Banjir di Lamongan Jawa Timur Mulai Surut, PTM 100 Persen Kembali Digelar

Alessandra Langit - Minggu, 9 Januari 2022
Banjir mulai surut, SD di Lamongan gelar PTM 100 persen.
Banjir mulai surut, SD di Lamongan gelar PTM 100 persen. Kompas.com/GARRY LOTULUNG

Parapuan.co - Kawan Puan, di awal 2022 ini, banjir melanda sejumlah wilayah di Indonesia, salah satunya Lamongan, Jawa Timur.

Luapan aliran Bengawan Njero merendam desa-desa di sekitarnya, membuat warga harus mengungsi.

Kabar baiknya, kini banjir sudah mulai surut dan masyarakat setempat dapat melanjutkan aktivitas.

Murid Sekolah Dasar (SD) di Lamongan juga sudah diizinkan kembali untuk mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen.

SDN Sidomulyo, Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, adalah sekolah yang terdampak banjir karena lokasi yang dekat dengan Bengawan Njero.

Kini, SDN Sidomulyo kembali menggelar PTM dan menganjurkan siswa untuk kembali belajar di sekolah.

Salah satu guru SDN Sidomulyo, Fery Ilham, mengatakan bahwa keputusan ini mempertimbangkan surutnya air banjir.

Kondisi sekolah juga sudah aman untuk PTM, walaupun masih ada air yang tergenang di halaman sekolah.

"Ketika banjir masuk ke dalam ruangan kelas, kami liburkan," ujar Fery, dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Mulai Hari Ini, 24 Daerah di Jawa Timur Gelar Pembelajaran Tatap Muka 100 Persen

"Ini tinggal halaman saja dan kebetulan PTM 100 persen diberlakukan, maka kami anjurkan siswa untuk masuk," katanya lebih lanjut.

Menurut keterangan Fery, ada beberapa hal yang harus disesuaikan siswa-siswanya terkait dengan kondisi sekolah pasca banjir.

Karena lokasi sekolah yang berdekatan dengan Bengawan Njero, pihak Fery telah menetapkan beberapa aturan, salah satunya soal sepatu.

"Anak-anak tetap mengenakan sepatu. Hanya saja sepatunya ditaruh di sekolah, sementara mereka pulang dan berangkat ke sekolah memakai sandal," jelas Fery.

Dalam melaksanakan PTM pasca bencana ini, pihak sekolah dibantu oleh Pemerintah Daerah (Pemdes).

Pihak Pemdes telah menguruk jalan di sekitar sekolah agar air dapat merembas dan surut lebih cepat.

"Insyaallah aman. Ini juga sudah dibantu Pemdes dan kepala dusun untuk pengurukan jalan dengan medium pedel," papar Feri lebih lanjut.

Aturan PTM 100 persen ini sifatnya tidak wajib bagi sekolah-sekolah di Lamongan, Jawa Timur, yang kondisinya masih belum stabil.

Kepala Dinas Pendidikan Lamongan Munif Syarif sendiri mengatakan bahwa pihaknya tidak memaksa pihak sekolah untuk menggelar PTM 100 persen.

Baca Juga: Banjir Melanda Kota Jayapura Papua, Begini Kondisi Pasar Youtefa

Munif menyatakan bahwa pembelajaran daring masih bisa dilakukan bagi sekolah yang terdampak banjir.

Pihaknya juga mengingatkan bagi sekolah-sekolah yang memilih untuk melaksanakan PTM agar selalu disiplin protokol kesehatan.

Kondisi lingkungan sehabis bencana banjir dapat membahayakan kesehatan anak, maka protokol kesehatan dan kebersihan harus dijaga dengan ketat.

"Bagi yang sudah masuk dan PTM 100 persen, kami tetap mengingatkan untuk sebisa mungkin mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan," tutup Munif.

PTM 100 persen di berbagai daerah di Indonesia masih menjadi polemik karena adanya lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron.

Namun, SD di wilayah Lamongan sudah mempersiapkan keamanan bagi siswa yang melakukan PTM 100 persen.

Pemerintah Daerah Jawa Timur sendiri sebelumnya telah mengumumkan bahwa 24 wilayahnya siap menjalankan PTM 100 persen.

Keputusan tersebut mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah lewat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Baca Juga: Jakarta Buka PTM 100 Persen Meski Tak Direkomendasikan IDAI, Bolehkah Anak Sekolah Daring?

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Linda Fitria