Apa Itu Tetanus? Berikut Penjelasan dan Penyebab Penyakit Satu Ini

Anna Maria Anggita - Rabu, 19 Januari 2022
Mengenal apa itu tetanus.
Mengenal apa itu tetanus. Dr_Microbe/iStockphoto

Parapuan.co - Salah satu penyakit yang diakibatkan oleh infeksi adalah tetanus. Lebih lanjut, tetanus juga termasuk penyakit akut yang fatal bagi sistem saraf.

Pasalnya penyakit tetanus ini disebabkan racun saraf yang diproduksi oleh bakteri Clostridium tetani.

Kawan Puan, seperti yang dikutip dari Medicine Net, bakteri ini bisa ditemukan di seluruh dunia, tepatnya di tanah dan di usus hewan serta manusia.

Tak hanya itu, bakteri ini juga dapat tertidur dalam bentuk spora selama bertahun-tahun sebelum menjadi aktif dan berkembang menjadi bakteri yang bereproduksi secara teratur.

Di mana bakteri tetanus tumbuh di dalam tubuh?

Perlu diketahui bahwa luka basah yang terkontaminasi itu adalah tempat berkembang biak bagi bakteri tetanus.

Di mana luka yang dalam atau jaringan mati sangat rentan terhadap infeksi tetanus, misalnya luka tusukan, seperti yang disebabkan oleh paku, serpihan, atau gigitan serangga, menjadi lokasi favorit masuknya bakteri.

Selain itu, bakteri Clostridium tetani juga dapat masuk melalui luka bakar, setiap luka di kulit, dan tempat suntikan.

Bagi perempuan, hendaknya lebih berhati-hati, sebab tetanus dapat membahayakan ibu dan bayi yang baru lahir (melalui rahim setelah melahirkan dan melalui tali pusat).

Baca Juga: Dihimbau WFH Lagi, Ini Risiko Kesehatan bagi Wanita Karir yang Kerja di Rumah

 

Sebagai tambahan, toksin atau racun kuat yang dihasilkan ketika bakteri tetanus berkembang biak adalah penyebab utama bahaya penyakit tetanus.

Bagaimana tetanus dapat menyebabkan kerusakan tubuh?

Toksin tetanus memengaruhi interaksi antara saraf dan otot yang dirangsangnya, khususnya pada sambungan neuromuskular.

Toksin tetanus memperkuat sinyal kimia dari saraf ke otot, yang menyebabkan otot mengencang dalam kontraksi.

Toksin tetanus dapat mempengaruhi neonatus menyebabkan kejang otot, ketidakmampuan untuk menyusui, dan kejang.

Hal ini biasanya terjadi dalam dua minggu pertama setelah lahir dan dapat dikaitkan dengan metode sanitasi yang buruk dalam merawat tunggul tali pusat neonatus.

Sebagai catatan, karena program vaksinasi tetanus, yang pertama kali diperkenalkan pada akhir 1940-an, tingkat infeksi tetanus telah turun secara substansial.

Faktanya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hanya ada tiga kasus tetanus neonatorum yang dilaporkan di Amerika Serikat sejak tahun 2000.

Baca Juga: Dihimbau WFH Lagi, Ini Risiko Kesehatan bagi Wanita Karir yang Kerja di Rumah

Harus diketahui pula masa inkubasi antara paparan bakteri pada luka yang terkontaminasi dan perkembangan gejala awal tetanus berkisar dari dua hari hingga dua bulan.

Namun pada umumnya masa inkubasi itu dalam 14 hari setelah paparan ya, Kawan Puan.

Di mana selama periode satu sampai tujuh hari, kejang otot progresif yang disebabkan oleh toksin tetanus di daerah luka langsung dapat berkembang untuk melibatkan seluruh tubuh dalam serangkaian kontraksi otot terus menerus.

Selain itu, nantinya penderita tetanus akan muncul rasa gelisah, sakit kepala, dan lekas marah. Hal tersebut merupakan efek samping yang bisa terjadi.

Pasalnya, neurotoksin tetanus menyebabkan otot mengencang menjadi kontraksi atau kejang terus menerus (tetanik atau tonik).

Kemudian akan terjadi rahang terkunci oleh kejang otot yang diberi nama lockjaw  atau trismus.

Bukan hanya itu saja, otot vital yang diperlukan untuk pernapasan normal pun terkena dampaknya.

Ketika otot-otot pernapasan kehilangan kekuatannya, pernapasan menjadi sulit.

Bahkan bisa menimbulkan kematian apabila tidak adan tindakan lain seperti ventilasi mekanis.

Walaupun sudah mendapat bantuan pernapasan, tidak menutup kemungkinan pula bahwa infeksi saluran udara di dalam paru- paru dapat menyebabkan kematian.

Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka, Ini Rekomendasi Masker untuk Cegah Varian Omicron

Untuk menghindari risiko tersebut, penting bagi penderita tetanus mendapat pengobatan sumber infeksi bakteri dengan antibiotik serta pemantauan tanda-tanda gangguan otot pernapasan.

Perawatan tersebut nantinya akan diarahkan untuk menghentikan produksi toksin, menetralkan efeknya, dan mengendalikan kejang otot.

Kawan Puan, itulah penjelasan singkat tentang apa itu tetanus. Setelah membaca ini, baiknya kita selalu berhati-hati dan merawat luka agar tidak terkontaminasi bakteri penyebab penyakit satu ini ya! (*)

Sumber: Medicine Net
Penulis:
Editor: Arintya

4 Jenis Aromaterapi untuk Meredakan Sakit Kepala hingga Mual