin melalui penyebaran dari serviks dan vagina, kata Dr. David Soper, MD, profesor kebidanan dan ginekologi di Medical University of South Carolina.

Klamidia di rektum dapat menyebabkan nyeri, keluarnya cairan, dan pendarahan. 

Kondisi ini juga gejala umum dari proktitis yang terjadi pada orang yang memiliki penyakit radang usus.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: 5 Makanan yang Baik untuk Pengidap Fibroid Rahim

Dengan kata lain, saat terjadi suatu gejala tidak normal, maka harus segera memeriksakan diri untuk mencari tahu apa yang terjadi.

4. Sakit perut bagian bawah

Sakit perut memang dapat disebabkan oleh beberapa hal, tetapi pada klamidia, biasanya hanya terjadi jika infeksi tidak diobati untuk sementara waktu, yang mengarah ke penyakit radang panggul.

Gejala lain yang mungkin dialami adalah mual, demam, dan nyeri saat berhubungan seks.

5. Nyeri saat berhubungan seks

Jika berhubungan seks telah berubah dari menyenangkan menjadi benar-benar menyiksa, itu adalah kondisi yang harus diwaspadai.

Menurut Johns Hopkins Medicine, penyakit klamidia dapat menyebabkan servisitis atau radang serviks, sehingga membuatnya sangat sensitif selama seks penetrasi.

Bagi yang mengalami klamidia, pendarahan setelah berhubungan seks juga mungkin terjadi.

Sementara, jika infeksi telah menyebar dan menyebabkan penyakit radang panggul, itu juga bisa membuat seks terasa menyakitkan.

Nah, itulah gejala dari masalah kesehatan reproduksi perempuan klamidia. Semoga kita bisa terhindar dari penyakit tersebut, ya, Kawan Puan! 

Baca Juga: Sederet Manfaat Yoga untuk Jaga Kesehatan Reproduksi Perempuan

(*)

Sumber: Self
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania

Viral di TikTok, Kondisi Bell's Palsy Bukan Disebabkan Kipas Angin