Beragam, Ini 4 Film Dokumenter Pemenang Docs By The Sea Accelerator 2021

Alessandra Langit - Jumat, 10 September 2021
Potongan adegan film Mountain of Ashes pemenang Docs By The Sea Acdelerator 2021
Potongan adegan film Mountain of Ashes pemenang Docs By The Sea Acdelerator 2021 In-Docs

Bagi Kawan Puan yang sudah penasaran dengan film-film pemenang Docs By The Sea Acdelerator 2021, yuk kita kenalan dengan setiap kisahnya.

My Sister Umi Aci (Indonesia)

Potongan adegan film My Sister Umi Aci pemenang Docs By The Sea Acdelerator 2021
Potongan adegan film My Sister Umi Aci pemenang Docs By The Sea Acdelerator 2021 In-Docs

Docs By The Sea Pitch Prize diberikan kepada MY Sister Umi Aci (Indonesia), disutradarai oleh Fanny Chotimah, dan diproduseri oleh Amerta Kusuma dan Yulia Evina Bhara.

Proyek ini berhak atas hadiah uang tunai sebesar Rp70 juta yang dipersembahkan oleh In-Docs untuk digunakan sebagai hibah penyelesaian pasca produksi proyek film.

Film ini merupakan sebuah cerita tentang Umi Aci, adik dari sutradara. Umi Aci tidak memiliki tangan, dan dia menyimpan kesedihan atau kelemahannya untuk dirinya sendiri.

Namun, dia melewati semua itu dengan keberanian dan penerimaan. Dia menjadi aktivis disabilitas dan menjadi panutan bagi semua orang.

Umi Aci adalah pemimpin Fatayat (organisasi Muslim untuk perempuan) dan organisasi disabilitas perempuan.

Melalui proyek ini, sutradara mencoba untuk lebih mengenal kakak perempuannya, memahami peran gandanya dalam kehidupan.

Baca Juga: Bangga! Film Penyalin Cahaya akan World Premiere dan Berkompetisi di Festival Film Busan

I Am Walking (Thailand/ The Philippines/ Malaysia/ Singapore)

Potongan adegan film I Am Walking pemenang Docs By The Sea Acdelerator 2021
Potongan adegan film I Am Walking pemenang Docs By The Sea Acdelerator 2021 In-Docs

DOK Leipzig Industry Accelerator Prize diberikan kepada I Am Walking (Thailand/ Filipina/ Malaysia/ Singapura), disutradarai oleh Chan Sze-Wei, dan diproduksi oleh Tiger Tiger Pictures.

Film ini menceritakan tentang kancah mode bawah tanah di kota-kota besar Asia Tenggara seperti Bangkok, Kuala Lumpur, Manila, dan Singapura.

Proyek ini mengikuti perjalanan pecinta mode yang bersemangat yang mengukir tempat-tempat yang biasa menjadi arena pertunjukan busana.

Kancah mode bawah tanah ini awalnya berasal dari subkultur kelompok etnis kulit hitam dan latin di New York, yang diadopsi di Asia Tenggara.

Sumber: Rilis Docs By The Sea Accelerator
Penulis:
Editor: Linda Fitria