Dipamerkan di Paris Fashion Week, Pakaian Ini Terbuat dari Jamur asal Indonesia

Citra Narada Putri - Senin, 9 Agustus 2021
Koleksi dari Doublet ini menggunakan bahan dasar jamur asal Indonesia.
Koleksi dari Doublet ini menggunakan bahan dasar jamur asal Indonesia. MYCOTECH

Parapuan.co – Pada sebuah pegelaran busana Paris Fashion Week bulan Juni 2021 lalu, ada yang menarik terlihat di runway.

Yaitu material kulit yang digunakan oleh Doublet, sebuah merek fashion streetwear asal Jepang.

Pada koleksinya, label mode ini ternyata menggunakan material berbahan dasar MyleaTM, yang merupakan ekstraksi dari jamur asal Indonesia.

Lebih rincinya, berdasarkan siaran pers yang diterima PARAPUAN, material ini diolah oleh Mycotech Lab (MYCL), perusahaan rintisan dengan teknologi inovatif, dari jamur menjadi bahan seperti kulit terbarukan dan berkelanjutan untuk bahan pembuatan tas, perabot rumah tangga, dan pakaian.

Menerapkan sistem pengolahan yang mirip dengan tempe, MYCL mengikat miselium dengan limbah pertanian seperti sekam jagung dan serpihan kayu, lalu menumbuhkannya menjadi bahan yang disebut MyleaTM.

Baca Juga: Bijak Pilih Pakaian, Ini 4 Serat Sintetis yang Tidak Ramah Lingkungan

Bahan ini tahan api, tahan air dan fleksibel, bahkan dapat diubah menjadi berbagai kreasi kulit imitasi eksperimental.

Dibandingkan dengan kulit, MyleaTM dapat tumbuh menjadi bahan seperti kulit dengan waktu yang lebih singkat dan konsumsi air yang lebih sedikit.

Selain itu, MyleaTM mengemisi karbon dengan jumlah yang jauh lebih sedikit dan tidak menggunakan bahan kimia berbahaya atau logam berat dalam proses pembuatannya.

Hal ini tentunya dapat meminimalisir risiko berbahaya, tak hanya untuk lingkungan tapi juga bagi kesehatan manusia, dan tidak ada hewan yang dirugikan selama proses tersebut.

Koleksi Doublet yang menggunakan kulit dengan bahan dasar jamur asal Indonesia.
Koleksi Doublet yang menggunakan kulit dengan bahan dasar jamur asal Indonesia. MYCOTECH

Melalui koleksi Spring Summer 2022 (SS22) tersebut, MYCL dan Doublet ingin mengajak masyarakat agar lebih berani menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan yang lebih baik dengan merasa percaya diri akan selera fashion mereka terlepas dari stereotype yang ada saat ini.

MYCL percaya bahwa kepedulian terhadap lingkungan dapat dilakukan dengan mulai menggunakan alternatif yang berkelanjutan, seperti beralih dari kulit hewani ke serat jamur.

Pasalnya memang, ini adalah saatnya kita untuk menerapkan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan bukan hanya sekadar mengikuti tren belaka, melainkan menjadikannya sebuah kebutuhan.

“Bukan bumi yang membutuhkan kita, tapi kita membutuhkan bumi," ujar Ronaldiaz, co-founder MYCL.

"Dengan MYCL, kami mencoba menyelamatkan bumi dengan menawarkan alternatif yang berkelanjutan melalui penggunaan serat jamur sebagai pengganti kulit hewani,” tutupnya.(*)

Baca Juga: Jangan Disepelekan! Ini Dampak Fast Fashion dan Perilaku Konsumtif Pada Ancaman Limbah Pakaian

Bedah Gaya Busana Resepsi Pernikahan Mahalini Raharja dan Rizky Febian