Mengenal Preeklamsia, Faktor Risiko dan Gejala Komplikasi Kehamilan Serius

Ericha Fernanda - Rabu, 13 Oktober 2021
Faktor risiko dan gejala preeklamsia
Faktor risiko dan gejala preeklamsia ronnachaipark

Parapuan.co - Salah satu penyebab kematian ibu dan bayi saat masa kehamilan adalah preeklamsia.

Preeklamsia adalah gangguan tekanan darah yang hanya terjadi pada kehamilan dan dapat menyebabkan komplikasi serius.

Komplikasinya termasuk kerusakan organ vital, khususnya ginjal dan hati bagi ibu hamil.

"Preeklamsia biasanya dimulai setelah minggu ke-20, yang tadinya tensinya normal terus di pertengahan atau akhir menjadi tinggi," kata dr. Aditya Kusuma, SpOG. dari RSIA Bunda Jakarta, Selasa (12/10/2021).

Dalam Sesi Diskusi Eksklusif dengan Rocha Diagnostics Indonesia dan Dokter Kandungan RSIA Bunda dalam rangka memperingati Pregnancy and Infant Loss Awareness Day, Aditya menyebut ada risiko serius bagi ibu hamil dengan preeklamsia.

Baca Juga: Usai Perempuan Menikah, Kenali Risiko Menjalani Program Hamil

Risiko preeklamsia untuk ibu dan janin

  • Persalinan prematur
  • Kematian janin
  • Berat badan lahir rendah
  • Solusio plasenta (plasenta terlepas sebelum waktunya
  • Kejang (eklamsia)

"Selain itu, risiko lainnya termasuk penyakit jantung kardiovaskular, diabetes, kegagalan organ, dan pendarahan yang hebat bagi ibunya," ujar dr. Aditya.

Faktor Risiko

"Biasanya preeklamsia dialami ibu hamil sebelum 34 minggu dan setelah 34 minggu (8 bulan)," terang dr. Aditya.

Ia menambahkan, tekanan darah tinggi pada ibu hamil paling banyak terjadi saat usia kehamilan di atas 37 minggu atau 9 bulan.

Baca Juga: 3 Jenis Pemeriksaan Kesuburan untuk Jaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan

Secara umum, Aditya memaparkan beberapa faktor risiko sebagai penyebab ibu hamil mengidap preeklamsia, meliputi:

  • Kehamilan pertama
  • Riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
  • Riwayat preeklamsia dalam keluarga
  • Kehamilan di bawah usia 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
  • Mengandung lebih dari satu janin (kembar)
  • Ibu dengan penyakit ginjal atau hipertensi kronis
  • Obesitas

"Untuk mengetahui preeklamsia lebih awal, periksa secara rutin di usia kehamilan 11-13 minggu," saran dr. Aditya.

Ia melanjutkan, waspadai preeklamsia saat memasuki trimester kedua dan di atas 20 minggu dengan tensi sekitar 140/90.

Gejala

"Preeklamsia sulit untuk diprediksi dan dikelola, sebanyak 80% perempuan yang dicurigai mengalami preeklamsia tidak menunjukkan gejala terkait," jelas dr. Aditya.

dr. Aditya menyebut, preeklamsia tanpa gejala ini bisa menjadi 'silent killer' atau membunuh secara diam-diam bagi ibu dan janin.

Ia melanjutkan, jika preeklamsia sudah berlanjut maka kemungkinan gejalanya termasuk:

  • Sakit kepala yang parah
  • Gangguan penglihatan
  • Tekanan darah tinggi
  • Naiknya berat badan dengan cepat
  • Mual
  • Sakit pada area abdominal (nyeri perut)
  • Protein pada urine
  • Bengkak pada tangan dan kaki

"Cara mendeteksi lebih awal yaitu dengan pemeriksaan darah untuk mengetahui preeklamsia ada kemungkinan berapa persen," saran Aditya.

Tujuannya, untuk melakukan penanganan secara optimal guna mengurangi risiko kematian ibu dan janin.

Baca Juga: Kerap Dirasakan Ibu Hamil, Ini Penyebab Nyeri Punggung Saat Hamil

(*)