Hari Literasi Internasional, Simak Rekomendasi Buku Bacaan Cerita Mamah Muda

Rizka Rachmania - Rabu, 8 September 2021
Seri Buku Cerita Mamah Muda mulai dari Me Time, Resolusi, Langkah Kaki Kecil, hingga Yang Ketiga
Seri Buku Cerita Mamah Muda mulai dari Me Time, Resolusi, Langkah Kaki Kecil, hingga Yang Ketiga Gramedia.com

Cerita Mamah Muda: Me Time

Buku Cerita Mamah Muda - Me Time
Buku Cerita Mamah Muda - Me Time Gramedia.com

Buku Cerita Mamah Muda: Me Time menyoroti akan kebutuhan me time seorang ibu yang sering kali terlupakan karena sibuknya aktivitas mengurus buah hati, suami, dan rumah tangga.

Anak yang menangis dan bertengkar satu sama lain, suami yang cuek, cucian baju dan piring yang menumpuk, seolah menjadi rutinitas harian para ibu.

Belum lagi lantai rumah yang lengket karena belum dipel, pekerjaan demi sesuap berlian yang juga meminta perhatian, dan dilanda berbagai beban lainnya.

Apa lagi yang paling dibutuhkan para mama muda selain me time? Sejenak rehat dari hiruk pikuk rumah tangga dan kehidupan.

Namun, apakah me time dapat diperoleh dengan mudah? Bagaimana kalau me time malah menggiring para mama muda kepada kepanikan baru?

Bagaimana juga kalau me time malah mengantar para mama muda ke eksplorasi jati diri, kenangan masa lalu, jodoh kedua, atau malah melontarkannya ke masa depan?

Kawan Puan bisa menikmati kisah-kisah me time yang dirangkai lima pengarang yang juga mama muda dalam buku ini.

Cerita Mamah Muda: Langkah Kaki Kecil

Buku Cerita Mamah Muda - Langkah Kaki Kecil
Buku Cerita Mamah Muda - Langkah Kaki Kecil Gramedia.com

It takes a village to raise a child, begitu kata peribahasa dari Afrika.

Meski harus jungkir balik mengatur jadwal, setengah mati menyeimbangkan emosi, dan selalu siaga menghadapi segala kemungkinan, para ibu selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk keluarganya.

Namun, masalah terus saja datang untuk menguji.

Termasuk kemungkinan anak yang kabur dan meninggalkan clue terkait idol K-pop yang sedang digandrungi.

Kemungkinan kakak-beradik yang saling iri, hingga kemungkinan perang antara ibu-ibu pengantar anak di TK.

Belum lagi kemungkinan menghindar dari kiamat asisten rumah tangga yang harus pulang kampung tiba-tiba.

Kemungkinan menghadapi pandangan masyarakat tentang single parent dan sang mantan yang ingin balikan juga kadang menghampiri.

Jangan lupakan kemungkinan menyeimbangkan tugas sebagai ibu dan selebgram sekaligus suami yang ngambek.

Semua itu bisa terjadi dan menghampiri para ibu. Lalu apakah masalah itu bisa diatasi sendiri?

Ditulis oleh enam pengarang yang juga mama muda, kisah jatuh bangun para ibu demi membesarkan anak mereka ini akan membuktikan sejauh mana keakuratan peribahasa tersebut.

Baca Juga: 8 September Hari Literasi Internasional, Angka Melek Huruf Perempuan Indonesia Naik

Sumber: gramedia.com
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania