Jelang Persiapan Sekolah Tatap Muka, Ini 3 Alasan Umum si Kecil Kesulitan Membaca

Ratu Monita - Jumat, 14 Januari 2022
Mengenal alasan anak sulit membaca jelang persiapan sekolah tatap muka.
Mengenal alasan anak sulit membaca jelang persiapan sekolah tatap muka. Jasonfang

Parapuan.co - Ada beragam hal yang perlu menjadi perhatian orang tua dalam persiapan sekolah tatap muka, dari mulai kesehatan hingga kesiapan anak. 

Salah satu hal yang perlu menjadi perhatian orang tua adalah kemampuan anak membaca. 

Pasalnya, kemampuan membaca menjadi salah satu tonggak penting masa kanak-kanak dan juga akan memengaruhi masa sekolahnya.

Sayangnya, dalam persiapan sekolah tatap muka ini meningkatkan kemampuan anak tidak selalu berjalan dengan mudah.

Karena, ada sebagian anak yang mengalami kesulitan dalam membaca yang diakibatkan oleh kondisi seperti membutuhkan kacamata, kurangnya paparan buku, keterampilan dasar yang tidak dikuasai, atau metode pengajaran yang kurang tepat.

Lebih dari itu, terdapat pula anak yang memiliki gangguan tertentu hingga membuat dirinya mengalami kesulitan dalam membaca.

Melansir dari laman Scholastic, berikut adalah 3 alasan umum di balik anak sulit membaca yang perlu menjadi perhatian orang tua jelang persiapan pembelajaran tatap muka (PTM).

1. Disleksia

Disleksia merupakan suatu kondisi di mana otak seseorang mengalami kesulitan dalam mencocokkan huruf yang terlihat di halaman dengan suara yang dibuat oleh huruf, serta kombinasi huruf tersebut.

Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka, Ini Panduan Tepat saat Anak Demam

Anak dengan disleksia akan mengalami kesulitan dalam membaca, mengeja, dan menulis.

Dalam persiapan sekolah tatap muka, ketahuilah tanda lain disklesia ialah saat menggabungkan huruf dalam kata-kata, anak akan kesulitan mengingat informasi yang dibaca, kesulitan mengucapkan kata-kata, dan menghindari membaca dengan keras.

2. Disgrafia

Alasan lainnya seorang anak mengalami kesulitan membaca adalah disgrafia, suatu kondisi yang membuat anak sulit untuk menulis. 

Anak dengan disgrafia memiliki masalah pada motorik halus atau masalah urutan yang menyebabkan tulisan tangan berantakan.

Selain bentuk tulisan tangan anak yang berantakan, anak dengan disgrafia juga akan kesulitan membentuk huruf dan kata, mengeja, dan mengatur pemikirannya di atas kertas.

Dalam persiapan pembelajaran tatap muka, orang tua dapat melihat hal ini dari pekerjaan menulis yang penuh dengan penghapus dan coretan, kesulitan menuliskan kata-kata di atas kertas, dan kesulitan mengingat tata bahasa dan aturan penggunaan.

Disgrafia dapat hadir sendiri atau dikombinasikan disleksia dan ADD (Attention Deficit Disorder) atau gangguan pemusatan perhatian.

 Baca Juga: Jelang Persiapan Sekolah Tatap Muka, Ini Tanda Anak Butuh Guru Privat

3. Gangguan Pemrosesan Pendengaran

Anak dengan gangguan pemrosesan pendengaran juga anak kesulitan dalam memahami suara bahasa lisan.

Ini dapat mencakup membedakan antara suara, kemampuan untuk mengisolasi ucapan di antara suara lain, dan mengingat suara.

Anak dengan gangguan pemrosesan pendengaran kemungkinan akan mengalami masalah dengan arahan melalui lisan, peka terhadap suara lingkungan, dan sering mengalami masalah dengan ejaan.

Lebih lanjut lagi, terdapat jenis khusus dari gangguan pemrosesan pendengaran.

Gangguan pemrosesan bahasa adalah jenis khusus dari gangguan pemrosesan pendengaran, di mana seseorang mengalami kesulitan untuk melekatkan makna pada suara dan kata-kata.

Tanda dari gangguan pemrosesan bahasa dapat terlihat saat anak tidak dapat memberi label pada item dengan nama tertentu.

Selain itu, tanda lain dari gangguan ini ialah ketika anak terasa tersesat selama membacakan dan kesulitan menjawab pertanyaan.

Kamu perlu tahu bahwa gangguan pemrosesan pendengaran akan sering dikaitkan dengan masalah pembelajaran lainnya.

Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka, 5 Daftar Periksa Ini Wajib Dipenuhi Satuan Pendidikan

Nah, itulah 3 alasan umum di balik anak kesulitan membaca yang perlu menjadi perhatian orang tua jelang persiapan sekolah tatap muka, dari disleksia hingga disgrafia. (*)

Sumber: scholastic
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda