5 Cara Mengajarkan Anak agar Sportif dan Mau Menerima Kekalahan

Ericha Fernanda - Selasa, 7 Desember 2021
Cara mengajarkan anak bersikap sportif
Cara mengajarkan anak bersikap sportif FatCamera

Parapuan.co - Menjadi pecundang dan tidak lapang dada menerima kekalahan secara sportif dapat memengaruhi mental anak.

Adalah umum bagi anak-anak merasa sudah berjuang keras, tetapi hasil yang diperoleh tidak sesuai harapan mereka.

Itupun terjadi pada orang dewasa. Sangat penting untuk mengajarkan arti sportif dan mau menerima kekalahan selama kompetisi.

Ajarkan pada anak bahwa kompetisi adalah pertarungan antara yang terbaik, jadi bersikap sportif saat kalah adalah hal yang bijak.

Baca Juga: 5 Pola Asuh Positif Bentuk Karakter Tangguh pada Anak di Masa Depan

Mengutip dari Verywell Mind, berikut 5 cara mengajarkan anak agar sportif dan mau menerima kekalahan. Apa saja?

1. Hargai usaha anak

Hargai dan pujilah proses belajar dan kerja keras anak, terlepas dari hasil akhirnya bagaimana nanti. Jangan menilai hasilnya saja.

Jika hanya memuji anak saat menang atau menjadi yang terbaik, jiwa kompetitifnya akan terasah, tetapi dia bisa belajar hal itu lebih penting daripada kebaikan.

Maka itu, tunjukkan sportivitas yang baik dan tekankan pentingnya memperlakukan orang lain dengan hormat.

2. Menjadi teladan

Jadilah teladan dengan tidak berteriak atau protes ke orang yang betanggung jawab menengahi kompetisi, misalnya wasit.

Tegakkan sportivitas dengan menyemangati para pemain karena melakukannya dengan baik dan memberi selamat kepada pemenang.

Tunjukkan pada anak bagaimana memperlakukan orang lain dengan baik dan santun, bagaimana pun hasilnya.

Baca Juga: 5 Tips Mengasuh Anak agar Tidak Keras Kepala, Salah Satunya Akui Emosi

3. Bantu anak memahami perasaan

Bantuk anak mengakui perasaan dan mengidentifikasi perasaan sedih, marah, kecewa, dan frustrasi.

Selanjutnya, ajarkan mereka mengembangkan strategi koping (mengendalikan stres) yang sehat untuk menghadapi perasaan itu.

Validasi perasaannya, tetapi jelaskan bahwa mereka memiliki pilihan dalam cara mengatasi emosi yang tidak nyaman.

 

4. Ajarkan mengelola amarah

Pecundang tidak akan terima dengan kekalahan dan mengekspresikan amarah dengan mengatakan lawannya melakukan kecurangan.

Hindari perilaku tersebut dengan mengajarkan anak bahwa kecewa boleh saja, tetapi menyakiti orang lain dengan kata-kata buruk tidak bisa ditoleransi.

Berikan waktu dan energi untuk mengajari anakmu keterampilan manajemen kemarahan yang akan membantunya menerima kekalahan.

Baca Juga: Anak Suka Marah? Cobalah 6 Cara Ini untuk Membuatnya Lebih Baik

5. Biarkan anak tantrum

Jika anakmu mulai menangis, menghentakkan kakinya, atau menjatuhkan dirinya ke tanah, abaikan saja.

Hindari menghibur atau berbicara dengan anak saat mereka bertingkah buruk. Begitu dia tenang, beri dia perhatian positif lagi.

Kawan Puan, cobalah membiasakan untuk membicarakan tentang sportivitas anak setelah anak berkompetisi, ya. (*)