Ini 5 Teknik Mengajar Jadi Pendidik Hebat dari Sosok Guru Berprestasi

Arintha Widya - Kamis, 25 November 2021
Ilustrasi teknik mengajar agar jadi guru hebat
Ilustrasi teknik mengajar agar jadi guru hebat Christina Morillo

Parapuan.co - Guru bisa jadi profesi tidak mudah jika seseorang tidak mempunyai passion.

Selain pengetahuan dan keahlian, passion menjadi faktor penting yang mesti dimiliki seseorang untuk menjadi guru.

Dengan begitu, seseorang dapat menjadi guru yang hebat dan bisa dijadikan panutan oleh murid-muridnya.

Misalnya saja seperti sosok alumni Universitas Negeri Jakarta (UNJ) angkatan 1991, Rahmawati sebagaimana mengutip dari Kompas.com.

Rahmawati ialah salah satu guru hebat yang kerap menorehkan prestasi di tingkat nasional.

Baca Juga: Sejarah dan Tema Hari Guru Nasional yang Dirayakan Setiap 25 November

Tahun 2013-2014 misalnya, ia pernah meraih juara 1 Lomba Hemat Energi untuk Sekolah dari Kementerian ESDM.

Di tahun 2014, ia juga meraih juara 1 Nasional dari Kementerian ESDM untuk kategori The Best Mother School.

Tak cukup sampai di situ, di tahun 2017 Rahmawati meraih juara dalam lomba Inovasi Pembelajaran Karakter Bangsa SMK Tingkat Nasional yang diselenggarakan Kemendikbud.

Lantas, bagaimana sosok Rahmawati bisa menjadi guru hebat yang berprestasi? Ternyata, ini teknik mengajar yang ia sarankan buat para guru.

1. Bangga berprofesi sebagai guru

Menurut Rahmawati, hal pertama yang harus dimiliki guru agar menjadi sosok hebat dan berprestasi adalah rasa bangga.

Seseorang haruslah memiliki kebanggaan bahwa dirinya menjalani profesi sebagai guru, yang mendidik dan mengajar generasi penerus bangsa.

Pasalnya tanpa rasa bangga, seorang guru justru akan sering lelah dan menderita menjalani profesinya.

2. Bersikap baik pada siswa

Sudah selayaknya seorang guru bersikap baik sebagai contoh suri tauladan pada siswa-siswinya.

Baca Juga: Mengenal Profesi Keguruan dan Cara Menjadi Guru di Indonesia

Bersikap baik, tidak kasar pada siswa, dan tidak melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan perasaan trauma terhadap mereka.

3. Selalu memberikan contoh

Teknik mengajar agar menjadi guru hebat lainnya adalah selalu memberikan contoh.

Menurut Rahmawati, seorang guru bisa memberi contoh dengan bersikap profesional ketika mengajar.

Mulai dari tidak datang terlambat, selalu menaati peraturan sekolah (semisal tentang gaya rambut dan berpakaian), dan sebagainya.

4. Menanamkan sikap positif

Semasa mengajar di SMK Cikarang Barat, Rahmawati mengaku pernah bertemu dengan anak-anak yang ketahuan baru saja tawuran.

Alih-alih marah dan menghukum, ia menanamkan sikap positif dengan berkata kepada para siswa tersebut bahwa mereka akan jadi TNI.

 

Baca Juga: Seleksi PPPK Guru 2021 Tahap 2 Dibuka, Begini Mekanisme Pelaksanaannya

Ia menjelaskan, jika dirinya marah dan mencemooh siswa karena habis tawuran, mereka akan membencinya seumur hidup.

Namun, apabila guru menanamkan sikap positif, anak didik akan melihat contoh baik dalam hidupnya.

Sehingga, diharapkan mereka dapat berubah dan termotivasi untuk menjadi lebih baik di masa depan.

5. Membuka diri belajar dengan siswa

Siswa tidak selalu belajar dari guru, dan guru tidak selamanya mengajar para siswanya.

Tak jarang, sebagai guru justru perlu belajar bersama dengan siswa dan membuka diri kepada mereka.

Guru tidak perlu malu jika tidak mengetahui suatu hal yang juga tidak diketahui oleh siswanya.

Baca Juga: Hari Guru Nasional, Ini 5 Artis Perempuan Indonesia yang Pernah Jadi Pengajar

Justru, di sini guru bisa belajar dengan siswa dan menemukan jawaban dari suatu persoalan bersama-sama.

Terlebih, anak zaman sekarang lebih senang jika ada kedekatan dengan guru dan dianggap sebagai kawan.

"Jadi bukan antara atasan dengan bawahan. Metode ini saya bawa dengan budaya belajar bersama, sehingga siswa belajar saya juga belajar," kata Rahmawati.

"Mereka lebih nyaman, lebih enjoy, dan ini sangat menyenangkan," tambah alumni IKIP Jakarta (sekarang UNJ) tahun 1996 itu.

Nah dari kisah di atas, Kawan Puan sudah siap menjadi sosok guru yang hebat dan berprestasi? (*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Linda Fitria