Alami Kekerasan Seksual Saat Jadi TKI Ilegal, Ini Kisah Maizidah Salas

Aulia Firafiroh - Sabtu, 8 Januari 2022
Kisah Maizidah Salas
Kisah Maizidah Salas facebook

Baca juga: Cerita Penyintas Human Trafficking Soal Sisi Gelap Proses Perekrutan Buruh Migran

Saat akan dipulangkan oleh agensi secara sepihak, ia memutuskan kabur.

Setelah kabur, ia harus hidup menumpang di tempat teman lalu bekerja tanpa digaji karena gaji diberikan ke pihak agensi hingga dikejar oleh polisi Taiwan.

"Saat itu saya kabur ke sawah dan cuma bawa handphone. Handphone yang saya bawa baterainya habis dan saya nggak bawa charger. Jadi saya cuma bawa handphone dan baju yang menempel saja. Untuk kembali, saya nggak berani karena takut polisinya ada di situ. Terus saya jalan kaki sampai akhirnya ketemu orang Indonesia. Lalu dia menawarkan saya pekerjaan tapi ternyata ada imbalan," cerita perempuan lulusan sarjana Hukum Perdata Universitas Bung Karno ini.

"Kemudian saya bingung mau tidur dimana. Akhirnya saya menghubungi teman saya. Teman saya bilang, kalau dia punya pacar yang berada dekat di pabrik tempat saya bekerja. Akhirnya saya dijemput. Tapi dia membuat syarat "kalau kamu mau tidur di tempat saya, kamu harus tidur sama saya". Akhirnya mau tidak mau, saya menyerahkan tubuh saya. Lalu saat tengah malam saya lapar dan minta makanan ke dia. Terus dia kamar sebelah tempat temannya dan bilang "itu teman saya, punya makanan. Kalau kamu mau makanan, bisa ke kamar dia". Dan hanya untuk makan sesuap nasi saja, syaratnya juga sama, yaitu harus mau ditiduri," lanjut Bu Salas yang mulai menangis menceritakan kejadian ini.

Bahkan untuk mengurus ID Card untuk bekerja di Taiwan, Bu Salas harus mengalami kejadian kekerasan seksual.

"Saat mengurus ID Card untuk bekerja di pabrik, saya harus bayar sebesar 7000NTD (New Taiwan Dollar). Nggak cuma itu, saya harus mau melayani orang yang mengurus ID Card saya karena saat itu saya dikunci di dalam apartemen,"  

Setelah kejadian berliku yang dialami Bu Salas, ia akhirnya bertemu dengan seorang perempuan bernama Nurul Khoiriyah.

Melalui Nurul Khoiriyah, ia belajar dan baru mengerti hak-hak para pekerja migran.

Setelah itu Bu Salas tertangkap polisi dan harus kembali ke Indonesia.

Baca juga: Cerita Priyanka Anand Berkarier Sebagai Human Resource di Industri Teknologi

Saat kembali di Indonesia, ia mendirikan ruang aman untuk para pekerja migran.

Di ruang aman tersebut para pekerja migran cerita hal-hal tidak menyenangkan yang pernah mereka alami.

Semakin lama, ruang aman yang dibentuk Bu Salas ini semakin banyak anggotanya.

Bu Salas memberi nama ruang aman tersebut Kampung Buruh Migran.

Selain sebagai ruang aman, di situ para mantan pekerja migran diberi edukasi dan pelatihan kerja

Setelah lumayan lama menjalankan Kampung Buruh Migran, Bu Salas akhirnya meneruskan pendidikan di jurusan Hukum untuk membantu para buruh migran yang terkena masalah.

Kawan Puan, perjalanan kehidupan Bu Salas ini penuh lika liku ya!

Namun semangat Bu Salas untuk memberdayakan sesama dan bangkit dari keterpurukan, patut diacungi jempol. (*)

Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh