Lesti Kejora Melahirkan saat Hamil 34 Minggu, Ini Masalah Kesehatan Mental Bagi Ibu yang Melahirkan Prematur

Anna Maria Anggita - Selasa, 28 Desember 2021
Masalah kesehatan mental pada ibu yang melahirkan prematur
Masalah kesehatan mental pada ibu yang melahirkan prematur Instagram/lestykejora

Parapuan.co - Pasangan Lesti Kejora dan Rizky Billar baru saja dikaruniai anak pertamanya yang lahir pada 26 Desember 2021.

Diketahui Lesti Kejora melahirkan prematur di usia kehamilan 34 minggu secara caesar.

Melalui tulisan di unggahan akun Instagramnya, Rizky Billar mengungkap bahwa Lesti Kejora sempat mengalami flek dan kontraksi akibat kelelahan namun mendadak dokter menyarankan untuk dilakukan tindakan CITO.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Muhammad Rizky Billar (@rizkybillar)

Rizky Billar menambahkan, bahwa hasil CTG mengungkap bahwa bayi harus dikeluarkan segera.

"Demi keselamatan anak dan istri saya,akhirnya dilakukan persalinan dengan cara cesar di usia 34 minggu,terbilang dini memang…namun itulah yang terjadi," tulis Rizky Billar di unggahan akun Instagram @rizkybillar.

Berkaca dari Lesti Kejora yang melahirkan secara prematur, harus diketahui bahwa perempuan yang bersalin sebelum waktunya itu bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik saja, tapi mental pun bisa terkena efeknya.

Baca Juga: Belajar dari Kasus Nia Ramadhani, Ini Kata Psikolog Soal Respons yang Tepat saat Dengarkan Teman Curhat

Dilansir dari Cleveland Clinic, bayi yang lahir prematur dapat memiliki dampak emosional yang besar bagi ibu dan seluruh keluarga.

Di mana perempuan yang mengalami persalinan prematur lebih cenderung memiliki masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi pascapersalinan, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Berikut penjelasan lengkap mengenai masalah kesehatan mental yang dialami oleh ibu yang menjalasi persalinan prematur, simak ya!

1. Kecemasan

Gangguan kecemasan adalah jenis kondisi kesehatan mental, di mana penderitanya mungkin merespons hal-hal dan situasi tertentu dengan rasa takut.

Orang yang menderita gangguan kesemasan juga mengalami tanda-tanda fisik kecemasan, seperti jantung berdebar dan berkeringat.

Seseorang yang mengalami gangguan kecemasan akan mengalami:

  • Aktivitas sehari-hari yang tidak lancar
  • Bereaksi berlebihan ketika sesuatu memicu emosi
  • Tidak dapat mengontrol respons terhadap situasi.

Baca Juga: Nia Ramadhani Ngaku Pakai Narkoba Karena Tak Didengar saat Curhat, Ini Pentingnya Mendengarkan Keluh Kesah Teman

2. Depresi pascapersalinan

Depresi postpartum adalah campuran kompleks dari perubahan fisik, emosional, dan perilaku yang terjadi setelah melahirkan yang dikaitkan dengan perubahan kimia, sosial, dan psikologis yang terkait dengan memiliki bayi.

Berikut ini beberapa gejala seorang perempuan mengalami depresi pascapersalinan:

  • Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayi.
  • Pikiran berulang tentang kematian atau bunuh diri.
  • Suasana hati yang tertekan hampir sepanjang hari.
  • Merasa cemas, bersalah, putus asa, takut, panik atau tidak berharga.
  • Kesulitan berpikir, berkonsentrasi membuat keputusan, atau menghadapi situasi sehari-hari.
  • Hilangnya minat atau kesenangan pada sebagian besar aktivitas di siang hari hampir setiap hari.

Apabila mengalami berbagai gejala di atas, hendaknya jangan ragu untuk mendapat bantuan dari penyedia layanan kesehatan mental.

 

3. PTSD

Gangguan stres pasca-trauma (PTSD) adalah masalah kesehatan mental yang dapat berkembang setelah peristiwa traumatis, kondisi ini bisa menyebabkan emosi negatif dan cemas.

Beberapa gejala PTSD di antaranya:

  • Menghindari hal-hal maupun orang atau situadi yang mengingatkan tentang peristiwa traumatis.
  • Menjadi gelisah, di mana gangguan ini dapat membuat seseorang sulit untuk bersantai atau menikmati hal-hal yang biasa dilakukan.
  • Memiliki pikiran dan perasaan negatif, dalam arti lain PTSD dapat membuat merasa marah, sedih, tidak percaya, bersalah, atau mati rasa.
  • Menghidupkan kembali atau mengalami kembali peristiwa traumatis.

Baca Juga: Kenali 6 Teknik Relaksasi untuk Meredakan Stres dan Menenangkan Pikiran

Harus dipahami bahwa PTSD itu termasuk gangguan kesehatan mental yang dapat mengganggu kehidupan, pekerjaan, dan hubungan.

Beruntungnya kondisi ini bisa ditangani dengan cara pengobatan dan konseling dapat membantu supaya kesehatan mental orang jadi lebih baik.

(*)

 

Sumber: Cleveland Clinic
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati

Manfaat Melukis bagi Kesehatan Mental, Kegiatan yang Viral di TikTok