Sedang Dikembangkan, Ketahui Fakta Vaksin Merah Putih Buatan Indonesia yang Akan Diproduksi Tahun 2022

Ericha Fernanda - Kamis, 2 September 2021
Vaksin Merah Putih buatan Indonesia siap dikembangkan.
Vaksin Merah Putih buatan Indonesia siap dikembangkan. somboon kaeoboonsong

Parapuan.co - Saat ini pendistribusian vaksin Covid-19 sedang masif dilakukan oleh Pemerintah Indonesia hingga ke pelosok daerah.

Seiring dengan meningkatnya semangat warga yang sadar akan pentingnya vaksin guna melindungi tubuh dari virus atau sebagai antibodi.

Peredaran vaksin di Indonesia saat ini kebanyakan masih merupakan vaksin buatan luar negeri, termasuk Sinovac, AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer.

Kabar baiknya, para peneliti di Indonesia sendiri juga turut mengembangkan vaksin yang diberi nama Merah Putih.

Vaksin Merah Putih mulai menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam menangkal Covid-19 yang diharapkan dapat diproduksi pada tahun 2022.

Baca Juga: Tak Perlu Pilih-pilih, Satgas Covid-19 Tegaskan Semua Jenis Vaksin Aman dan Efektif

Mengutip Kompas.com, pemerintah bekerja sama dengan dengan empat universitas dan dua lembaga dalam mengembangkan vaksin Merah Putih.

Keempat universitas tersebut adalah Universitas Airlangga (Unair), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Selain itu, dua lembaga yang ikut andil termasuk Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Melalui sejumlah institusi tersebut, terdapat dua pengembang yang telah masuk skala industri, termasuk Lembaga Eijkman bersama PT Bio Farma dan Unair bersama PT Biotis Pharmaceutical Indonesia.

Hingga kini, vaksin Merah Putih masih dalam proses uji praklinik.

Agar Kawan Puan lebih paham, berikut fakta-fakta penting terkait vaksin Merah Putih buatan Indonesia ini.

1. Dikembangkan dengan 3 metode platform

Sebagai salah satu anggota konsorsium pengembangan vaksin Merah Putih, Unair telah melaksanakan riset vaksin dengan beberapa platform.

Terdapat tiga metode platform yang telah dicoba, mencakup inactivated virus, viral vector dengan adenovirus, dan platform peptide.

Ketiga pengembangan platform tersebut masih berlanjut, tapi vaksin dengan platform inactivated virus atau virus yang dilemahkan telah selesai lebih awal.

Selanjutnya, vaksin ini dilanjutkan ke tahap uji praklinis dan uji klinik.