Setelah Perempuan Menikah, Kenali Cara Menetapkan Batasan yang Sehat dalam Hubungan

Ratu Monita - Selasa, 21 Desember 2021
Membuat batasan sehat dalam hubungan setelah perempuan menikah.
Membuat batasan sehat dalam hubungan setelah perempuan menikah. SunnyVMD

Parapuan.co - Setelah perempuan menikah, adanya batasan yang sehat dalam hubungan merupakan salah satu hal yang penting.  

Memberikan batasan antara kehidupan personal dan kehidupan bersama dengan pasangan dinilai penting. 

Karena, hal ini dapat memengaruhi kondisi kesehatan mental masing-masing individu, meski telah berstatus perempuan menikah.

Uniknya, menurut Jessica Fern, seorang psikoterapis, perempuan memiliki keinginan yang tinggi untuk mengetahui bagaimana cara memberi batasan yang baik di dalam hubungan.

Baca Juga: Setelah Perempuan Menikah, Kenali Tanda Pengasuh Anak Tidak Profesional

Pasalnya, kebanyakan perempuan terlalu sibuk untuk memenuhi kebutuhan orang lain, alih-alih mengurus dirinya sendiri.

Belum lagi, bagi sebagian wanita menikah memiliki anggapan bahwa jika menolak untuk melakukannya maka ia akan kehilangan pasangan.

Namun, sebelum membahas lebih jauh, Fern menyampaikan dengan jelas mengenai makna batasan dalam hubungan. 

“Batasan merupakan sebuah ‘jalan’ menuju proteksi diri, baik secara fisik, mental, dan emosional," ungkapnya.

Dengan adanya batasan maka dapat membangun kedaulatan diri dalam sebuah hubungan, menurut Fern.

Adanya batasan dalam hubungan setelah perempuan menikah menunjukkan adanya garis batas seseorang untuk dirinya sendiri dan bersama pasangan.

Sebagai contoh, garis batas ini dapat berupa tidak membuka handphone pribadi satu sama lain, adanya batasan saat memberikan saran pada pasangan, serta berhati-hati saat mengucapkan kalimat yang kurang enak pada pasangan.

Alasan perlu adanya batasan yang sehat dalam hubungan

Menurut Fern, sebagai seseorang yang telah berpengalaman menghadapi berbagai kasus dalam hubungan, pasangan tetap harus saling menghargai batasan satu sama lain.

Di sisi lain, ia menyampaikan bahwa batasan yang jelas dalam hubungan memang diperlukan, namun untuk beberapa kasus batasan yang terlalu kaku dapat merusak hubungan pasangan.

Pasalnya, seringkali ditemukan pasangan yang membuat batasan terlalu ekstrem, di mana ia hanya fokus melakukan proteksi, namun merusak hubungan emosional dengan pasangannya. 

Batasan yang sehat ini dinilai penting, karena jika acuh terhadap batasan, maka konsekuensinya adalah membiarkan pasangan memengaruhi diri sendiri.

Sementara, suatu hubungan dikatakan sehat di saat satu sama lain memahami mana batasan yang harus dijaga, serta bisa menghargai satu sama lain.

Baca Juga: 4 Alasan Mengapa Perempuan Mulai Kehilangan Minat Pada Pasangannya

Sulit menerapkan batasan yang sehat dalam hubungan

Menyampaikan teori memang terkesan begitu mudah, sedangkan melakukan praktiknya begitu sulit.

Begitu pula dengan menerapkan batasan yang sehat dalam hubungan setelah wanita menikah. 

Hal ini dinilai sulit karena pasangan terlalu takut untuk mengambil konsekuensi secara emosional saat diharuskan untuk berkata 'tidak', menurut Fern.

“Dari pada suasana jadi tidak enak, lebih baik menuruti saja perkataan pasangan,” jelasnya.

Perasaan ini timbul karena adanya ketakutan untuk ditinggalkan, dan kecemasan bahwa jika tidak melakukan apa yang diinginkan pasangan, maka ia akan pergi.

 

Padahal, batasan yang dimaksud bukan hanya sekadar berkata 'tidak', melainkan juga belajar untuk berkomunikasi dengan pasangan mengenai apa yang kita inginkan dalam hubungan.

Membicarakan adanya batasan dengan pasangan memang cukup berisiko, namun dengan begitu pasangan dapat saling menghargai dan memperkuat perasaan satu sama lain. 

Hal ini berisiko jika pasangan tidak mau menerima adanya batasan yang diberikan. 

Cara menerapkan batasan yang sehat dalam hubungan

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan waktu untuk diskusi bersama pasangan.

Jika dalam diskusi tersebut pasangan menginginkan sesuatu yang bertolak belakang denganmu, ada baiknya hadapi dengan rasa empati dan keterbukaan agar tidak terjadi salah paham.

Baca Juga: Jelang Perempuan Menikah, Ini Ketakutan yang Kerap Dialami Pasangan

“Daripada kamu menjawab ‘bagi saya tak ada masalah kok’ lebih baik kamu mengatakan ‘ini memang bukan prioritas saya, tetapi kalau menurutmu hal ini bisa menjadi jalan yang terbaik untuk memperkuat hubungan kita, maka saya rasa tak masalah.”

Namun saat kamu menginginkan sesuatu dari pasangan, Fern merekomendasikan untuk melontarkan pertanyaan ketimbang perkataan yang menimbulkan persepsi buruk.

“Tanya ke si dia ‘akhir-akhir ini kamu kok jarang banget mengajak saya pergi, ya?’ bertanya secara tulus, jangan terlihat seperti ingin menyerang si dia.”

Dalam membicarakan hal ini, tidak akan selesai hanya dengan satu kali diskusi. 

Sudah sewajarnya dalam hubungan, pasangan dapat saling terbuka pada satu sama lain. 

“Menurut saya, berbicara dengan pasangan itu sama persis seperti wawancara pekerjaan," ujar Fern.

Kurang romantis rasanya jika hanya merangkum soal target apa saja yang sudah kalian lakukan dalam hubungan.

Jadi, meskipun sudah berstatus perempuan menikah, penting untuk membangun batasan yang sehat dalam hubungan.(*)

 

Sumber: Cosmopolitan
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh