Selain Membuat Pilihan, Ini 4 Cara Melatih Anak Berpikir Kritis

Ericha Fernanda - Senin, 23 Agustus 2021
Cara mengajarkan anak untuk berpikir kritis.
Cara mengajarkan anak untuk berpikir kritis. freepik.com

Parapuan.co - Anak-anak setiap harinya mendapatkan ragam informasi, tayangan, gambar, video, atau masalah di lingkungan sekitar yang akan merangsangnya untuk mengevaluasi apa yang sebenarnya terjadi.

Oleh karena itu, anak-anak perlu tahu cara berpikir kritis, memecahkan masalah, dan membuat keputusan saat ada pertanyaan atau masalah yang menghampirinya.

Sebagai orang tua, penting bagi Kawan Puan untuk memastikan bahwa anak-anak dapat berpikir sendiri dan mengembangkan pola pikir kritis yang sehat seiring bertambahnya usia.

Baca Juga: Cara Mengajarkan Anak Gemar Membaca Buku Tanpa Dipaksa, Apa Saja?

Kendati demikian, berpikir kritis bagi anak akan membantu mereka sukses baik secara akademis dan sosial, serta menguntungkan masa depan mereka.

Apa itu berpikir kritis?

Melansir Verywell Family, keterampilan berpikir kritis adalah kemampuan untuk membayangkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi untuk menentukan integritas dan validitasnya, apakah faktual atau tidak.

Selanjutnya, berpikir kritis akan membantu anak membentuk opini dan idenya sendiri.

"Berpikir kritis juga dapat melibatkan pengambilan masalah yang kompleks dan mengembangkan solusi yang jelas," kata Amy Morin, LCSW, seorang psikoterapis dan penulis buku terlaris 13 Things Mentally Strong Parents Don't Do.

Cara Mengajarkan Anak Menjadi Pemikir Kritis

Mengajarkan anak untuk berpikir kritis adalah bagian penting dari pola asuh.

Anak-anak akan belajar membentuk opini mereka sendiri dan mengambil kesimpulan sendiri tanpa banyak pengaruh dari luar.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat diajarkan kepada anak-anak untuk menjadi pemikir kritis.

1. Ajari Anak Berani Memecahkan Masalah

Salah satu cara untuk mengajari anak-anak berpikir kritis adalah memecahkan masalah.

Dorong mereka untuk melakukan brainstorming setidaknya lima cara berbeda untuk memecahkan masalah tertentu.

Contohnya, saat anak tidak bisa menata buku-buku di rak dengan rapi. Beri stimulus pada anak jika buku tersebut masih berantakan dan tidak ditata sejajar.

Selanjutnya, dorong mereka untuk berpikir bagaimana menatanya dengan sejajar, apakah itu ditata secara horizontal atau vertikal.

Baca Juga: 5 Poin Penting yang Bisa Diajarkan pada Anak Usia 10 Tahun

2. Dorong Anak untuk Bertanya

Terkadang melelahkan untuk menjawab beragam pertanyaan yang dilontarkan anak karena rasa penasarannya.

Sebagai informasi, mengajukan pertanyaan adalah dasar dari pemikiran kritis. Ini menunjukkan bahwa anak tidak mudah percaya dengan satu informasi tanpa menggali lebih lanjut.

Jika kamu tidak bisa menjawab, jangan malu. Cari jawaban itu bersama-sama, termasuk bertanya pada orang lain dan mencarinya di internet.

3. Mendorong Keterbukaan Pikiran

Mengajarkan keterbukaan pikiran bisa menjadi konsep yang menantang untuk diajarkan, tapi ini sangat berguna bagi anak.

Bagian dari menjadi seorang pemikir kritis adalah kemampuan untuk menjadi objektif dan mengevaluasi ide-ide tanpa bias.

Ajari anak-anak kamu bahwa untuk melihat sesuatu dengan pikiran terbuka, mereka perlu mengesampingkan penilaian dan asumsi mereka sendiri.

Beberapa konsep yang bisa mendorong keterbukaan pikiran termasuk keragaman, inklusivitas, dan keadilan.

4. Berlatih Membuat Pilihan

Bagian dari belajar menjadi pemikir kritis yaitu melibatkan pengambilan keputusan.

Ajarkan kepada mereka untuk tidak sungkan dan tidak enakan kepada orang lain jika itu bertolak belakang dengan pemikiran dan perasaannya.

Selain itu, kamu juga bisa memberinya uang saku tanpa tambahan alias konsisten yang mengharuskannya berpikir kritis tentang pilihan dan konsekuensi potensial sebelum mereka membuat keputusan.

Baca Juga: Ide Kegiatan Edukasi Alam untuk Anak-Anak yang Bisa Dilakukan di Rumah

Jadi, mengembangkan pola pikir kritis adalah salah satu keterampilan hidup terpenting yang dapat Kawan Puan berikan kepada anak-anak.

Pada akhirnya, mereka tidak hanya akan mampu berpikir sendiri, tetapi juga akan menjadi orang dewasa yang lebih bijak suatu saat nanti.(*)