Ini Dampak Sekolah Online pada Tumbuh Kembang Anak Menurut Psikolog

Sarah D. Ekaputri - Kamis, 12 Agustus 2021
Sekolah online tak sepenuhnya berdampak buruk pada anak.
Sekolah online tak sepenuhnya berdampak buruk pada anak. ake1150sb

Parapuan.co - Setelah lebih setahun proses belajar mengajar di sekolah dilakukan secara daring, pemerintah terus mengevaluasi sistem pendidikan di era pandemi ini.

Pada tahun ajaran baru 2021/2022 ini, Kemendikbud Ristek akan melaksanakan sistem pembelajaran yang lebih dinamis mengacu pada kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di masing-masing daerah dan Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.

Untuk wilayah PPKM level 1 dan 2, pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas sudah dapat mulai dilakukan.

Baca Juga: PPKM Diperpanjang, Mal di 4 Kota Buka dengan Kapasitas Maksimal 25 Persen

Tentunya dengan kapasitas yang lebih kecil dan sangat memperhatikan protokol kesehatan.

Sementara itu, daerah yang berada di level 3 dan 4 PPKM, masih harus bersabar.

Sebab, kegiatan belajar mengajar masih diharuskan dengan sistem pembelajaran secara jarak jauh (PJJ).

Barangkali, ini merupakan kabar yang kurang menyenangkan untuk anak-anak maupun orang tua yang berada di wilayah PPKM level 3 dan 4.

Sekolah online memang menjadi momok tersendiri bagi sebagian besar anak.

Bagaimana tidak, pembelajaran secara daring dan dari jarak jauh ini kurang lebih berdampak pada efektivitas belajar mengajar, kesehatan, dan tumbuh kembang anak.

Dari segi efektivitas belajar mengajar, suasana belajar dari rumah secara daring yang berbeda 180 derajat dengan suasana di sekolah, sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar anak.

Hal ini lebih lengkap dijelaskan oleh psikolog pendidikan, Shanti Andin, M.Psi., Psikolog.

"Sekolah online bisa menurunkan motivasi anak untuk bersekolah karena suasana belajar yang berbeda dan umpan balik langsung yang lebih sulit diberikan oleh guru. Hal ini bisa membuat anak membuat anak merasa terisolasi dan kurang semangat saat belajar," ujar Shanti pada Parapuan, Minggu (8/8) lalu.

Belum lagi, anak akan lebih sulit untuk berkonsentrasi selama belajar daring di rumah, sebab suasana rumah bisa jadi kurang kondusif dan ada lebih banyak distraksi.

Dampak sekolah online juga dapat dirasakan pada tumbuh kembang dan kesehatan mental anak.

Baca Juga: Belajar Online Bikin Anak Stres? Ini Tips yang Bisa Kawan Puan Lakukan

Shanti menuturkan jika selama belajar dari rumah, anak kekurangan interaksi dengan teman dan guru, sehingga tak jarang anak merasa kurang mendapat dukungan atau mengalami kesulitan dalam melatih keterampilan sosialnya.

Perasaan terisolasi, kerinduan pada sekolah-guru-teman, tantangan belajar di rumah, dan berbagai perubahan dan ketidakpastian, lebih lanjut bisa berisiko mengganggu kesejahteraan mental anak.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Children's Hospital of Chicago.

Dikutip dari KOMPAS.com, penelitian tersebut menunjukkan jika sebagian besar merasa stres, cemas, marah, atau gelisah akibat metode pembelajaran online.

Namun, Menurut Shanti, ditengah situasi pandemi seperti sekarang, pertanyaannya bukan lagi seputar efektif atau tidaknya sekolah online tapi lebih baik berfokus pada cara memberikan pengalaman belajar yang bermakna untuk anak dalam kondisi ini.

Menurutnya, sistem pembelajaran lewat daring ini tidaklah sepenuhnya buruk.

Momentum ini bisa jadi titik balik bagi pemerintah untuk mengevaluasi cara pendidikan setelah pandemi usai nanti.

Terlebih dengan mulai terbiasanya anak dalam pembelajaran online atau pembelajaran campuran (blended learning) akibat situasi yang memaksa ini.

Ini pun menjadi kesempatan yang tepat untuk mengajarkan pemahaman literasi digital pada anak.

"Harapannya pemerintah dan sekolah bisa menjadikan keadaan ini sebagai bahan untuk mengevaluasi dan memperbarui sistem pendidikan dan sumber daya manusia terkait. Pembelajaran online juga bisa dijadikan sarana mengembangkan literasi digital anak," tukas Shanti.

Baca Juga: Saran Pakar ketika Orang Tua Ingin Kenalkan Anak soal Makna Kemerdekaan

Tak Hanya Berdampak pada Anak

Namun, stres akibat sekolah online tak hanya dapat dirasakan oleh anak.

Sekolah online pun memberikan dampak pada orang tua akibat banyaknya perubahan dan ketidakpastian dalam sistem pendidikan.

Orang tua dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan dari perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan selama pandemi, serta turut cakap menggunakan teknologi agar dapat memberikan bimbingan pada anak selama sekolah daring.

Orang tua juga perlu menyiapkan waktu dan tenaga lebih dalam mengawasi anak.

Tidak mengherankan jika orang tua ikut merasa stres selama masa sekolah online.

Untuk itu, menurut Shanti, orang tua perlu membangun support system yang kuat untuk mendampingi anak belajar di rumah.

"Bangunlah komunikasi yang baik dengan guru dan anak, dan carilah dukungan untuk menjaga kesehatan mental orang tua selama mendampingi anak belajar di rumah. Perjelas dan samakan ekspektasi mengenai tujuan, kegiatan, jadwal, dan cara belajar di rumah, baik antara orang tua dan guru maupun orang tua dan anak," tutup Shanti.

(*)

 

Sumber: Wawancara
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati