5 Silent Killer setelah Perempuan Menikah yang Mengancam Pernikahan

Ratu Monita - Minggu, 26 September 2021
Silent killer setelah perempuan menikah.
Silent killer setelah perempuan menikah. SDI Productions

Parapuan.co - Setelah perempuan menikah tentu akan selalu ada cobaan yang menerpa. Hal ini tampaknya tidak bisa dimungkiri.

Pasalnya, kehidupan pernikahan memang tak selalu berjalan mulus tanpa adanya hambatan, sering kali ditemukan kerikil-kerikil tajam selama perjalanan.

Konflik yang terjadi dengan pasangan ini wajar terjadi, karena di antara dua kepala tentu akan ada perbedaan pendapat.

Kendati begitu, adanya cobaan-cobaan tersebut justru dapat membuat kehidupan rumah tangga Kawan Puan semakin kuat saat diatasi dengan tepat.

Baca Juga: Sahabat Perempuan Menikah? Ini Tugas Bridesmaid di Resepsi Pernikahan

Namun, perlu diperhatikan, bahwa setiap sikap yang dilakukan setelah perempuan menikah akan memengaruhi keharmonisan rumah tangga.

Maka dari itu, keterbukaan komunikasi dengan pasangan sangat berperan penting untuk mengurangi adanya konflik.

Pasalnya, terdapat kebiasaan dengan pasangan yang tanpa sadar ternyata dapat mengancam kehidupan pernikahan atau hal ini bisa disebut dengan silent killer.

Melansir dari laman SiapNikah, situs resmi BKKBN untuk persiapan pernikahan, terdapat 5 silent killer yang dapat mengancam kehidupan rumah tangga.

1. Silent nights alias malam yang senyap

Aktivitas seharian memang begitu melelahkan, baik urusan kantor mau pun pekerjaan rumah.

Lelahnya pasangan boleh jadi kerap membuat Kawan Puan dan pasangan enggan untuk mengobrol dengan satu sama lain.

Alhasil, silent night pun menjadi hal yang tak terelakkan setelah perempuan berumah tangga.

Padahal, pillow talk atau aktivitas mengobrol sebelum tidur dapat menambah kedekatan dan kemesraan kamu dengan pasangan, lho.

Meskipun kamu dan pasangan berkomunikasi pada siang hari, tetapi hal ini akan berbeda saat kamu mengobrol dengan pasangan pada malam hari sebelum tidur.

2. Silent sloth, kurangnya kerja sama dalam tugas rumah tangga

Tidak dimungkiri, yang namanya urusan rumah tangga akan selau identik dengan perempuan.

Padahal kenyataannya, baik perempuan menikah maupun suaminya bisa bekerja sama dalam mengerjakan tugas dan urusan rumah tangga.

Sayangnya, banyak ditemukan dalam rumah tangga tidak ada kerja sama dan kekompakan di antara suami dan istri.

Hal ini pun menimbulkan adanya ketidaksetaraan dan pada akhirnya akan berdampak buruk bagi hubungan pernikahan.

3. Silent solidarity, kurangnya waktu berdua

Setelah menikah dan memiliki anak, sering kali membuat pasangan sibuk mengurus urusan anak dan lupa untuk menghabiskan waktu berdua.

Baca Juga: Sebelum Perempuan Menikah, Simak Alasan Penting Lakukan Foto Prewedding

 

Padahal, quality time dengan pasangan meski sudah memiliki anak juga penting untuk dilakukan.

Karena, waktu berdua dengan pasangan dapat membantu menjaga hubungan tetap harmonis.

4. Silent scrolling alias ketagihan gawai

Konten media sosial terkadang membuat kita lupa dengan orang di sekitar, termasuk kehadiran pasangan. Apakah Kawan Puan juga merasakannya?

Karena terlalu asyik scrolling, kamu atau pasangan pun menjadi ketagihan dan lupa untuk menjalin komunikasi dengan pasangan.

Kebiasaan ini tentu saja akan memberikan dampak buruk dalam hubungan pernikahan.

Pasalnya, kebiasaan ini dapat menghambat jalinan komunikasi dengan pasangan setelah perempuan berumah tangga.

Karenanya, disarankan untuk selalu menyisihkan waktu bersama pasangan dengan aturan tidak menggunakan gawai apapun agar kamu dan pasangan lebih fokus mengobrol dan bisa saling bertukar pikiran.

5. Silent spending atau pengeluaran diam-diam

Baik kamu dan pasangan mungkin memiliki keinginan akan suatu barang yang berbeda.

Hal ini membuat sebagian orang yang sudah menikah memilih untuk mengeluarkan sejumlah uang tanpa sepengetahuan pasangannya.

Faktanya, perilaku ini tanpa sadar dapat menimbulkan masalah baru yang akan memicu konflik di antara kamu dan pasangan.

Untuk itu, penting bagi kamu dan pasangan untuk selalu bersikap terbuka, khususnya pada kondisi keuangan keluarga.

Karena, kondisi keuangan yang baik mampu menciptakan hubungan semakin kompak guna mencapai tujuan keuangan keluarga nantinya.

Baca Juga: 5 Tips Mengatur Keuangan untuk Pasangan Muda yang Baru Menikah

6. Silent socializing, menyembunyikan pertemanan

Baik kamu dan pasangan memiliki mungkin memiliki lingkungan pertemanan yang berbeda.

Memang memiliki banyak teman menjadi suatu hal yang baik, tetapi siapa sangka perihal ini bisa menjadi buruk jika antara kamu atau pasangan diam-diam menyembunyikannya.

Apalagi, jika hal ini terjadi karena teman lawan jenis. Tentu saja akan menimbulkan prasangka yang pada akhirnya membuat kondisi rumah tangga menjadi kacau.

Itulah mengapa pentingnya sebuah keterbukaan dengan pasangan, yakni untuk menghindari adanya kesalahpahaman yang bisa berdampak buruk pada pernikahan.

Perilaku yang sudah disebutkan ini mungkin pernah terjadi dan tak terpikirkan oleh Kawan Puan bisa menjadi silent killer dalam pernikahan dan berdampak besar.

Perlu diiperhatikan, setelah perempuan menikah usahakan untuk lebih terbuka pada pasangan tentang banyak hal, karena itu adalah kunci kerharmonisan dalam pernikahan. (*)