Sarat akan Makna, Filosofi 5 Wastra Indonesia dari Keberkatan hingga Persatuan

Ratu Monita - Jumat, 13 Agustus 2021
Filosofi wastra Indonesia
Filosofi wastra Indonesia Indonesia Kaya

2. Tenun Gringsing Bali

Tenun Gringsing Bali
Tenun Gringsing Bali @pesonaid_travel / Dok Instagram

Selain memiliki keindahan alam yang begitu memukau dunia, Bali juga memiliki kain tenun yang begitu indah yakni kain gringsing yang dibuat oleh Desa Tanganan, Bali. 

Kain satu ini begitu unik karena disebut-sebut sebagai satu-satunya kain tenun tradisional yang dibuat dengan teknik ikat ganda. 

Kata gringsing sendiri berasal dari kata "gring" yang berarti sakit dan "sing" berarti tidak, sehingga jika digabungkan bermakna "tidak sakit".

Karenanya masyarakat Bali meyakini bahwa kain tenun ini memiliki kekuatan magis yang dapat melindungi mereka dari berbagai macam penyakit. 

Di sisi lain, menurut mitos Bali, kain gringsing ini berasal dari kekaguman Indra (Dewa Petir Bali) akan langit malam yang memesona dan kemudian Dewa Indra menuangkannya dalam motif tenun apa yang dilihatnya pada raya pilihannya (Tanganan).

3. Ulos

Kain ulos
Kain ulos Budayanesia

Kawan Puan tentu sudah tak asing mendengar nama kain tradisional asal Suku Batak Sumatera Utara ini. 

Ulos sendiri secara harfiah memiliki arti selimut yang menghangatkan badan. 

Cara pembuatan kain ulos ini hampir mirip dengan kain songket khas Palembang yakni menggunakan alat tenun bukan mesin. 

Warna yang menjadi khas dari ulos ini didominasi merah, hitam, dan putih, kemudian dihiasi anyaman benang berwarna emas dan perak. 

Tak hanya satu, ulos memiliki beragam jenis ulos dari Batak Toba, di antaranya ragi hidup, ragih otang, dan sibolang yang biasa digunakan sebagai selendang. 

Jenis ulos lainnya adalah ulos sadum angkola atau ulos godang yang biasanya diberikan pada anak dengan harapan dapat mendatangkan kebahagiaan dan berkat bagi keluarga. 

Baca Juga: Tak Hanya Dipakai ke Pesta, Ini Fungsi Kebaya dari Masa ke Masa

Sumber: Wonderful Indonesia
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati