Dukung Ekonomi Sirkular, Begini Praktik Jual Beli di Toko Nol Sampah

Arintha Widya - Sabtu, 30 Oktober 2021
Sampah daur ulang
Sampah daur ulang Photo by BAY ISMOYO / AFP (nst.com.my)

1. Menyediakan wadah nonplastik untuk pembeli

Biasanya, pembeli yang berbelanja ke toko Nol Sampah akan membawa wadah sendiri.

Namun, apabila mereka lupa atau wadah yang dibawa tak cukup menampung belanjaan, Pieta menyediakan jar (toples) dan kantong kain gratis.

"Rata-rata bawa wadah sendiri, terus di toko aku nggak nyediain kantong plastik, tapi toples dari kaca. Itu gratis bisa dipakai sama temen-temen yang dateng ke sini," kata Pieta.

Jar itu sendiri sebagian besar merupakan hasil donasi, sehingga Pieta pun leluasa mendonasikannya kembali untuk mendukung ekosistem ekonomi sirkular di Indonesia.

"Jar-nya itu hasil donasi. Jadi, yang suka ke sini, mereka suka donasi jar bekas. Aku memang open donasi untuk toples kaca bekas sama kantong kain," tambah perempuan kelahiran 1987 tersebut.

Baca Juga: Bertemakan Hutan Indonesia, Sepatu Ini Terbuat dari Bahan Daur Ulang

2. Menerapkan pembelian curah atau partai besar

Untuk meminimalkan penggunaan kantong plastik, Pieta juga menerapkan sistem pembelian dalam partai besar atau curah.

Maka itu, ia menyediakan kantong atau wadah ukuran satu hingga lima kilogram dan hanya melayani pembelian curah.

"Kalau produk curah itu kan belinya dalam jumlah banyak, minimal karungan atau ukuran satu kilo, minimal sampai lima kilo," ungkap Pieta lagi.

"Ini memberikan alternatif untuk konsumen menghindari kemasan-kemasan saset tadi. Karena saset itu kan residu, nggak bisa didaur ulang," jelasnya.

Sumber: Wawancara
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh