Serba-serbi Kanker Payudara, Perempuan Wajib Tahu!

Yussy Maulia - Senin, 8 November 2021
Shutterstock

Parapuan.co – Kanker payudara merupakan “mimpi buruk” bagi setiap perempuan. Sebab, kanker payudara menjadi salah satu penyebab utama kematian perempuan di dunia. Penyakit kronis ini juga membayangi perempuan Indonesia.

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2019 menunjukkan tingkat kematian akibat kanker payudara di Indonesia mencapai 17 orang per 100.000 penduduk.

Pada 2020, The Global Cancer Observatory mencatat kasus kanker payudara di Indonesia mencapai 65.858 kasus. Dengan jumlah tersebut, Indonesia menjadi negara dengan prevalensi atau jumlah kasus baru kanker payudara terbesar di dunia.

Oleh sebab itu, mengingat tingginya kasus dan angka kematian perempuan akibat kanker payudara, Kawan Puan perlu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan seputar kanker payudara.

Baca Juga: Breast Cancer Experts Network, Jejaring Digital Ahli Onkologi Pertama di Asia Tenggara

Melansir laman breastcancer.org, kanker payudara terjadi akibat pertumbuhan sel-sel di payudara yang tidak terkendali. Kemudian, sel tersebut berkembang menjadi benjolan atau tumor.

Tumor dapat bersifat jinak atau ganas. Meski keduanya sama-sama perlu diwaspadai, tumor ganas lebih berbahaya karena dapat berkembang cepat dan menyebar ke organ lain dalam tubuh.

Tingkat kesembuhan

Perlu diketahui bahwa kanker payudara kemungkinan bisa sembuh apabila ditangani segera. Tingkat kesembuhannya (survival rate) pun beragam.

Menurut American Cancer Society, pasien kanker payudara stadium 1 memiliki tingkat kesembuhan hingga 99 persen. Ini karena penyebaran sel kanker masih bersifat lokal di area tumor tumbuh.

Baca Juga: Mengenal Mastektomi, Operasi Pengangkatan Payudara karena Kanker

Sementara itu, pasien stadium 2 memiliki tingkat kesembuhan 86 persen. Pada stadium ini, sel kanker sudah menyebar ke sekitar bagian payudara. Biasanya, ukuran tumor stadium 2 juga lebih besar dibandingkan stadium 1.

Selanjutnya, pasien kanker payudara stadium 3 memiliki tingkat kesembuhan 72 persen dan pasien stadium 4 memiliki tingkat kesembuhan 28 persen.

Pengobatan kanker payudara

Ketika pasien terdiagnosis kanker payudara, dokter akan merekomendasikan beberapa jenis penanganan. Pengangkatan tumor dan sel kanker payudara atau mastektomi merupakan yang paling umum.

Selain operasi, pasien kanker payudara juga biasanya akan menjalani pengobatan kemoterapi. Tujuannya, untuk memastikan agar tidak ada sel kanker yang tersisa dan berkembang lagi.

Baca Juga: Banyak Terjadi di Usia Produktif, Apa Itu Kanker Payudara Triple Negatif?

Tidak dapat dimungkiri, efek samping kemoterapi masih menjadi momok bagi pasien kanker payudara.

Dalam situs breastcancernow.org dijelaskan, beberapa efek samping kemoterapi yang umum dialami oleh pasien kanker payudara antara lain rambut rontok (alopecia), mual, muntah-muntah, kelelahan, dan diare. Kemoterapi juga dapat menghambat proses pembentukan sel darah merah sementara sehingga pasien berisiko mengalami anemia.

Namun, efek samping yang dirasakan setiap pasien tidak sama. Untuk mengatasinya, dokter juga akan memberikan obat yang dapat mengurangi efek samping. Selain itu, pasien juga diwajibkan mengonsumsi banyak air putih, mengatur pola makan sehat, dan menjaga kebersihan diri.

Terkait efek samping, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang juga percaya bahwa mengonsumsi herbal tradisional Tiongkok dapat membantu memulihkan stamina dan meringankan keluhan akibat efek samping kemoterapi.

Baca Juga: Sempat Jalani Operasi Besar, Ari Lasso Umumkan Idap Kanker Langka

Hal itu dibuktikan melalui sebuah  penelitian  berjudul “Hematopoietic effects and mechanisms of Fufang E׳jiao Jiang on radiotherapy and chemotherapy-induced myelosuppressed mice” (2014).

Penelitian tersebut menelaah formulasi yang terkandung dalam Fufang E’jiao Jiang, yaitu Colla corii asini, Codonopsis pilosulae, Rehmannia glutinosa, Crataegus pinnatifida, dan Panax ginseng.

Hasil penelitian membuktikan bahwa formulasi tersebut dapat meningkatkan fungsi pembentukan sel darah (hematopoiesis) sehingga dapat mengurangi risiko penurunan jumlah darah yang merupakan salah satu efek samping kemoterapi atau radioterapi.

Selain itu, sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal ilmiah Frontiers pada 2020 menelaah kandungan dalam produk herbal China atau Chinese Herbal Medicine (CHM). Salah satu kandungan yang diteliti adalah Codonopsis pilosulae.

Baca Juga: Dukung Kesehatan Tenaga Medis, PT Saras Subur Abadi Salurkan Ribuan Fufang Ejiao Jiang

Menurut hasil penelitian tersebut, kandungan herbal tersebut dapat mengurangi efek samping kemoterapi, seperti rasa mual, muntah-muntah, diare, rambut rontok, penurunan sel-sel darah (mielosupresi), dan gangguan fungsi kekebalan tubuh.

Namun, terkait konsumsi obat tradisional Tiongkok pada pasien kanker payudara, pastikan Kawan Puan telah berkonsultasi terlebih dulu dengan tenaga medis. Selain itu, pastikan produk dibeli dari toko atau distributor obat resmi agar keaslian hingga keamanannya terjamin.

Nah, itulah fakta seputar kemoterapi bagi pasien kanker payudara dan mengatasi efek sampingnya. Sebagai perempuan, yuk tingkatkan kesadaran diri dengan lakukan pemeriksaan dini agar penanganan kanker payudara bisa dilakukan sesegera mungkin.

Penulis:
Editor: Sheila Respati

Sering Mengantuk di Siang Hari? 3 Kondisi Ini Bisa Jadi Penyebabnya