Keren, Festival MAG Gabungkan Seni, Sains, dan Teknologi dalam Satu Wadah

Alessandra Langit - Kamis, 9 September 2021
Festival Media Art Globale 2021 yang gabungkan seni, sains, dan teknologi
Festival Media Art Globale 2021 yang gabungkan seni, sains, dan teknologi Media Art Globale

Parapuan.co - Kawan Puan, ada acara menarik bulan ini untuk kamu pecinta seni, sains, dan teknologi!

Media Art Globale (MAG) adalah festival bertema seni, teknologi, dan sains yang menampilkan karya-karya keren.

Festival ini diadakan setiap dua tahun sekali di Jakarta, Indonesia oleh Connected Art Platform (CAP).

Pada konferensi pers yang PARAPUAN hadiri pada hari Kamis (8/9/2021), komite menceritakan bahwa acara besar pertamanya diadakan pada tahun 2019.

Pada 2020 lalu, karena keadaan luar biasa yang terjadi secara global, MAG mengadakan kegiatan pameran secara virtual dengan tema Quantumland.

Selain pameran seni media baru pada acara ini nantinya akan digelar pula beragam talkshow dan workshop sesuai tema tahun ini, Infinity.

Baca Juga: Indonesia Menuju Broadway 2021 Telah Dibuka, Begini Cara Daftarnya!

Untuk penyelenggaraan tahun ini, CAP selaku penyelenggara bekerja sama dengan M Bloc Group, namun karena masih situasi pandemi Covid-19 maka acara akan diadakan dalam format hibrid.

Selain itu, acara ini juga akan mengajak seniman perempuan Indonesia, Mona Liem, yang akan mengenalkan budaya Indonesia ke kancah internasional.

Acara ini juga akan diadakan dua kali dalam kurun waktu berbeda, 8-12 September 2021 secara daring dan 24 November-5 Desember 2021 secara langsung.

Penyelenggaraan secara daring akan dipusatkan via situs resminya, sementara kegiatan langsung akan diadakan di tiga tempat berbeda di Jakarta (M Bloc Space, Pos Bloc Jakarta) dan Yogyakarta (Jogja National Museum).

Tema festival MAG21 yaitu Infinity sekaligus merespons tema A New Digital Deal dari festival serupa terbesar di Eropa, Ars Electronica Festival yang telah diselenggarakan sejak tahun 1979 di kota Linz, Austria.

Ars Electronica kemudian berkolaborasi dengan MAG untuk membuat perayaan serupa di Indonesia sejak 2020 lalu.

MAG21 menyediakan ruang untuk tempat orang belajar, berinteraksi, bereksperimen, dan menciptakan karya seni, produk dan lainnya.

"Bersama-sama kita menganalisa, menginvestigasi mengenai bagaimana teknologi baru membentuk kehidupan kita dan bagaimana kinerja dari dunia digital," ujar Christl Baur selaku Head of Festival Ars Electronica, Austria dalam sambutannya khusus untuk Media Art Globale.

"Bagaimana terciptanya koneksi dengan komunitas internasional dan mengambil bagian dalam Culture- Action ini," tambahnya.

"Peran M Bloc Group sebagai ruang kreatif publik yang tetap aktif walau di masa pandemi dalam mendukung pergerakan kreatif para seniman menjadi misi utama kami," jelas Wendi Putranto selaku Co-founder dan Program Director dari M Bloc Group.

"Kami berkolaborasi dengan Mona Liem selaku penyelenggara Media Art Globale untuk berpameran di kancah internasional sekaligus memperkenalkan berbagai karya seni Indonesia di sana," tambahnya.

"Adaptasi adalah salah satu pilihan untuk terus bertahan hidup, termasuk dalam kehidupan berkesenian, dan perubahan prioritas hidup selama masa pandemi ini," ujar Mona Liem selaku Direktur Program dan Artistik Media Art Globale Festival.

Baca Juga: Yayasan Radar Budaya Kreatif Buka Sentra Vaksinasi di M Bloc Space, Ini Cara Daftarnya

Berikut ini beberapa karya seni yang akan ditampilkan dalam MAG21.

Gerakan adaptasi oleh karya seni MAG21 sebagai Zeitgeist

Ady Setyawan dan MATER dengan kepeduliannya terhadap isu lingkungan dan perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Kolektif Nantlab, tantangan perkotaan di Jakarta dengan Urb-Sense

Kolektif ini memperkenalkan produksi partisipatif dari peta mental virtual kota pada jarak sosial mereka.

Air dan Oksigen oleh Widi Pangestu

Widi Pangestu menggunakan proses dalam karyanya, air dan oksigen sebagai simbol ketidakkekalan dalam hidup dan bagaimana manusia terkadang lebih khawatir akan ketiadaan.

Baca Juga: Yuk, Mengenal Budaya dan Tarian Tradisional Lewat Kegiatan Indonesia Menari Virtual!

Lauk pauk Indonesia oleh Utami A. Ishii

Utami A. Ishii mengangkat sambal yang biasanya sebagai lauk pauk di Indonesia menjadi media eksperimen ilmiah di bawah mikroskop.

Konsep ini akan menjadi karya seni interaktif di antara penonton di lokasi pameran.

Despora dengan Collective Concenssion merefleksikan bagaimana manusia di era ini memaknai permainan tradisional menjadi sebuah instalasi interaktif.

Konsep festival yang menarik ya, Kawan Puan. Jika kamu tertarik, catat tanggalnya dan cek situsnya! (*)

Sumber: Konferensi Pers Media Art Globale 2021
Penulis:
Editor: Linda Fitria