Kisah Sukses Maya Jualan Tas Branded Beromzet Rp 3 Miliar Setahun

Tentry Yudvi Dian Utami - Jumat, 10 September 2021
Maya saat di toko offline Banananina
Maya saat di toko offline Banananina KOMPAS/MICO DESRIANTO

Parapuan.co - Bisnis tas branded rupanya bisa menghasilkan uang yang banyak lho, Kawan Puan.

Terlebih, tas branded juga bisa dijadikan investasi untuk masa depan. Sudah pasti peminatnya pun banyak.

Manisnya laba tas branded ini juga dirasakan oleh Maya pemilih bisnis tas branded bernama banananina.

Perempuan berusia 39 tahun ini bahkan mengakui kalau dalam setahun bisa meraup omzet hingga Rp3 miliar, lho.

Baca Juga: Tak Hanya Untung, Ini Manfaat Melakukan Riset Pasar untuk Bisnis

Fantastis bukan?

Melansir Kompas.com, Maya meluncurkan sebuah e-commerce Banananina yang menyuplai kebutuhan fashion perempuan.

Awal mulanya bisnis tas branded ini dimulai saat Maya suka koleksi tas branded saat dia masih bekerja.

“Awalnya gemar beli tas bermerek terkenal (branded), lalu pada 2007 saya melihat banyak sekali tas tak terpakai di lemari, jadi saya berpikir untuk dijual sebagian di sosial media, ternyata responsnya bagus,” ujarnya.

Melihat adanya peluang, dua tahun kemudian, Maya pun memutuskan untuk resign dari pekerjaannya sebagai staff ekspor impor di salah satu perusahaan.

Dengan modal Rp50 juta, Maya pun membelikan barang-barang branded dari luar negeri untuk dijual kembali di Indonesia.

Tak disangka, usaha Maya pun mengalami peningkatan yang sungguh besar.

“Konsumen saya itu wanita umur 25 sampai 35 tahun,” pungkasnya.

Setelah beberapa tahun menjalani bisnis, Maya dan suaminya pun akhirnya memutuskan untuk membuat website resmi pada 2012 lalu.

Banyaknya permintaan, Maya pun sampai mempekerjakan 50 orang pekerja. Dari online, dia juga mendirikan toko offline yang berlokasi di Menteng, Jakarta Pusat.

“Toko offline ditujukan bagi konsumen yang ingin melihat langsung secara fisik barang yang diinginkan,” pungkasnya.

Toko offline Banananina ini menghadirkan beragam kebutuhan fashion perempuan, mulai dari emas, tas branded hingga aksesori lainnya.

Baca Juga: Yuk, Ikuti Pelatihan UMKM Kuliner Ini untuk Belajar Mengembangkan Makanan Kekinian

Sempat merugi

Meskipun kini usahanya sudah besar, tapi Maya pernah juga mengalami kerugian dalam bisnis.

“Pernah kami pesan barang hingga puluhan juta, namun setelah ditunggu-tunggu barangnya tak kunjung sampai,” cerita Maya.

Enggak hanya itu, Maya bahkan pernah menerima barang yang sudah rusak yang cukup merugikannya.

“Cukup sering menemukan barang cacat dari pabrik,”lanjutnya.

Tapi, itu tak membuatnya menyerah untuk terus berbisnis tas branded. Apalagi konsumen juga sudah percaya dengannya.

Sebab itu, Maya selalu mengutamakan kepercayaan konsumen setianya, terlebih barang yang dijualnya juga tidak murah.

“Sebab dengan harga yang tak murah, wajar saja mereka berharap lebih.

Pesannya bisa keluhan, atau sekedar bertanya info produk yang mereka inginkan,” pungkasnya.

Keaslian barang

Kesulitan Maya dalam bisnis tas branded juga terletak pada pemeriksaan kualitas tas, terlebih banyak sekali tas branded palsu.

Oleh sebab itu, Maya selalu memberikan yang terbaik untuk konsumennya. Dia juga memastikan bahwa tas branded yang dijualnya asli.

“Kami sangat cepat tanggap, jika konsumen menemukan barang yang tak sesuai, segera kami tangani,” ujar Maya.

Baca Juga: Catat! Ini 4 Tips Menjadi Merek Lokal yang Unik di Tengah Lautan UMKM

Media Sosial

Maya mengakui kesuksesan dirinya menjadi pebisnis tas branded juga berkat media sosial.

Sejak awal, Maya selalu rajin untuk menunggah konten bisnisnya di Facebook dan Instagram.

Tak hanya soal promo, Maya mengemas media sosial dengan konten kreatif dan editan menggemaskan.

“Karena content is the king,” kata Maya.

Selain menggunakan konten, Maya juga memanfaatkan fitur iklan di media sosial untuk menarik banyak pelanggan.

“Saya cukup menentukan dana pada tataran campaign, kemudian algoritma Facebook yang akan menentukan atau mengalokasikan ad sets mana yang bekerja paling optimal dan menghasilkan hasil maksimal.

Memulai usaha tanpa melakukan upaya promosi (iklan), jangan harap apa yang dijual bisa dikenal oleh konsumen,” tutup Maya.

Wah, semoga bisa menginspirasi kamu ya, Kawan Puan!(*)