5 Fakta Vaksin Sinopharm, Sudah Kantongi Izin Sebagai Dosis Booster dari BPOM

Ericha Fernanda - Sabtu, 5 Februari 2022
Vaksin booster Sinopharm resmi diizinkan BPOM
Vaksin booster Sinopharm resmi diizinkan BPOM SilverV

Parapuan.co - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi mengizinkan emergency use authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat untuk vaksin Sinopharm sebagai booster atau vaksin lanjutan.

Kepala BPOM Penny K Lukito mengungkapkan bahwa vaksin Sinopharm digunakan sebagai vaksin booster yang bersifat homolog.

Homolog berarti vaksinasi lanjutan Covid-19 ini menggunakan jenis vaksin yang sama sepeti saat vaksinasi dosis pertama dan kedua.

Nantinya, pemberian vaksin booster Sinopharm ditujukan kepada masyarakat berusia 18 tahun ke atas.

Selain itu, masyarakat dapat menerima vaksin booster ini setelah mendapatkan dosis primer lengkap sekurang-kurangnya 6 bulan terakhir.

Seperti dikutip dari Kompas.com, berikut fakta-fakta tentang vaksin Sinopharm sebagai dosis booster. Yuk, cari tahu!

1. Termasuk inactivated vaccine

Vaksin Sinopharm adalah vaksin Covid-19 produksi Beijing Bio-Institute Biological, China, yang berjenis inactivated vaccine atau SARS-CoV-2-Vaccine (Vero Cell).

Inactivated vaccine merupakan vaksin yang menggunakan partikel virus yang telah dimatikan untuk mengekspos sistem kekebalan tubuh terhadap virus.

Baca Juga: Ini Dia Perbedaan Vaksin Sinovac, AstraZeneca, dan Sinopharm

2. Efikasi mencapai 78 persen

Prof. Zullies Ikawati, PhD. Apt., dari Universitas Gajah Mada mengungkap bahwa vaksin Sinopharm memiliki efikasi sebesar 78 persen, didasarkan pada uji klinik di Uni Emirat Arab.

“Karena memiliki platform yang sama dengan vaksin Sinovac (yaitu virus yang diinaktivasi), maka profil efek samping samping (vaksin Sinopharm) juga mirip," jelas Prof. Zullies.

"Di mana frekuensi kejadian efek sampingnya adalah 0.01 persen atau terkategori sangat jarang,” tambahnya.

3. Efek samping lokal

Prof. Zullies menyebut bahwa efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) vaksin Sinopharm secara umum adalah efek samping lokal yang ringan.

Seperti nyeri atau kemerahan di area kulit yang disuntik, serta beberapa efek samping sistemik seperti sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, diare, dan batuk.

Akan tetapi, efek samping tersebut akan segera membaik dan umumnya tidak sampai membutuhkan pengobatan lebih lanjut.

Tak perlu khawatir, sebab hasil evaluasi terhadap uji klinik yang melibatkan ribuan orang di berbagai dunia menunjukkan bahwa manfaat vaksin ini jauh melebihi efek sampingnya. 

Baca Juga: Efikasi dan Efek Samping Vaksin Sinopharm yang Digunakan dalam Vaksinasi Gotong Royong

4. Aman untuk vaksin booster

Penny mengatakan bahwa aspek keamanan penggunaan vaksin Sinopharm sebagai booster umumnya dapat ditoleransi dengan baik.

Untuk frekuensi, jenis, dan tingkat keparahan efek samping setelah pemberian vaksin lanjutan ini akan lebih rendah daripada pemberian dosis pertama dan kedua.

“Adapun KTD (Kejadian yang Tidak Diharapkan) yang sering terjadi merupakan reaksi lokal seperti nyeri di tempat suntikan, pembengkakan dan kemerahan, serta reaksi sistemik seperti sakit kepala, kelelahan, maupun nyeri otot dengan tingkat keparahan grade 1-2,” tutur  Penny.

5. Meningkatkan respons imun

Penny menyampaikan pada aspek imunogenisitas, permberian vaksin booster Sinopharm dapat meningkatkan respons imun humoral.

Hal ini berdasarkan parameter pengukuran antibodi netralisasi dan anti IgG, masing-masing sebesar 8,4 kali dan 8 kali lipat dari sebelum pemberian booster.

Respons imun setelah pemberian vaksin Sinopharm sebagai booster ini lebih tinggi daripada respons imun setelah vaksinasi pertama dan kedua.

Jadi, itulah kelima fakta vaksin Sinopharm sebagai dosis booster yang telah diizinkan BPOM ya, Kawan Puan.

Baca Juga: Prof Iris Ungkap Masyarakat Perlu Mendapat Vaksin Booster dan Konsumsi Imunomodulator

(*)

Usia Sampai Gaya Hidup Jadi Faktor Risiko Pneumonia pada Orang Dewasa