Talita Setiyadi, Pencetus Toko Roti Sehat ala Eropa Pertama di Jakarta

Aulia Firafiroh - Sabtu, 2 Oktober 2021
Sosok Talita Setiyadi
Sosok Talita Setiyadi Talita Setiyadi

Parapuan.co- Talita Setyadi atau yang akrab disapa Talita, merupakan salah satu pencetus toko roti sehat ala Eropa yang berbasis di Jakarta.

Perempuan yang mendapat julukan "The Indonesian Pastry Queen" atau Ratu Pastry Indonesia ini awalnya bersekolah musik dan bercita-cita menjadi penyanyi.

Sekarang ia justru menjadi chef hingga masuk dalam 30 besar daftar Under 30 kategori "The Arts" versi majalah Forbes.

Dilansir dari website resmi Beau Bakery, Talita dan temannya, Ian Chin mendirikan toko roti Beau Bakery pada tahun 2015.

Beau Bakery menjadi toko roti pertama yang mempopulerkan roti sehat dan pastry ala Eropa asli di Jakarta.

Baca juga: Luh Ketut Suryani, Profesor Ahli Jiwa Usia 77 Tahun yang Kerap Beri Konsultasi Gratis

Awalnya ingin jadi musisi

Sebelum membesarkan bisnis Beau Bakery, Talita awalnya memiliki cita-cita sebagai penyanyi.

Ia bahkan berani bercerita pada kedua orangtuanya soal impiannya itu.

“Dari kecil aku merasa punya jiwa pengin perform. Karena kalau kita manggung, rasanya orang-orang akan mengapresiasi pekerjaan yang kita lakukan,” kata Talita dilansir dari tabloid NOVA edisi 28 Oktober-03 November 20019.

Untuk mewujudkan cita-citanya, Talita pernah membuat band saat remaja dan mengambil kuliah jurusan musik jazz.

Baginya, memasak adalah hobi saat ada waktu luang.

“Memasak itu hanya hobi, saat aku butuh santai dari kegiatan kampus,” tambahnya.

Talita bahkan mengibaratkan Beau Bakery seperti sebuah kelompok musik.

Ia mengibaratkan dirinya adalah konduktor, sementara chef maupun karyawannya yang lain berperan sebagai pemusiknya.

“Bagiku, musik dan patiseri itu nyambung. Keduanya butuh ekspresi dan cinta dalam berkreasi. Kalau enggak pakai cinta, rasanya enggak akan bagus. Dalam musik, karya kita
itu akan didengar orang lain, dia bisa terharu dengan musik yang kita buat. Begitu juga
orang yang akan makan makanan kita, bisa merasakan dedikasi pembuatnya begitu tinggi
misalnya,” jelas perempun yang kini berusia 32 tahun itu.

Baca juga: Sosok Putri Kusuma Wardani, Debut di Piala Sudirman di Usia 19 Tahun

Munculnya keinginan menjadi chef

Saat krisis 1998 terjadi di Indonesia, Talita yang masih berusia 9 tahun, pindah ke New Zealand bersama keluarganya.

Di sana ia kerap memakan roti. Pasalnya roti adalah makanan pokok negara tersebut.

Bagi Talita, semua roti yang pernah dicobanya sangat enak-enak.

Selain itu, Talita juga suka menonton tayangan Masterchef yang mendunia.

Akhirnya ia banting setir dan memilih untuk belajar langsung bagaimana cara membuat roti di Le Cordon Bleu, Paris, Prancis.

Ia kemudian bertemu Ian Chin dan membangun Beau Bakery.

"Aku akui, aku seperti pesulap yang ingin belajar trik dari sebuah sulap. Saat itu aku begitu mengagumi makanan, kok bisa ya jadi seenak dan bentuknya seperti itu,” cerita perempuan yang kini juga pengajar meditasi.

Talita bahkan memperdalam ilmunya dalam membuat roti hingga ke berbagai tempat, salah satunya ke New York, Amerika Serikat.

Terinspirasi roti buatan nenek

Hal yang membuat Talita semangat untuk belajar di dunia roti ini adalah saat bersama neneknya di Yogyakarta.

Nenek Talita ternyata juga seorang pengusaha pembuat roti terkenal.

Saat berusia 5 tahun, Talita kerap datang ke rumah sang nenek.

Ia sering mondar-mandir ke toko roti neneknya untuk mengambil roti secara gratis atau memperhatikan nenek dan para pekerjanya membuat roti.

Baca juga: Sosok Melanie Perkins, CEO Canva yang Masuk Deretan Miliarder Termuda

“Aku suka lihat dapur nenekku, tempat miksernya saja seperti kolam spa. Aku juga enggak bisa lupa baunya, enggak lupa dengan orangorang yang kerja di sana, pakai sendal jepit. Benar-benar bakery zaman dulu, dan itu terkenang banget di kepalaku," ujar Talita.

Untuk urusan roti, Talita memang jagonya.

Bahkan saat disinggung soal anggapan makan roti itu enggak sehat, Talita langsung membantah.

“Kan, sering tuh kita dengar, kalau punya penyakit maag jangan makan mie, jangan makan roti. Sebenarnya yang ditakutkan bukan tepungnya, tapi aditif (zat tambahan) di dalam roti itu, misalnya ada pengembang atau pengawet yang bisa bikin iritasi lambung kita,” papar
Talita.


Talita juga menjelaskan jika membuat roti menggunakan ragi natural, tak akan membuat iritasi lambung.

“Aku mau mengubah pandangan orang yang salah, soal roti itu sehat atau enggak. Ya,
tergantung beli dimana, tergantung cara pembuatan dan mengandung kimia atau enggak," jelasnya lagi.

Baca juga: Sosok Evita Chu, Desainer asal Indonesia yang Buat Baju untuk Michelle Obama dan Jenie Blackpink

Beau bakery
Beau bakery beau bakery

Munculnya jiwa bisnis dalam dirinya

Tekad Talita untuk berbisnis di dunia roti ternyata membuahkan hasil.

“Aku ingin kreasi kita mendunia, jadi harus bikin produk yang bisa dinikmati di luar
negeri,” kata Talita sambil menyebut bahwa di Beau Bakery, salah satu yang favorit adalah
kreasi jajanan pasarnya.

Di balik sosoknya saat itu, Talita mengaku ada peran sang ayah yang mendidiknya dalam berbisnis.

“Aku diajarin papa kalau aku tuh bisa. Jika ada kesulitan, papa enggak pernah kasih lihat susahnya, Jadi walaupun dia masih bawahan, tapi penampilannya seperti boss. Yang aku tahu, papaku ya boss,” ungkap Talita dikutip dari tabloid Nova. (*)

 

 

Sumber: Tabloid Nova
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh