Diperingati Tiap 14 September, Ini Sejarah Hari Kunjung Perpustakaan

Firdhayanti - Selasa, 14 September 2021
Ilustrasi perempuan membaca buku dalam rangka merayakan hari kunjung perpustakaan.
Ilustrasi perempuan membaca buku dalam rangka merayakan hari kunjung perpustakaan. rudi_suardi

Parapuan.co - Tanggal 14 September diperingati sebagai Hari Kunjung Perpustakaan.

Diciptakannya Hari Kunjung Perpustakaan punya sebuah tujuan, Kawan Puan. 

Hari Kunjung Perpustakaan diharapkan dapat menjadi momentum untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia melalui membaca. 

Baca Juga: Rayakan Hari Kunjung Perpustakaan, Ini Rekomendasi Situs Perpustakaan Online

Adanya hari khusus ini tak luput dari awal kemunculannya. 

Dari sejarahnya, hari ini diawali dari Ketetapan Presiden Soeharto kepada Kepala Perpustakaan Nasional RI dengan surat nomor 020/A1/VIII/1995 pada tanggal 11 Agustus 1995, seperti melansir dari laman resmi Perpusnas

Surat tersebut berisi tentang usulan pencanangan Hari Kunjung Perpustakaan pada tanggal 14 September 1995.

"Presiden Soeharto memiliki harapan dengan adanya ketetapan tersebut dapat memberikan tujuan yang positif bagi gerakan aktivis intelektual di Indonesia, terutama di dalam menyebarkan budaya membaca generasi bangsa Indonesia," ujar Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Joko Santoso. 

Dalam tulisan yang ditulis oleh Kepala Perpusnas pertama, Mastini Harjo Prakoso pada Majalah Himpunan Perpustakaan Chusus Indonesia (HPCI), disebutkan Joko  bahwa Indonesia pernah menjadi negara yang produktif dalam menerbitkan berbagai judul buku.

Hal ini juga terkait dengan semangat Presiden Pertama Soekarno yang memang sangat menyukai membaca. 

Soekarno juga mendukung penuh untuk menjadikan penerbitan termasuk juga aktivitas membaca dan pemberantasan buta huruf sebagai prioritas pertama.

"Terlihat pada tahun 1963, banyak terbitan buku di Indonesia bahkan pihak swasta sudah mulai berani membangun berbagai usaha penerbitan dan buku di Indonesia," jelas Joko. 

"Hal ini menjadi perhatian Amerika sebagai negara Adi Kuasa. Bahkan mereka membeli buku terbitan Indonesia dengan membuka kantor cabang Perpustakaan Nasional Amerika Serikat di Indonesia," ujarnya lebih lanjut.

Tak hanya Amerika Serikat, Badan Literasi Belanda Koninklijk Instituut voor Taal –, Land – en Volkenkunde (KITLV) memusatkan untuk mengakuisisi terbitan Indonesia di bidang ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan.

Baca Juga: Peringati Hari Kunjung Perpustakaan, Ini 5 Rekomendasi Buku Self Improvement

 

Australia juga membuka perwakilan kantor Perpustakaan Nasional dan menunjuk agennya untuk membeli ragam buku terbitan Indonesia khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan sosial.

Peraturan yang berkaitan dengan buku pun juga sudah diterbitkan oleh pemerintah. 

Adapun peraturan tersebut yakni Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak Karya Rekam dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

Hal ini dapat dijadikan Perpusnas untuk terus menggerakkan serta memastikan karya tentang Indonesia dari berbagai macam terbitan bisa dihimpun.

"Ini untuk menjadikan Perpusnas sebagai pusat rujukan yang memang dapat diandalkan, sebagai upaya kita untuk menyediakan referensi dari berbagai macam penelitian penting tentang indonesia," pungkas Joko. 

Sejalan dengan Hari Kunjung Perpustakaan, ternyata bulan September juga dijadikan sebagai bulan Gemar Membaca. 

Biasanya, pemerintah setempat banyak mengadakan acara-acara terkait layanan literasi nih, Kawan Puan. (*)

Sumber: perpusnas.go.id
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania