5 Cara Mengajarkan Empati dan Kecerdasan Emosional pada Anak

Ericha Fernanda - Jumat, 15 Oktober 2021
Cara menumbuhkan empati dan jiwa sosial pada anak
Cara menumbuhkan empati dan jiwa sosial pada anak imtmphoto

Parapuan.co - Tidak ada orang tua yang ingin membesarkan anak egois dan hanya mementingkan dirinya saja.

Pastinya setiap orang tua mengharapkan anak tumbuh dengan baik, peduli dengan sesama, cerdas secara emosional, dan penuh empati.

Memiliki empati berarti anak memiliki kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dan memahami emosi dan perasaan orang tersebut.

Sedangkan, kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ) adalah kemampuan anak yang memahami perasaan sendiri, perasaan orang lain, serta mampu mengontrol emosi.

Baca Juga: Bukan Dihukum, Begini Gaya Mengasuh secara Positif dan Manfaatnya untuk Anak

Melansir Verywell Family, empati sangat penting untuk membangun hubungan yang sehat dan bahagia dengan keluarga dan teman-teman di sekolah atau lingkungannya.

Empati juga bisa menjadi faktor penting dalam mengajari anak-anak apa itu bullying dan bagaimana tidak terlibat dalam perilaku bullying.

Kendati demikian, mengajarkan empati merupakan landasan penting dalam mencegah intimidasi di sekolah pada anak-anak.

Empati bukan bakat, melainkan keterampilan yang diulang-ulang dan dapat diajarkan oleh orang tua.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dicoba orang tua untuk mengajarkan empati dan meningkatkan kecerdasan emosional pada anak.

1. Pastikan kebutuhan emosional anak terpenuhi

Agar si anak dapat merasakan dan mengungkapkan empati kepada orang lain, kebutuhan emosionalnya sendiri harus dipenuhi terlebih dahulu.

Sebagai orang tua, kamu dapat diandalkan untuk memberikan dukungan emosional sebelum dia dapat memberikannya kepada orang lain.

Baca Juga: 5 Pola Asuh Masa Lalu yang Tidak Relevan untuk Diterapkan pada Anak

2. Ajarkan cara mengelola emosi

Wajar terjadi pada siapa saja terkait emosi negatif, rasa kesal, marah, atau ingin membalas perbuatan orang lain.

Tanyakan pada anak, "Bagaimana perasaan kamu?", ini secara alami mengarahkan pada empati dan mengakui perasaan mereka yang tidak baik-baik saja.

Jika mereka melakukan kesalahan, sebaiknya evaluasi setelah emosinya mereda dan bicarakan baik-baik bahwa perbuatannya salah dan beri tahu apa yang kamu inginkan.

3. Akui perasaan anak dan tunjukkan kepedulian

Untuk membantu anak-anak memahami emosi dan perasaan, kenali dan akui perasaan mereka saat sedih atau mengkhawatirkan temannya.

Kamu bisa mengapresiasinya dengan mengatakan, "Kamu sangat baik karena mengkhawatirkan temanmu, Ibu yakin itu membuatnya merasa jauh lebih baik."

4. Bicarakan tentang perilaku positif dan negatif di lingkunganmu

Terbukalah dengan anak dan beri tahu mana perilaku positif atau negatif yang ada di lingkunganmu.

Misalnya, perbuatan menindas orang lain itu akan menyakiti orang lain dan dampaknya bisa mengganggu kesehatan mentalnya.

Beri tahu cara mencegahnya jika anakmu mengalami perundungan atau melihat temannya ditindas.

5. Berikan contoh yang baik

Orang tua adalah teladan bagi anaknya, tunjukkan pada anak apa artinya menjadi orang yang dermawan atau bagaimana bersikap baik dan penuh kasih.

Dengan membantu atau mendukung orang lain yang membutuhkan atau mengalami kesulitan, kamu dapat mengajari anak bagaimana menjadi orang yang berempati.

Baca Juga: Jangan Abaikan, Ini 4 Cara Mengetahui Anak Sedang Berjuang dengan Kesehatan Mentalnya

(*)