Ramai Dibahas, Ini Penjelasan Childfree dari Sudut Pandang Psikolog

Saras Bening Sumunarsih - Sabtu, 28 Agustus 2021
Childfree dari sudut pandang psikologis
Childfree dari sudut pandang psikologis interstid

Parapuan.co  - Kawan Puan, baru-baru ini pilihan childfree menjadi pembahasan hangat di beberapa kalangan.

Bagi Kawan Puan yang masih asing, childfree merupakan istilah yang merujuk pada seseorang yang memustuskan untuk menjalani kehidupannya tanpa kehadiran anak.

Tentunya pilihan childfree ini menimbulkan kontroversi di masyarakat.

Lantas bagaimana childfree dari sudut pandang psikologi?

Jika dilihat dari sudut pandang psikolog, pilihan childfree ini merupakan sebuah keputusan yang diambil secara sadar.

Baca Juga: Sama-Sama Tak Punya Anak, Ini Perbedaan Pasangan Childfree dan Childless

Hal ini disampaikan oleh Intan Kusuma Wardhani, M.Psi, Psikolog, seorang Psikolog Klinis dan Anak yang berhasil PARAPUAN hubungi pada Jumat (28/08/2021).

“Kalau dilihat dari sisi psikolog pilihan childfree ini adalah sebuah keputusan yang diambil secara sadar oleh pasangan untuk tidak memiliki anak atau keturunan,” jelas Intan.

Tentunya ada alasan tertentu di balik pasangan yang memustuskan untuk childfree.

Meski demikian, Intan juga menegaskan jika childfree ini merupakan sebuah pilihan dan bukan sebuah keharusan.

Menurutnya ada beragam faktor yang mempengaruhi seseorang atau pasangan memilih untuk childfree.

Faktor-faktor tersebut baik dari segi finansial maupun kondisi mental.

Untuk itu, Intan menjelaskan beberapa alasan yang mungkin membuat seorang pasangan memilih untuk childfree, yaitu:

1. Kondisi finansial

Salah satu faktor yang kerap membuat seorang pasangan memilih untuk childfree karena kondisi financial mereka.

“Mungkin mereka merasa belum mampu untuk membiayai kehidupan anak,” jelasnya.

Ya, kondisi finansial yang tidak stabil menjadi pertimbangan seseorang atau pasangan untuk memilih childfree.

Pilihan childfree tersebut merupakan bentuk kekhawatiran jika kelak meraka hanya akan menelantarkan sang anak.

Baca Juga: Mengenal Jenis Cinta Menurut Yunani Kuno, Salah Satunya Cinta Penuh Gairah

2. Adanya penyakit genetika

Faktor lain yang juga dapat membuat seorang pasangan memutuskan untuk childfree adalah kondisi kesehatan mereka.

Beberapa pasangan childfree memilih tidak punya anak karena alasan fisik atau biologis.

“Misalnya pasangan ini mempunyai penyakit yang menurun atau sifatnya genetik, sehingga mereka memilih tidak memiliki anak daripada bisa menurunkan gangguan fisik atau penyakit pada anaknya,” ucap Intan. 

3. Kondisi psikologis

“Mungkin salah satu atau keduanya penya permasalahan psikologis, sehingga menyadari jika kondisi psikologis mereka tidak cukup stabil,” kata Intan.

Seseorang yang memiliki gangguan keseimbangan psikologis dikhawatirkan memiliki kondisi yang tidak cukup stabil untuk mengasuh dan mendidik anak dengan baik.

Tentunya ini menjadi salah satu faktor yang mendasari seseorang untuk memilih childfree.

4. Trauma masa kecil

Selain itu, beberapa pasangan memilih childfree mungkin karena memiliki pengalaman traumatis dalam kehidupannya bahkan sejak kecil dengan orang tua mereka sendiri.

“Mereka memiliki pandangan jika saat mereka belum siap menjadi orang tua, justru nantiya akan menyakiti anak sebagaimana yang mereka alami dahulu,” ucapnya.

5. Keadaan lingkungan

Menurut Intan, kondisi lingkungan seseorang juga mempengaruhi mereka saat memustukan untuk childfree.

Baca Juga: Bisa Disalahgunakan! Ini 5 Informasi Pribadi yang Tak Seharusnya Diunggah ke Medsos

“Bisa jadi pasangan ini tingga di tempat yang dirasa kurang kondusif untuk membesarkan anak, mereka juga tidak memungkinkan untuk pindah ke tempat lain,” tambahnya.

Sehingga kondisi ini membuat seseorang memilih untuk childfree daripada membesarkan anak di lingkungan yang tidak ideal.

Nah Kawan Puan, itu tadi pilihan childfree dari sudut pandang psikolog. Semoga informasi ini bisa membantu ya! (*)

Sumber: Wawancara
Penulis:
Editor: Arintya