Persiapan Sekolah Tatap Muka, Kenali Dampak Long Covid pada Anak

Ratu Monita - Kamis, 2 Desember 2021
Persiapan sekolah tatap muka dengan mengenal long covid pada anak.
Persiapan sekolah tatap muka dengan mengenal long covid pada anak. CASEZY

Parapuan.co - Persiapan sekolah tatap muka kini menjadi perhatian para orang tua seiring kebijakan pembelajaran tatap muka yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Program pembelajaran tatap muka terbatas sudah diterapkan di sejumlah daerah usai melihat penambahan kasus positif Covid-19 yang berangsur menurun.

Meski begitu, pemerintah tetap menghimbau agar pihak sekolah tetap mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah adanya klaster baru penyebaran Covid-19.

Mengetahui anak kembali belajar tatap muka di sekolah tentu menyenangkan, namun sebagian orang tua masih khawatir saat anak harus beraktivitas di luar.

Oleh karena itu, peran orang tua dalam persiapan sekolah tatap muka begitu penting untuk mengajarkan perihal protokol kesehatan ini.

Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka, Cara Mengatasi Kecemasan Anak saat Berpisah dengan Orang Tua

Lebih dari itu, orang tua yang anaknya menjadi penyintas Covid-19 tentu akan sangat cemas anaknya akan mengalami gejala long covid.

Seperti kita ketahui, adanya gejala long covid memungkinkan seseorang mengalami kelelahan dan tak bisa belajar secara optimal.

Sama seperti orang dewasa, anak yang menjadi penyintas Covid-19 juga berisiko mengalami long covid.

Untuk itu dalam persiapan pembelajaran tatap muka, perihal long covid pada anak ini perlu menjadi perhatian bagi orang tua.

Melansir dari laman GridHealth, Kementerian Kesehatan Israel bahkan menyampaikan bahwa anak-anak penyintas virus corona, sekitar 10 persen di antaranya menunjukkan gejala long covid.

Perlu diketahui orang dalam persiapan sekolah tatap muka, 30 persen anak-anak yang menderita long covid biasanya memiliki masalah kognitif dan kesehatan mental.

Kondisi ini tentu saja menjadi kabar yang kurang mengenakkan bagi orang tua. Belum lagi, anak penderita long covid memiliki risiko sindrome MIS-C.

Multisystem Inflammatory Syndrome in Children atau MIS-C merupakan kondisi langka dan ekstrem dari respons sistem imun tubuh terhadap serangan virus corona.

Kondisi ini penting menjadi perhatian orang tua karena dapat berdampak pada sejumlah organ vital anak.

Kondisi ini dapat memengaruhi kondisi jantung, paru-paru, hingga sistem pembuluh darah.

Menurut survei di Israel, terdapat 30 persen orang tua dari anak yang terkena dampak long covid melaporkan penurunan kemampuan neurologis, kognitif, dan kesehatan mental.

Baca Juga: Tips Menemani Anak Belajar Jelang Persiapan Sekolah Tatap Muka

 

 

Dampak Long Covid pada Anak

Dampak long covid lainnya yang dialami anak adalah terjadinya masalah kesehatan, termasuk gangguan tidur dan konsentrasi dibandingkan mereka yang belum pernah terinfeksi Covid-19.

Berdasarkan hasil survei lanjutan terhadap orang tua dari 13.864 anak berusia 3-18 tahun yang telah pulih dari virus, ditemukan 11,2 persen di antaranya melaporkan gejala covid yang lama.

Mereka yang melaporkan gejala jangka panjang, 1,8 persen di antaranya dialami anak di bawah 12 tahun. Sementara, 4,6 persen dari mereka yang berusia 12 hingga 18 tahun masih menderita gejala selama enam bulan setelah terinfeksi virus corona.

Kabar buruknya, gejala itu akan berlanjut seiring bertambahnya usia. Di antara mereka yang berusia 12 hingga 18 tahun, memiliki risiko kemungkinan long covid lebih tinggi.

Oleh karena itu, pemahaman gejala long covid penting menjadi perhatian orang tua dalam persiapan pembelajaran tatap muka.

Di sisi lain, para peneliti di Israel juga menemukan di antara 3,5 persen anak-anak yang menunjukkan long covid tidak bergejala saat dites positif.

Waspada Sindrom MIS-C pada Anak yang Mengalami Long Covid

Sementara, Dr Nina Dwi Putri, SpA(K), MSc menjelaskan bahwa anak bisa saja hanya memunculkan gejala ringan atau tak bergejala ketika terinfeksi Covid-19.

Namun ia dapat mengalami penyakit peradangan setelahnya atau disebut sindrom MIS-C.

"Ketika peningkatan kasus anak, kita mulai melihat ada komplikasi yang ditakutkan yaitu peradangan yang terjadi pada anak setelah terkena Covid-19," papar dr. Nina.

Ia juga menambahkan bahwa "Gejala bisa saja ringan atau tidak bergejala tapi beberapa minggu kemudian bisa datang dengan sindrom atau penyakit peradangan setelah terkena Covid-19 atau MIS-C." 

Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka, Ini Cara Orang Tua Meningkatkan Minat Belajar Anak

 

Memang tak semua orang mengalami ini, tapi setiap anak penyintas Covid-19 memiliki potensi mengalami gejala long covid.

Beberapa gejala long covid yang dialami oleh anak ialah sakit tenggorokan, nyeri sendi, kelelahan sakit kepala, nyeri dada, dan mengalami masalah pencernaan. 

Selain itu, anak juga mungkin mengalami mual, perubahan suasana hati, pusing, ruam, bahkan depresi.

Gejala-gejala long covid ini dapat timbul beberapa minggu setelah infeksi awal, bahkan jika infeksi awal ringan atau tanpa gejala sekalipun.

Kondisi ini penting diperhatikan, pasalnya Israel melaporkan gejala long covid diyakini memengaruhi 10 persen pasien virus corona berusia 18 hingga 49 tahun.

Sebanyak 20 persen di antaranya berusia di atas 70 tahun, menurut laporan Yale baru-baru ini.

Jadi dalam persiapan sekolah tatap muka, penting bagi orang tua memerhatikan adanya gejala long covid yang mungkin dialami anak penyintas Covid-19.

(*)

Viral di TikTok, Kenapa Minum Kopi Bisa Memicu Buang Air Besar?