Dampak Negatif Mom Shaming bagi Kesehatan Mental Ibu, Jangan Anggap Lumrah!

Ericha Fernanda - Sabtu, 20 November 2021
Dampak negatif mom shaming
Dampak negatif mom shaming nicoletaionescu

Parapuan.co - Mom shaming terjadi ketika orang mengkritik seorang ibu karena membuat pilihan pengasuhan yang berbeda dari pilihan yang telah mereka buat.

Fenomena mom shaming sebenarnya tidak wajar, tapi kerap dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Sering kali, niat orang yang mengkritik tersebut adalah memberikan nasihat, faktanya cenderung menghakimi dan bahkan membandingkan.

Baca Juga: Selain Jangan Ditanggapi, Ini Tips Cerdas Menghadapi Mom Shaming

Contoh mom shaming yang sering ditemukan seperti:

  1. Mengomentari proses persalinan ibu karena memilih caesar daripada pervaginam.
  2. Mengomentari ibu yang memberikan susu formula kepada anaknya sebagai tindakan yang salah.
  3. Menyebut seorang ibu enggan repot mengurus anak karena menggunakan jasa babysitter.
  4. Membandingkan tumbuh kembang anak.
  5. Mengomentari bentuk tubuh ibu dan bayi.
  6. Mengomentari ibu karena tidak membedong tubuh bayi, tidak memakai minyak telon, dan tidak memberikan bedak.

Dampak negatif mom shaming

Dari pers rilis yang diterima PARAPUAN dari survei BukaReview terhadap 208 ibu milenial, menunjukkan bahwa 88% ibu pernah mengalami mom shaming.

Hal yang paling mengkhawatirkan adalah masih banyak ibu menganggap mom shaming adalah hal yang lumrah.

Padahal, mom shaming tergolong ke dalam kekerasan verbal berupa kritik manipulatif yang berpotensi mengganggu psikologis korban.

Berikut adalah dampak negatif mom shaming terhadap kesehatan mental ibu, meliputi:

1. Kecemasan

Korban mom shaming akan mengalami kecemasan berlebih dan tidak percaya diri terhadap kemampuannya dalam mengurus anak.

Korban juga akan menyalahkan diri sendiri tentang pola asuh yang diambil, hingga menganggap dirinya tidak pantas disebut ibu.

Menurut psikolog Vera Itabiliana, S.Psi, M.Psi, mom shaming bisa berefek panjang. Ibu juga rentan merasa terisolir, merasa dirinya salah, dan tidak ada yang mendukungnya.

“Efek mom shaming bisa membekas lama, makanya harus cepat diatasi agar ibu tidak sampai depresi." jelasnya.

Baca Juga: Mona Ratuliu Bagi Tips Mengelola Emosi untuk Ibu Bekerja di Rumah Selama Pandemi

2. Kecewa dan Stres

Melansir Intermountain Healthcare, korban mom shaming akan merasa kecewa dan menyesal mengapa tidak bisa menjadi ibu yang baik.

Jika berlarut-larut, luka mom shaming dapat meningkat menjadi stres hingga baby blues atau depresi pascapersalinan.

Korban merasa sakit hati karena komentar orang lain, tapi juga menyalahkan diri sendiri karena tidak bisa memenuhi harapan itu.

“Ketika ibu tidak dapat memenuhi harapan yang tidak realistis ini, mereka akan kecewa, merasa gagal, atau menjadi tidak aman dengan kemampuan mengasuh anaknya,” kata Laura Cipro, seorang praktisi perawat kesehatan mental psikiatri di Intermountain Healthcare.

"Data menunjukkan ini dapat menyebabkan peningkatan tingkat kecemasan dan depresi pada ibu," imbuhnya.

Kawan Puan, jangan anggap perilaku mom shaming ini sebagai sesuatu yang lumrah untuk dilakukan, ya.

Biarkan orang tua lain menerapkan keputusan dan gaya mengasuh anak dengan cara terbaik versi mereka.

Ingatlah, setiap orang tua mengalami tantangan dalam membesarkan anak, jadi tidak etis untuk menghakiminya.

Baca Juga: Ciptakan Bonding, 10 Rahasia Kebahagiaan Ibu dan Anak di Tengah Pandemi

(*)

Sumber: Intermountain Healthcare
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati