Midlife Crisis, Ini Dia 4 Cara untuk Mengatasi Krisis Paruh Baya

Maharani Kusuma Daruwati - Selasa, 28 September 2021
Cara mengatasi midlife crisis
Cara mengatasi midlife crisis gahsoon

Parapuan.co - Seiring bertambahnya usia, kamu mungkin mulai melihat kembali dekade-dekade awal kehidupan.

Kamu mungkin melihatnya dengan sayang, mungkin dengan lega, tetapi mungkin dengan sedikit kesedihan atau penyesalan.

Pendekatan usia paruh baya menginspirasi ketakutan bagi banyak orang. 

Saat kamu menghadapi kekhawatiran eksistensial ini dan menerima kesadaran bahwa hidup kamu  telah mengambil bentuk yang berbeda dari yang dibayangkan, kamu mungkin mulai bertanya-tanya apakah Anda berada di ambang krisis paruh baya atau midlife crisis yang ditakuti.

Berbagai perubahan yang datang dengan tahap baru dalam hidup ini memang sering memunculkan beberapa emosi yang kompleks.

Baca Juga: Quarter Life Crisis Vs Midlife Crisis: Perbedaan, Tanda dan Fase saat Mengalaminya

Perasaan ini mungkin tidak selalu memicu krisis, tetapi mereka benar-benar layak untuk ditelusuri.

Midlife crisis umumnya diterima sebagai tahun antara usia 40 dan 60.

Krisis paruh baya dapat dimulai pada titik yang berbeda untuk setiap orang.

Gagasan "krisis paruh baya" berasal dari Elliot Jacques, seorang psikoanalis yang menemukan istilah itu pada tahun 1965 setelah melihat perubahan signifikan pada salah satu klien paruh bayanya.

Artikelnya tentang topik yang dipublikasikan ketika Jacques sendiri di akhir 40-an, juga menyentuh pada kesadaran tentang keterbatasan dan kematian sendiri.

Menurut Jacques, krisis ini memicu perasaan depresi, derita, dan kehilangan terkait dengan semakin dekatnya akhir hayat,seperti dikutip dari Healthline.

Dia juga mencatat bahwa sering kali melibatkan hilangnya kreativitas dan kepercayaan diri.

Seiring dengan firasat pertama kematian, transisi ke usia paruh baya sering disarankan untuk melibatkan gejolak emosional lainnya.

Lalu bagaimana cara mengatasi midlife ciris alias krisis paruh baya ini?