Terapi Musik Baik untuk Kesehatan Fisik dan Mental, Ini 6 Jenisnya

Anna Maria Anggita - Selasa, 9 November 2021
Jenis-jenis terapi musik untuk kesahatan fisik dan mental
Jenis-jenis terapi musik untuk kesahatan fisik dan mental Artfully79

2. Terapi musik neurologis

Terapi musik dapat mengurangi stres dan meningkatkan relaksasi.

Terapi musik neurologis juga dapat mengurangi kecemasan sebelum seseorang operasi.

Berdasarkan studi berjudul "Neurologic Music Therapy Improves Executive Function and Emotional Adjustment in Traumatic Brain Injury Rehabilitation", terapi musik neurologis memiliki sejumlah manfaat lain. 

Seperti untuk rehabilitasi fisik, manajemen rasa sakit, dan mengobati cedera otak.

Baca Juga: Birthday Blues: Gejala dan Penyebab Rasa Khawatir Jelang Hari Ulang Tahun

3. Metode Bonny

Sesuai dengan namanya, terapi musik metode Bonny dinamai langsung oleh Helen L. Bonny, PhD.

Helen L. Bonny merupakan seorang terapis musik yang mengembangkan "Guided Imagery and Music" yang sering disebut sebagai "GIM".

Metode ini menggunakan musik klasik dan citra Bonny Method of Guided Imagery and Music (GIM) untuk membantu mengeksplorasi pertumbuhan pribadi, kesadaran, dan transformasi.

Manfaat metode ini terbukti dalam penelitian berjudul Health Outcomes of a Series of Bonny Method of Guided Imagery and Music Sessions: A Systematic Review.

Di mana serangkaian sesi GIM dapat meningkatkan kesehatan psikologis dan fisiologis pada orang dewasa dengan kebutuhan medis dan kesehatan mental.

4. Nordoff-Robbins

Terapi musik Nordoff-Robbins merupakan metode penyembuhan suara yang dibawakan oleh musisi terampil yang menyelesaikan program master 2 tahun di Nordoff-Robbins.

Musisi akan menggunakan musik yang akrab bagi pasien yang dirawat, membuat musik baru bersama, atau bekerja sama menuju suatu pertunjukan.

Pendekatan Nordoff-Robbins digunakan untuk merawat anak-anak dengan keterlambatan perkembangan.

Metode ini juga turut membantu masalah kesehatan mental, kesulitan belajar, gangguan spektrum autisme, demensia, dan kondisi lainnya.

Sumber: Healhtline
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati