Studi: Remaja Punya Kebiasaan Tidur dengan Lensa Kontak, Ini Bahayanya

Sarah D. Ekaputri - Sabtu, 14 Agustus 2021
Remaja punya kebiasaan buruk menggunakan lensa kontak saat tidur
Remaja punya kebiasaan buruk menggunakan lensa kontak saat tidur zoranm

Parapuan.co - Remaja dan gadget seolah tak bisa dipisahkan. Tidak bisa dimungkiri mayoritas remaja masa kini lebih banyak menghabiskan waktu sambil duduk di depan layar gadget.

Bukan hanya berisiko besar menimbulkan kelebihan berat badan atau obesitas, kebiasaan buruk ini juga mengancam kesehatan mata remaja.

Tak sedikit remaja yang mengalami gangguan pengelihatan, khususnya rabun jauh akibat penggunaan gadget dalam waktu lama.

Akibatnya, remaja terpaksa menggunakan alat bantu pengelihatan untuk dapat beraktivitas.

Kacamata merupakan salah satu alat bantu melihat yang aman. Tetapi, banyak remaja yang enggan menggunakan dan beralih pada lensa kontak karena kacamata dianggap membuat penampilan jadi kurang menarik.

Sayangnya, pengetahuan remaja terkait tata cara penggunaan lensa kontak yang benar masih sangat minim.

Akibatnya, banyak remaja terlibat dalam penggunaan lensa kontak secara sembarangan yang membahayakan bagi kesehatan mata.

Dilansir dari Healthline, sebanyak 85 persen remaja, 81 persen dewasa muda, dan 88 persen orang dewasa pengguna lensa kontak melakukan setidaknya satu kebiasaan buruk yang risiko infeksi mata.

Kebiasaan yang paling sering dilakukan adalah tidur menggunakan lensa kontak.

Sebagian mungkin tak mengalami masalah apapun ketika sesekali menggunakan lensa kontak saat tidur.

Baca Juga: Perlukah Menggunakan Kacamata Antiradiasi Saat Pakai Laptop? Begini Penjelasannya

 

 

Nyatanya, kebiasaan ini bisa sangat membahayakan kesehatan mata jika dilakukan terus menerus.

Bahkan, bisa saja efek buruknya langsung terasa walaupun baru pertama kali menggunakan lensa kontak saat tidur.

Penggunaan lensa kontak saat tidur menyebabkan remaja berisiko enam kali lipat mengalami infeksi pada mata.

Selain itu, efek lanjutan dari penggunaan lensa kontak saat tidur dapat berupa masalah yang lebih serius seperti bacterial kerastisis, acanthamoeba keratitis, dan fungal keratitis.

Bacterial Kerastisis adalah infeksi mata akibat infeksi bakteri Staphylococcus aureus atau Pseudomonas aeruginosa.

Remaja semakin rentan mengalami gangguan ini saat sistem imun sedang dalam kondisi kurang prima. Selain itu, gangguan ini juga dapat dipicu oleh cidera pada mata.

Sementara itu, Acanthamoeba keratitis disebabkan oleh infeksi amoeba.

Amoeba yang menginfeksi mata ini bisa jadi berasal dari air keran, sungai, danau, atau air di kolam renang.

Itu sebabnya lensa kontak mesti dibersihkan dengan menggunakan cairan pembersih khusus, bukannya dengan air keran.

Selain itu, ancaman infeksi amoeba ini menyebabkan tidak dianjurkannya menggunakan lensa kontak saat berenang.

Baca Juga: 4 Tips Jaga Kesehatan Mata Saat Memakai Softlens Sehari-hari

 

Sebab Kawan Puan tinggal di Indonesia, negara tropis nyatanya bisa membuat remaja makin berisiko mengalami fungal kerastisis.

Infeksi ini disebabkan oleh jamur dan makin diperparah jika lensa kontak digunakan saat tidur.

Ketiga gangguan pada mata ini tak boleh diabaikan. Jika diabaikan, gangguan ini justru bisa bertambah serius bahkan menyebabkan hilangnya pengelihatan.

Beberapa gangguan dapat ditanggulangi dengan obat tetes mata yang diresepkan oleh dokter spesialis mata.

Tetapi, menjaga mata tetap sehat adalah sebuah keharusan, Kawan Puan. 

Agar remaja terlindung dari infeksi yang mengancam kesehatan mata, orang tua sangat perlu mengawasi penggunaan lensa kontak pada anak.

Selalu ingatkan anak untuk melepas lensa kontak sebelum tidur. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah infeksi pada mata juga wajib dilakukan. 

(*)

Baca Juga: Ingin Hindari Paparan Sinar Matahari, ini 7 Cara Jaga Kesehatan Mata

 

Sering Jadi Pertanyaan, Apa yang Harus Dilakukan setelah Donor Darah?