Hari Kesehatan Mental Sedunia, Yuk Kenali Beda Profesi Psikolog dan Psikiater

Arintha Widya - Minggu, 10 Oktober 2021
Ilustrasi konsultasi psikologis
Ilustrasi konsultasi psikologis SHVETS production

Parapuan.co - Saat ingin konsultasi terkait masalah kesehatan mental, siapa yang sebaiknya kita temui? Psikolog atau psikiater?

Barangkali, itulah pertanyaan yang sering dihadapi sejumlah orang karena belum mengetahui beda profesi psikolog dengan psikiater.

Bertepatan dengan Hari Kesehatan Mental Sedunia yang jatuh pada 10 Oktober ini, sebaiknya kamu perlu mengetahui perbedaan profesi tersebut.

Dengan begitu jika kamu atau orang terdekat merasa mesti menemui ahli untuk masalah kesehatan mental, kamu tahu harus mendatangi psikolog atau psikiater.

Berikut beberapa perbedaan profesi psikolog dan psikiater seperti dilansir dari Kompas.com.

Baca Juga: 5 Hal yang Perusahaan Bisa Lakukan untuk Jaga Kesehatan Mental Karyawan

1. Perbedaan dari segi pendidikan

Dilihat dari segi pendidikannya, psikolog dan psikiater menempuh jurusan perkuliahan yang berbeda satu sama lain.

Psikolog perlu menempuh pendidikan tinggi di Jurusan Psikologi, sedangkan psikiater harus sekolah di Jurusan Kedokteran.

Bagi calon psikolog, untuk menjalani profesi terkait harus mempelajari perkembangkan kepribadian, sejarah masalah psikologis, dan ilmu penelitian psikologis.

Selanjutnya, perlu menempuh pendidikan pascasarjana untuk mempelajari mengenai cara mendiagnosis gangguan mental dan emosional di berbagai situasi.

Mahasiswa psikologi biasanya akan diminta magang satu sampai dua tahun untuk belajar metode pengobatan, melakukan pengujian analitik, belajar teknik psikologis, sampai terapi perilaku.

Sesudahnya, barulah mereka memperoleh lisensi setelah memiliki pengalaman kerja praktek di bawah pengawasan tenaga profesional kesehatan mental.

Di sisi lain, calon psikiater yang menempuh sekolah Kedokteran sebelumnya, perlu mengikuti residensi terlebih dulu di rumah sakit.

Residensi di bidang psikiatri itu umumnya berlangsung selama empat tahun, dan tentu saja di bawah pengawasan dan bimbingan profesional.

Selama residensi, mereka akan dipertemukan dengan bermacam pasien, mulai anak-anak sampai orang tua yang mempunyai gangguan perilaku maupun masalah mental lainnya.

Psikiater adalah orang yang mampu mendiagnosis sekaligus memberikan pengobatan pada penyakit mental.

Baca Juga: 5 Tips Perempuan Karier Menjaga Kesehatan Mental Akibat Stres Kerja

2. Perbedaan dari sisi praktek kerja

Untuk praktek kerjanya, psikolog cenderung merawat pasien yang kondisinya akan lebih efektif dengan perawatan psikologis.

Kondisi yang dimaksud meliputi gangguan perilaku, kesulitan belajar, depresi, hingga gangguan kecemasan.

Sementara itu, psikiater lebih berperan dalam melakukan penilaian dan diagnosis awal, kemudian merujuk pasien ke psikolog untuk ikut konseling atau terapi psikologis.

Bisa dibilang, psikiater umumnya memberikan perawatan masalah kesehatan, termasuk pengobatan dan pemeriksaan terhadap kesehatan fisik serta memantau efek pengobatan.

Selain itu, psikiater juga bertanggung jawab menangani pasien dengan kondisi kesehatan mental yang kompleks, mulai dari depresi berat, skizofrenia, hingga bipolar.

Maka dari itu, psikolog dan psikiater kerap bekerja sama dalam menangani pasien di bagian kesehatan mental di rumah sakit.

3. Perbedaan dari segi pengobatan

Berikutnya dari segi pengobatan, psikolog lebih fokus pada psikoterapi untuk merawat pasien dengan gangguan emosional dan mental.

Psikolog juga berperan dalam merekomendasikan tes psikologis untuk mengukur kondisi mental seseorang, serta terapi yang efektif untuk pasien.

Berbeda halnya dengan psikiater yang merupakan dokter yang memberikan terapi pengobatan kepada pasien.

Psikiater bertanggung jawab meresepkan obat untuk terapi kesehatan mental dan emosional pasien bila diperlukan.

Itulah tadi beberapa perbedaan profesi psikolog dan psikiater yang mungkin orang awam sering tertukar.

Baca Juga: Perempuan yang Berdaya Disebut Punya Mental Juara, Kok Bisa?

Apabila kamu masih belum yakin siapa yang mesti ditemui, kamu bisa memeriksakan diri ke dokter umum.

Dokter umum akan merekomendasikan apakah persoalanmu perlu ditangani psikolog atau psikiater.

Semoga informasi di atas membantumu, ya, Kawan Puan! (*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Linda Fitria