4 Mitos Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan Remaja, Apa Saja?

Ratu Monita - Minggu, 19 September 2021
Mitos mengenai kesehatan seksual dan reproduksi perempuan yang banyak diterima remaja.
Mitos mengenai kesehatan seksual dan reproduksi perempuan yang banyak diterima remaja. Dima Berlin

Parapuan.co - Bagi para remaja, topik mengenai kesehatan seksual dan reproduksi perempuan kerap menjadi misteri karena tidak bisa dibahas secara gamblang. 

Bagaimana tidak, kebanyakan orang tua merasa topik tersebut cukup tabu untuk dibicarakan pada anak. 

Padahal, mengedukasi anak tentang seksual dan reproduksi merupakan hal yang penting untuk dilakukan guna mencegah kesalahan informasi.

Sebagai orang tua, penting bagi kita agar anak menerima informasi seutuhnya dari kita, bukan dari luar.

Minimnya edukasi mengenai reproduksi dari orang tua pun membuat para remaja akhirnya penasaran terhadap hal tersebut.

Sementara, di luar sana ada begitu banyak mitos yang beredar mengenai kesehatan seksual dan reproduksi perempuan

Alhasil, mitos-mitos ini dipercaya dan diserap dengan mudah oleh para remaja tanpa bertanya lebih dahulu pada orang yang lebih memahami perihal tersebut.

Kurangnya pengetahuan mengenai reproduksi, ditambah maraknya mitos yang beredar membuat para remaja menjadi sering salah langkah.

Berikut mitos kesehatan organ kewanitaan yang tidak perlu diyakini, dilansir dari laman Health.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Bentuk Vagina Berubah Setelah Melahirkan

1. PMS Dapat Tertular dari Dudukan Toilet

Kawan Puan mungkin pernah mendengar mengenai anggapan bahwa penyakit menular seksual (PMS) dapat menular melalui dudukan kloset.

Faktanya, hal tersebut hanyalah mitos kesehatan seksual dan reproduksi perempuan saja. Sebab, dudukan toilet bukanlah media umum penularan infeksi pada manusia.

Meski banyak ditemukan organisme penyebab penyakit, namun mereka tidak dapat bertahan hidup dalam waktu lama di area tersebut. 

Ditambah organisme tersebut tidak ada dalam urin, jadi kemungkinan tertular penyakit menular seksual akan sangat kecil.

Hal tersebut disampaikan oleh menurut Dr. Sophia Yen, MD, peneliti utama studi dan spesialis kedokteran remaja di Palo Alto, California.

Hal yang perlu dikhawatirkan terkait penyakit menular seksual ialah apa yang tampak seperti kontak kulit-ke-kulit atau mulut-ke-mulut.

Sebagai contoh, ciuman dapat menyebarkan herpes. Ciuman yang lebih dalam dapat menyebarkan gonore oral dan klamidia, Dr. Yen.

2. Berhubungan Intim Sekali Tidak Akan Hamil

Semakin maraknya pergaulan bebas di kehidupan remaja membuat anggapan 'berhubungan intim sekali tidak akan menyebabkan hamil' jadi semakin dipercaya.

Padahal,  hal ini terjadi karena minimnya pendidikan mengenai kesehatan organ kewanitaan.

Faktanya, meski seorang perempuan baru pertama kali melakukan hubungan seksual, ia tetap berisiko mengalami kehamilan. 

Perlu diketahui bahwa kehamilan tidak berhubungan dengan seberapa sering seseorang melakukan hubungan seksual, melainkan bertemunya sel sperma dengan sel telur yang dapat menghasilkan pembuahan.

"Faktanya, beberapa statistik menunjukkan bahwa 20% orang hamil dalam waktu satu bulan setelah mulai berhubungan seks," jelas Dr. Yen.

Baca Juga: Perubahan Kehidupan Seksual Bisa Terjadi pada Perempuan Usia 30an, Kenali Cirinya!

 

3. Perempuan Perlu Pap Smear Saat Berusia 18 tahun

Pemeriksaan pap smear pada mulanya disarankan untuk perempuan yang telah melakukan hubungan seksual pertama kali atau pada usia 18 tahun.

Aturan tersebut sudah berganti ya, Kawan Puan. Pemeriksaan pap smear justru tidak disarankan bagi perempuan yang belum aktif melakukan hubungan seksual atau sampai mereka berusia 21 tahun.

4. Jika Dapat Suntikan HPV maka Aman dari Kanker Serviks

Gardasil dan Cervarix merupakan vaksin kanker serviks yang berfungsi untuk memblokir dua jenis human papillomavirus (HPV), yakni virus penyebab kanker serviks.

Selain itu, gardasil juga melindungi tubuh dari dua jenis virus yang menyebabkan sebagian besar kutil kelamin.

Kendati begitu, sekitar 30% dari kanker serviks tidak dapat dicegah dengan vaksin ini. Jadi penting bagi semua perempuan untuk terus melakukan pap smear secara teratur.

Vaksin jenis ini juga disetujui untuk digunakan oleh anak laki-laki dan laki-laki dewasa untuk mengurangi risiko mengembangkan kutil kelamin.

Dengan begitu, dapat membantu mencegah penyebaran HPV penyebab kanker serviks ke pasangan mereka.

Setelah mengetahui ini, pastikan saat mendengar banyaknya mitos mengenai kesehatan seksual dan reproduksi perempuan sebaiknya langsung tanyakan pada ahlinya, ya.

(*)

Baca Juga: Ditemukan Varian Baru Covid-19 C.1.2, Ini yang Perlu Kamu Ketahui

Sumber: Health
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini

Dokter Jelaskan Manfaat Makan Kacang-Kacangan bagi Pengidap Stroke