5 Film Indonesia Ini akan Tayang di Busan International Film Festival 2021

Alessandra Langit - Rabu, 6 Oktober 2021
Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas ditayangkan di BIFF
Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas ditayangkan di BIFF Palari Films

Parapuan.co - Kawan Puan, Busan International Film Festival (BIFF) ke-26 akan digelar mulai hari Rabu (06/10/2021).

Acara ini sebelumnya tidak dapat digelar secara langsung karena adanya pandemi Covid-19 di Korea Selatan.

Namun kini, BIFF akan dilaksanakan secara fisik dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Salah satu festival film terbesar di dunia itu akan berlangsung selama 10 hari di kota pelabuhan terbesar di Korea Selatan, Busan.

Baca Juga: Film 'Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas' Menang Golden Leopard Locarno Film Festival

Aktor Song Joong-ki dan Park So-dam dipilih untuk membawakan acara pembukaan yang akan digelar di Busan Cinema Center di Haeundae malam nanti.

Ada 223 film dari 70 negara akan ditayangkan di 29 teater besar di Busan International Film Festival.

Di antara daftar film tersebut ternyata ada beberapa film karya sineas Indonesia yang berhasil lolos seleksi di berbagai program BIFF.

Yuk kita simak daftar film Indonesia yang tembus dan akan ditayangkan di Festival Film Busan tahun ini.

1. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

Film garapan sutradara Edwin ini masuk ke program A Window on Asian Cinema bersama dengan film-film karya sutradara keren di Asia.

Diadaptasi dari novel karya Eka Kurniawan, film ini membahas tentang toxic masculinity yang ada di keseharian masyarakat Indonesia.

Film ini dinilai mampu membahas isu yang penting di masyarakat Indonesia bahkan dunia lewat cerita yang sederhana.

Sebelumnya, Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas berhasil meraih Golden Leopard dalam Locarno International Film Festival pada Agustus 2021 lalu.

2. Yuni

Yuni masuk dalam program yang sama dengan film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, yaitu A Window on Asian Cinema.

Film ini disutradarai oleh salah satu sutradara perempuan terbaik di Indonesia, Kamila Andini.

Yuni mengangkat isu yang relevan di kehidupan perempuan Indonesia yaitu halangan dalam meraih mimpi karena dipaksa untuk menikah.

Baca Juga: Berkompetisi di Festival Film Toronto, Film Yuni Angkat Kisah Mimpi Remaja Perempuan

Menceritakan kisah gadis remaja, film Yuni mengambil latar budaya Banten yang masih cukup tradisional.

Film ini menjadi representasi perempuan di daerah terpencil di Indonesia yang tak punya pilihan untuk bermimpi.

3. Penyalin Cahaya

Film panjang pertama karya sutradara Wregas Bhanuteja lolos seleksi untuk program New Currents atau pendatang baru.

Menggandeng Shenina Cinnamon sebagai pemeran utama, film ini membahas isu kekerasan seksual di lingkup pendidikan.

Sur, seorang mahasiswa, harus kehilangan beasiswa ketika fotonya saat mabuk tersebar.

Ia tidak tahu sama sekali apa yang terjadi padanya dan meminta bantuan temannya yang seorang tukang foto kopi untuk membantunya.

4. Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak

Film karya sutradara perempuan Mouly Surya mewakili Indonesia untuk program Wonder Women’s Movies.

Program tersebut menyorot film-film karya sutradara perempuan terbaik dari berbagai negara di Asia.

Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak sendiri menceritakan perjalanan seorang perempuan penyintas kekerasan untuk mendapatkan keadilan.

Film ini sebelumnya sudah banyak memenangkan penghargaan di berbagai festival film internasional maupun nasional.

Baca Juga: Keren! Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak Masuk Program Spesial Perempuan di Busan

5. Laut Memanggilku

Kali ini giliran film pendek Indonesia yang menunjukkan sinarnya di kancah festival film internasional.

Baca Juga: Cerita Shenina Cinnamon dan Wregas Bhanuteja Karantina di Korsel untuk Film Penyalin Cahaya

Film karya sutradara Tumpal Tampubolon ini lolos seleksi program kompetisi Asian Short Film Competition. 

Tidak hanya itu, dalam program tersebut film ini akan bersaing dengan 9 film pendek dari berbagai negara di Asia lainnya.

Film ini menceritakan tentang kisah anak kecil yang memiliki kerinduan mendalam dan hanya bisa mengungkapkan rasa tersebut kepada laut.

Daftar film tersebut menjadi bukti bahwa film karya anak bangsa Indonesia kini semakin menunjukkan taringnya di festival film internasional.

Kawan Puan dapat menyaksikan program-program di BIFF secara daring lewat situs resminya di tautan ini. (*)

 

Sumber: biff.kr
Penulis:
Editor: Linda Fitria