Dari STEM hingga Kesenjangan Upah, Ini Prioritas Kemenpppa di G20 Women’s Empowerment

Tentry Yudvi Dian Utami - Jumat, 27 Agustus 2021
Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Anak berkomitmen untuk wujudkan kesetaraan gender
Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Anak berkomitmen untuk wujudkan kesetaraan gender DOK. Kemen PPPA

Adapun tema yang diusung oleh Presidensi Italia adalah science, technology, engineer, mathematic (STEM), literasi keuangan, literasi digital, ketenagakerjaan dan pemberdayaan ekonomi, keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan, serta lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

Hal ini juga sejalan dengan 5 (lima) arahan Presiden yang menjadi isu prioritas Kemen PPPA.

“Untuk menutup kesenjangan gender dalam bidang STEM, diperlukan berbagai strategi yang tidak hanya meningkatkan jumlah perempuan lulusan STEM, tetapi juga mengatasi kendala yang dihadapi perempuan untuk memasuki jenjang pendidikan dan kesempatan kerja di bidang STEM, atau yang dikenal dengan fenomena “leaky pipelines,” jelas Menteri Bintang.

Lebih lanjut Menteri Bintang menuturkan bahwa Kemen PPPA mengusulkan beberapa upaya, diantaranya yaitu mendukung kampanye transformatif, mempromosikan profil perempuan yang menjadi pemimpin di bidang STEM, serta melakukan berbagai inisiasi yang dipimpin perempuan dalam bentuk pelatihan dan mentorship.

“Selain itu, memberikan apresiasi kepada perusahaan yang mengadopsi praktik kesetaraan gender sehingga bisa menginspirasi perusahaan lainnya; mendorong berbagai pusat pendidikan untuk meningkatkan partisipasi siswi-siswinya dalam berbagai kegiatan STEM,” tutur Menteri Bintang.

Baca Juga: Oknum Polisi Perkosa Remaja 16 Tahun di Maluku, Kemen PPPA: Berikan Pidana Berat

Adapun terkait persoalan kesenjangan literasi keuangan yang dialami perempuan, Menteri Bintang mengungkapkan strategi utama untuk menutup kesenjangan tersebut adalah dengan memastikan aksesibilitas yang sama bagi perempuan dan laki-laki terhadap kepemilikan aset dan layanan keuangan.

Indonesia telah memulai dengan beberapa langkah intervensi, di antaranya dengan menerbitkan Strategi Nasional Keuangan Inklusif Perempuan pada 2020, dan telah diakui Asian Development Bank sebagai yang pertama dan satu-satunya di dunia.

“Terkait dengan literasi digital pada perempuan, kami terus mendukung upaya perluasan intrastruktur IT ke seluruh pelosok tanah air. Sedangkan upaya untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja, intervensi progresif perlu diwujudkan dengan target kesempatan kerja 25% yang diupayakan dapat kita capai pada 2025.

Beberapa langkah penting yang kami usulkan yaitu mengatasi kesetaraan gender dalam kesenjangan upah, perlindungan sosial, pemenuhan hak-hak pekerja, penghapusan pelecehan seksual, hingga proses rekrutmen yang masih diskriminatif,” ungkap Menteri Bintang.