Kekerasan pada Perempuan Secara Domestik dapat Berdampak pada Anak-anak

Putri Mayla - Jumat, 19 November 2021
Kekerasan pada perempuan yang terjadi dalam ranah domestik juga dapat berdampak pada anak-anak dan remaja.
Kekerasan pada perempuan yang terjadi dalam ranah domestik juga dapat berdampak pada anak-anak dan remaja. Todorov

Parapuan.co - Kekerasan pada perempuan yang terjadi secara domestik juga dapat berdampak pada orang-orang terdekat.

Terutama, anak-anak dan remaja yang melihat kekerasan domestik yang terjadi.

Sehingga, layanan kekerasan dalam rumah tangga perlu menawarkan dukungan emosional dan praktik khusus untuk anak-anak dan remaja.

Terutama bagi mereka yang terkena dampak kekerasan dalam rumah tangga.

Pasalnya, anak-anak dan remaja dapat mengalami dampak secara emosional yang tidak terlihat secara fisik.

Baca Juga: Gejala Seseorang Mengalami Kekerasan pada Perempuan secara Emosional

Kekerasan pada perempuan yang terjadi secara domestik dapat berefek secara emosional dan fisik.

Lebih lanjut lagi, efek yang dialami anak-anak dan remaja ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mereka.

Parahnya, efek tersebut dapat bertahan dalam jangka pendek dan panjang.

Lantas, apa saja efek yang bisa dirasakan anak-anak dan remaja?

Untuk lebih lengkapnya, berikut efek kejahatan terhadap perempuan yang terjadi dalam ranah domestik. 

 

Apakah efeknya sama untuk setiap anak?

Kekerasan pada perempuan dalam ranah domestik dapat menyebabkan anak-anak mengalami efek kognitif, perilaku dan emosional jangka pendek dan panjang.

Hal ini sebagai akibat dari menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga.

Setiap anak akan merespon secara berbeda terhadap trauma dan beberapa mungkin tahan dan tidak menunjukkan efek negatif.

Tanggapan anak-anak terhadap trauma menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga dapat bervariasi.

Faktor yang mendasari tanggapan terhadap trauma tidak terbatas pada, usia, ras, jenis kelamin dan tahap perkembangan.

Baca Juga: Kekerasan pada Perempuan yang Terjadi di Masa Anak-anak Berpengaruh pada Otak

Sama pentingnya untuk diingat bahwa tanggapan ini juga dapat disebabkan oleh sesuatu selain menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga.

Anak-anak adalah individu dan dapat menanggapi menyaksikan pelecehan dengan cara yang berbeda.

Masih melansir Womensaid, berikut beberapa efek yang dijelaskan oleh Royal College of Psychiatrists (2004):

  • Mereka mungkin menjadi cemas atau depresi;
  • Mereka mungkin mengalami kesulitan tidur;
  • Mereka mengalami mimpi buruk atau kilas balik;
  • Mereka dapat dengan mudah terkejut'
  • Mereka mungkin mengeluhkan gejala fisik seperti sakit perut dan mungkin mulai mengompol;
  • Mereka mungkin mengalami temper tantrum dan masalah dengan sekolah;
  • Mereka mungkin berperilaku seolah-olah mereka jauh lebih muda dari mereka;
  • Mereka mungkin menjadi agresif atau mereka mungkin menginternalisasi kesusahan mereka dan menarik diri dari orang lain;
  • Mereka mungkin memiliki rasa harga diri yang lebih rendah;
  • Anak yang lebih besar mungkin mulai membolos, mulai menggunakan alkohol atau obat-obatan, mulai melukai diri sendiri dengan overdosis atau memotong diri sendiri atau memiliki gangguan makan.

Selanjutnya, anak-anak juga mungkin merasa marah, bersalah, tidak aman, sendirian, takut, tidak berdaya atau bingung.

Mereka mungkin memiliki perasaan takut dan harap terhadap pelaku dan orang tua yang tidak melakukan kejahatan terhadap perempuan.

Apakah anak-anak tumbuh menjadi pelaku dan/atau korban?

Masih melansir Womensaid, "Siklus kekerasan" atau dikenal sebagai "teori antargenerasi" sering dirujuk ketika mempertimbangkan dampak kekerasan dalam rumah tangga pada anak.

Namun temuan penelitian tidak konsisten, dan tidak ada hubungan sebab dan akibat otomatis.

Teori ini melemahkan dan tidak efektif ketika bekerja dengan anak-anak.

Baca Juga: Akibat Kekerasan pada Perempuan, Ini Gejala dan Dampak Trauma Bonding

Seorang anak laki-laki yang telah menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga tidak harus tumbuh menjadi pelaku kekerasan.

Begitu juga dengan seorang anak perempuan tidak harus menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga di kemudian hari.

Jika kamu berada dalam hubungan yang di dalamnya terdapat kekerasan, segera mencari pertolongan.

Selain itu, anak-anak juga perlu mendapatkan bantuan jika orang tua mereka mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

Bantuan untuk anak-anak yang melihat kekerasan pada perempuan yang terjadi di rumah tangga perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya efek negatif yang tidak diinginkan.

(*)

Sumber: Womensaid
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh