Seperti Kekerasan Verbal, Ini 5 Dampak Negatif Membentak Anak

Ericha Fernanda - Jumat, 3 Desember 2021
Dampak buruk membentak anak
Dampak buruk membentak anak erikreis

Parapuan.co - Sering terjadi situasi di mana orang tua merasa frustrasi karena anak-anak berperilaku tidak baik.

Cara kamu mengekspresikan rasa frustrasi pada anak dapat memiliki implikasi besar terhadap perkembangan kepribadian dan kesehatan jangka panjang mereka.

Seperti tindakan disiplin yang membentak pada anak, sebenarnya ekspresi ini termasuk dalam kekerasan verbal tanpa disadari.

Kekerasan verbal terjadi saat kamu membentak anak dengan menggunakan kata-kata yang dapat memengaruhi kesehatan mentalnya, seperti cemas, takut, atau stres.

Baca Juga: Ketahui 5 Kategori Kekerasan pada Anak yang Wajib Dihindari

Sebagaimana melansir Healthline, berikut lima dampak negatif membentak anak yang perlu dihindari.

1. Masalah perilaku menjadi lebih buruk

Membentak anak adalah solusi cepat untuk patuh, tapi sangat tidak disarankan karena justru membuat masalah perilaku menjadi lebih buruk.

Masalah perilakunya saat ini mungkin akan berhenti sementara waktu, tapi di kemudian hari mereka akan berperilaku tidak baik.

Ini berarti mendorongmu untuk lebih banyak membentak saat mencoba memperbaiki masalah perilaku pada anak.

2. Berpengaruh pada perkembangan otak

Membentak dan teknik pengasuhan kasar lainnya secara signifikan dapat mengubah cara otak anak berkembang.

Ini dikarenakan otak manusia memproses informasi dan peristiwa negatif lebih cepat dan menyeluruh daripada yang baik.

Riwayat kekerasan verbal dari orang tua ini akan berkembang menjadi luka batin atau inner child yang melekat hingga mereka dewasa.

Baca Juga: Kekerasan pada Anak: Mengapa Orang Tua Tega Menyakiti Anaknya Sendiri?

3. Menyebabkan depresi

Selain anak-anak merasa terluka, takut, dan sedih saat orang tua membentak mereka, bentakan mampu menyebabkan masalah psikologis intens pada anak.

Mereka dapat mengembangkan gejala depresi di masa depan karena trauma saat mengetahui peristiwa yang sama terulang kembali.

Gejala semacam ini dapat menyebabkan perilaku semakin buruk dan berkembang menjadi tindakan yang merusak diri sendiri.

4. Efek pada kesehatan fisik

Pengalaman yang dimilik anak saat tumbuh dewasa membentuk mereka dalam banyak hal, termasuk cara mereka mengendalikan diri.

Stres di masa kanak-kanak dari orang tua yang kasar secara verbal dapat meningkatkan risiko anak untuk masalah kesehatan tertentu saat dewasa.

Riwayat stres sebagai seorang anak dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan fisik.

Baca Juga: Hindari Kekerasan pada Anak, Orang Tua Perlu Punyai 4 Prinsip Ini

5. Menyebabkan sakit kronis

Memiliki trauma masa lalu dan pengalaman masa kanak-kanak yang negatif akan berkembang menjadi kondiri kronis yang menyakitkan.

Kondisi itu termasuk radang sendi, sakit kepala parah, masalah punggung dan leher, dan nyeri kronis lainnya.

Kawan Puan, tidak ada kata terlambat untuk membuat perubahan dalam perilaku mengasuh anak atau mempelajari beberapa teknik baru.

Dengan begitu, kamu dapat mengelola frustrasi dengan tepat dan menghadapi masalah perilaku pada anak dengan cara yang sehat.

Sumber: Healthline
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara