Mindfulness: Pertolongan Pertama Bagi Nakes yang Alami Stres

Sarah D. Ekaputri - Minggu, 22 Agustus 2021
Mindfulnes, pertolongan pertama bagi nakes yang alami burnout.
Mindfulnes, pertolongan pertama bagi nakes yang alami burnout. Freepik.com

Untuk mempraktikkan mindfulness dalam penanganan stres nakes selama bekerja, ternyata tak sulit, cukup dengan latihan pernapasan, atau mindful breathing.

Pada saat cemas, umumnya napas menjadi lebih pendek dan beralih ke pernapasan dada.

Karenanya, nakes dapat mencoba memperbaiki alur pernapasan agar merasa lebih tenang.

Latihan pernapasan ini tak butuh waktu lama, dapat dilakukan di waktu senggang nakes yang pastinya tak banyak.

Pertama-tama, nakes duduk di tempat yang nyaman atau dalam posisi berbaring.

Lalu, bernapas lah lewat hidung dan diagragma secara perlahan dan dalam, pejamkan mata agar lebih terasa nyaman.

Bernapaslah dengan teknik “4-7-8”, yakni hirup napas selama 4 hitungan, tahan selama 7 hitungan, dan hembuskan selama 8 hitungan melalui mulut dengan lidah menempel di langit-langit mulut.

Lakukan teknik ini sebanyak 4 kali.

Baca Juga: Alami Burnout, Nakes Jangan Malu Akui Diri Sedang Tak Baik-baik Saja

Selama bernapas, izinkan pikiran dan perasaan hadir sejenak, bayangkan energi positif ikut masuk ke dalam tubuh saat menghirup napas, dan bayangkan segala ketegangan ikut lepas saat mengembuskan napas.

Walaupun terlihat sepele, namun mindfulness ternyata terbukti efektif dalam meringankan stres yang dirasakan.

Annisa memaparkan jika hasil riset membuktikan mindfulness yang dilakukan selama 8 minggu berturut-turut setiap hari selama 27-40 menit, akan menunjukkan hasil yang signifikan pada peningkatan aspek kognitif, afektif, fisik dan personal.

Lebih tepatnya, mindfulness dapat meningkatkan daya ingat, mengasah empati, meningkatkan sistem imun, hingga meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Pada akhirnya, agar nakes mampu memberikan rasa empati pada pasien, penting untuk berempati pada diri sendiri terlebih dahulu.

"Untuk kita bisa berwelas asih pada orang lain apalagi pada pasien, di awali dulu dengan diri kita yang harus berbaik hati pada diri sendiri,” tutup Annisa.

(*)

 

Sumber: webinar,positivepsychology.com,Infeksiemerging.kemkes.go.id
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati